The Innocent of Us

Lenny
Chapter #29

Chapter #29 Reality

"Nia.. Tunggu!!" Bryan menarik tangan Nia saat mereka sudah berada di tempat parkir. 

"Lepaskan!!!" Nia menghempaskan tangan Bryan.

"Kumohon kamu jangan begitu kekanakkan. Bersikaplah dewasa" mohon Bryan.

"Apa kamu bilang? Aku kekanakkan??" Nia mendengus.

"Nia.. Percayalah. Aku saat ini hanya mencintaimu seorang. Dia itu hanyalah masa laluku"

"Buktinya tadi kalian berpegangan tangan dengan mesra"

"Jika kami memang berselingkuh. Kenapa kami harus terang-terangan di depan Liam! Dan apa tidak aneh jika anakmu hanya diam melihat ayahnya dengan wanita lain. Aku pasti sudah babak belur dihajarnya" 

"Biar saja kamu babak belur. Aku tidak peduli" Nia memalingkan wajahnya acuh.

"Please.. Percayalah padaku" Bryan berlutut di depan Nia sambil mengenggam tangannya lembut.

Nia akhirnya luluh. "Baiklah. Kali ini aku percaya. Tapi jika hal ini terulang lagi, jangan harap aku akan memberimu kesempatan lagi"

Bryan langsung memeluk Nia bahagia. 

"Ayo kita masuk ke dalam." ajak Bryan. Mereka bersama kembali ke dalam.

Liam dan Emma menyambut mereka berdua. Maria hanya menatap mereka dengan seuntai senyum di bibirnya.

"Aku minta maaf sudah membuat keributan disini" ucap Nia saat sudah berdiri di depan Maria.

"Tidak. Harusnya aku yang minta maaf." ujar Maria.

Nia tersenyum hangat walau dalam hatinya ia masih merasa sedikit kesal. "Kami pamit dulu. Semoga Justin cepat pulih ya" pamit Bryan.

Maria yang memandang mereka mulai berjalan menjauh kemudian mengatakan. "Tunggu!! Apa kalian tidak ingin tau kebenarannya?" Dalam hatinya, ia ingin sekali mengungkapkan semuanya pada mereka.

Bryan dan Nia menoleh padanya bingung.

Maria mendekati mereka. "Rasanya aku tidak ingin menyimpan semua rahasia ini lagi, sendiri. Aku akan memberitahukan kalian kenyataannya. Sebenarnya.."

Belum sempat Nia berkata lebih lanjut. Liam sudah menghampiri mereka. "Sebaiknya kalian mencari tempat yang cocok untuk mengobrol. Karena di sini tidak terlalu cocok." saran Liam melihat mereka masih di lorong rumah sakit.

Mereka bertiga lalu berjalan ke arah kantin.

Disana mereka duduk berhadapan. Sebelumnya Bryan sudah memesan es teh untuk mereka.

Lihat selengkapnya