"Kita butuh rencana, Fenn!" Elric berteriak dengan penuh frustrasi, sambil memanggil gelombang tanah untuk mencoba menghentikan laju Chimera. Tapi seperti sebelumnya, tanah yang ia kontrol hanya mampu menahan Chimera untuk beberapa detik sebelum hancur kembali.
"Apa kau merasa ada yang berbeda sejak kekuatanmu meningkat? Kau mengendalikan tanah lebih kuat sekarang, tapi mungkin ada sesuatu yang lain yang bisa kau manfaatkan!" Fenn berseru, mencoba memberi Elric waktu untuk berpikir di tengah serangan bertubi-tubi Chimera.
Elric mengerutkan alisnya. Memang benar, setelah peningkatan kekuatan Aetheria Sylvanis yang ia rasakan, ada sesuatu yang berbeda dalam kendali elemennya. Bukan hanya tanah, tapi juga sesuatu yang lebih dalam, seolah kekuatan alam itu sendiri menunggu untuk dipanggil. Tapi dia tidak bisa mengaksesnya di tengah dungeon ini, tempat yang dipenuhi dengan kegelapan dan batu.
Elric Kembali terlempar mundur oleh serangan cakar Chimera, Elric terbatuk, darah mengalir dari sudut bibirnya. Dia mendesah keras, merasa kekuatannya semakin terkuras.
Lalu, tiba-tiba, Elric teringat ajaran Elysia, mentornya di Aetherwood. "Alam selalu ada di mana-mana, bahkan di tempat yang tampaknya tidak memiliki kehidupan. Tanah, batu, udara, semua adalah bagian dari alam yang dapat kau kendalikan, jika kau memahami esensi mereka."
"Tanah bukan satu-satunya elemen di sini," gumam Elric, menyadari sesuatu. "Dungeon ini dibangun dari batu, dari bumi, dan itulah yang bisa aku gunakan."
Dengan tekad baru, Elric mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Bukan hanya tanah di sekitarnya yang ia panggil, tetapi juga batu-batu besar yang menjadi dasar dungeon ini. "Gaia's Fury!" serunya. Dinding dungeon mulai bergetar, dan batu-batu besar terlepas dari tempatnya, mengambang di udara.
Chimera menyadari perubahan ini dan mencoba menyerang, tetapi kali ini Elric siap. Dengan gerakan cepat, dia mengayunkan tangannya, dan batu-batu besar itu melesat menghantam tubuh Chimera. Batu-batu itu menabrak tubuh besar makhluk itu, menghentikan serangan selanjutnya.
Namun, sekali lagi, Chimera menunjukkan ketangguhannya. Meski dihantam batu, makhluk itu tidak menyerah. Dengan satu raungan besar, kepala singanya kembali menyemburkan api, kali ini lebih besar dan lebih panas. Elric kembali menggerakkan tangannya, mencoba memanggil lebih banyak batu untuk melindungi dirinya dan Fenn.
Tapi api itu terlalu kuat. Batu-batu yang ia ciptakan meleleh di depan matanya, dan Elric tahu ia tak bisa bertahan lebih lama lagi. Dia harus melakukan sesuatu yang lebih, sesuatu yang belum pernah ia lakukan sebelumnya.
Elric menggertakkan giginya, memaksa dirinya untuk terus berdiri meski tubuhnya terasa berat. "Aetheria Sylvanis, berikan aku kekuatan," bisiknya. Kali ini, dia mencoba memanggil esensi tanah dan batu lebih dalam lagi, mencoba menyatu dengan elemen-elemen itu.
Dan tiba-tiba, dia merasakannya. Suatu kekuatan yang mengalir melalui tubuhnya, lebih kuat dari sebelumnya. Bukan hanya tanah atau batu, tetapi energi alam yang menghubungkannya dengan dunia di sekitarnya. Elric membuka matanya, merasakan kekuatan baru itu mengalir dalam dirinya.
"Gaia's Aegis!" serunya dengan suara yang dipenuhi energi. Tanah, batu, bahkan udara di sekitar mereka bergetar saat Elric mengendalikan elemen-elemen tersebut dengan kekuatan penuh. Batu-batu besar yang tersisa di dungeon mulai bergerak, membentuk penghalang besar yang melindungi Elric dari api Chimera.
Namun, meskipun perlindungan itu kuat, Elric tahu bahwa ini hanya sementara. Kekuatan Chimera terlalu besar, dan dia tidak bisa mengalahkannya hanya dengan bertahan. Dia harus menyerang, dan ini adalah kesempatan terakhirnya.
Dengan kekuatan barunya, Elric menciptakan pilar-pilar besar dari batu dan tanah, menyusun jebakan besar yang menjerat Chimera dari segala sisi. Chimera meronta-ronta, mencoba membebaskan dirinya, tetapi jerat batu itu semakin kuat dengan setiap gerakan.