Emma mulai mengaktifkan kembali ponselnya di malam hari. Seketika sebuah pesan masuk.
"Em.. Bisakah kamu keluar besok? Aku ingin membawamu ke sebuah tempat" isi pesan dari Liam.
Emma tercengang dan bingung. 'Bagaimana ia keluar dari sini? Dia saja terkunci di dalam kamarnya sendiri. Tidak mungkin kan ia keluar dari jendela.' batinnya. Ia mendekati jendela kamarnya dan membukanya.
Tiba-tiba pandangannya langsung buram. Ia sadar ia takut ketinggian. Walaupun hanya dua tingkat. Tapi bagi Emma, itu juga sudah menjadi momok apalagi nekat melompat dari sana.
"Aku mungkin tidak bisa keluar" balas Emma.
"Kamu lihatlah keluar jendela"
Emma heran dengan balasan Liam. Ia lalu memberanikan diri untuk menatap keluar jendelanya lagi.
Ia kaget melihat Liam yang sudah dibawah sambil melambaikan tangan padanya. Seketika Emma menunduk. Dan sebuah pesan text masuk.
"Besok aku akan menjemputmu disini jam 10 pagi"
Emma menutup mulutnya tak percaya. Ia kemudian mengintip lagi dari dalam kamar.
Liam memberinya isyarat untuk besok dan melambaikan tangannya lalu pergi.
Keesokan harinya, setelah sarapan, Emma memberitahu Bi Anik bahwa ia tidak bisa tidur kemarin malam. Jadi ia ingin tidur seharian hari ini. Ia menyuruh Bi Anik untuk tidak menganggunya seharian ini.
Setelah itu, Emma lalu mempersiapkan dirinya. Ia memakai jaket hoodie dan celana jeans. Ia juga memakai topi untuk menutupi wajahnya. Ia takut jika ia tidak sengaja bertemu Justin atau Mamanya saat di luar nanti.
Sebuah pesan masuk "Aku sudah menunggumu dibawah"
Emma mengintip keluar. Ia lalu membalas "Bagaimana caranya aku keluar??"
"Lompat saja. Aku akan menangkapmu"
"Apa?!!! Tidak mungkin! Aku tidak berani" balasnya.
"Tidak apa-apa. Percayalah padaku. Ayo!!"
Emma berpikir cukup lama, sebenarnya ia sangat takut, pandangannya mulai kabur. Namun, ia akhirnya membulatkan tekadnya. Ia percaya pada Liam.
Kepalanya sudah mulai pusing lagi karena sudah terlalu banyak menatap ke bawah sana.
Liam tetap memberinya isyarat untuk lompat.
Dengan memantapkan hatinya, Emma menutup matanya rapat. Ia langsung melompat. Dan..
Saat Emma membuka matanya. "Aku tidak mati??" tanyanya saat merasa sudah mendarat di lantai.