Elric menangkap salah satu prajurit, "Ayo ramaikan festival ini, kawan." Ucap Elric, lalu melempar prajurit itu hingga terhempas ke sebuah pohon. Elric perlahan mendekati prajurit itu, tak menghiraukan prajurit lain yang melarikan diri.
Elric lalu memotong lengan prajurit itu menggunakan tangan kosong, membuat prajurit itu berteriak kesakitan. Elric lalu tersenyum puas, "Oh, perasaan ini benar-benar menyenangkan!" Aura sihir Elric semakin pekat.
Namun saat Elric ingin menyiksa prajurit itu lagi, gelang yang diberikan oleh kepala desa 2 hari yang lalu mulai bereaksi. Batu sihir yang terdapat pada gelang Elric mulai bersinar, membuat Elric berteriak kesakitan, "Aaarrgghh!"
Hingga pada akhirnya gelang tersebut patah menjadi dua, dan Elric pun langsung pingsan di tempat.
Ayla masih bertahan dengan luka tebasan di perutnya, memperhatikan Elric yang tumbang disana. Nafas Ayla sangat berat karena luka tebasan yang diterimanya cukup dalam, "Elric... kamu..." Saat itu, Ayla memperhatikan mayat Valtor. Di dekat mayat itu terdapat sebuah ramuan berwarna merah. Ayla, dengan tenaga yang tersisa merayap untuk meraih ramuan merah itu, yang mana ramuan itu adalah ramuan penyembuh. Ayla meneguk minuman itu, dan perlahan lukanya menghilang, namun tenaganya sudah mulai habis.
Ayla perlahan berdiri, mendekati Elric yang terkapar di tanah. "Elric..." Ayla lalu menggendong Elric, membawanya menjauh dari medan pertempuran berdarah itu.
"Aku tak tahu makhluk apa sebenarnya dirimu, namun aku tau bahwa kamu adalah bocah elf yang baik dan polos. Aku akan menemanimu kemanapun kau pergi, Elric." Ucap Ayla sembari menggendong Elric yang pingsan.
Keesokan harinya, di tepi sungai di hutan, matahari mulai menampakkan dirinya. Elric terbangun dari pingsannya, lalu melihat Ayla yang sedang duduk di tepi sungai, menikmati pemandangan matahari terbit nan indah. Elric berdiri, lalu mendekati Ayla.
"Ayla..." Ucap Elric dengan nada lembut.
Ayla menoleh kebelakang, menatap Elric, "Oh, kamu sudah bangun? bagaimana perasaanmu?" Ucap Ayla sambil tersenyum hangat.
"Aku... Aku tak terlalu ingat... Aku hanya ingat ketika kita bertarung dengan pasukan Valherion, lalu aku merasakan sesuatu yang aneh saat kamu menebas para prajurit itu, lalu kamu ditebas oleh Valtor, setelah itu aku tak ingat apa yang terjadi." Ucap Elric sambil memalingkan mukanya. Lalu tersadar bahwa Ayla mendapat luka tebasan oleh Valtor. "tunggu, bagaimana dengan lukamu?" Tanya Elric dengan wajah panik.
Ayla tersenyum, senang karena Elric mengkhawatirkan dirinya. "Aku baik-baik saja kok." Ucap Ayla sambil mengusap lembut kepala Elric. "Jadi kamu tak ingat kejadian saat kamu membunuh Valtor dan para prajuritnya?" Tanya Ayla kepada Elric.
"Apa... Apa maksudmu?" Tanya Elric, bingung dengan perkataan Ayla.
"Kamu diselimuti aura sihir berwarna merah, lalu mengamuk dan membantai Valtor beserta prajuritnya." Jelas Ayla kepada Elric.