The Journey Of Elric : The Little Wanderer

Rivandra Arcana
Chapter #21

Sambutan Penuh Khawatir #21

Elric berdiri terengah-engah, tubuhnya terasa berat dan letih setelah pertarungan sengit melawan Chimera. Aura jingga yang menyelimuti tubuhnya perlahan menghilang, seiring dengan surutnya sihir tanah yang selama ini mengalir dalam dirinya. Tanah di sekitar arena pertarungan bergetar perlahan, seolah-olah napas terakhir dari kekuatan besar yang baru saja dilepaskan. Chimera terkapar di depan mereka, tidak bergerak lagi, tubuh besarnya tergeletak dengan bekas luka dari sihir Elric.

Fenn melompat turun dari bahu Elric, berkedip beberapa kali dan menatap tubuh raksasa Chimera dengan tak percaya. “Kita… kita berhasil, Elric,” katanya dengan suara rendah, seolah masih terkejut dengan kenyataan bahwa mereka telah selamat dari pertarungan itu. “Tapi apa yang membuat Chimera ada di sini?” Fenn menambahkan dengan wajah penuh pertanyaan.

Elric mengangguk pelan, masih mencoba menenangkan napasnya yang terengah-engah. Keringat mengalir di wajahnya, dan tubuhnya terasa sangat lemah. “Aku juga tidak tahu. Tapi satu hal yang pasti, tempat ini bukan sekadar dungeon biasa.”

Setelah beberapa saat untuk memulihkan diri, Elric dan Fenn melangkah lebih dalam ke ruangan di belakang tubuh Chimera yang kini tak bernyawa. Cahaya obor yang redup menerangi sebuah peti besar yang terletak di sudut ruangan, tersembunyi di balik bayangan yang tebal. Peti itu tampak tua, terbuat dari kayu yang sudah lama lapuk, dengan ornamen ukiran yang tampak kuno dan misterius. Seolah-olah peti tersebut sudah berabad-abad lamanya tidak tersentuh tangan siapa pun.

“Ada sesuatu di sana,” bisik Fenn dengan telinga terangkat, matanya berbinar penuh rasa ingin tahu.

Elric perlahan mendekati peti itu, perasaannya bercampur antara rasa ingin tahu dan waspada. Ia tahu bahwa apa pun yang disimpan di sini, pasti sangat berharga dan mungkin juga berbahaya. Dengan hati-hati, ia meletakkan tangannya di atas tutup peti itu dan menarik napas dalam-dalam sebelum perlahan membukanya. Engsel kayu yang tua berderit pelan, memperlihatkan isi dari peti tersebut.

Di dalam peti, tampak sebuah benda panjang yang terbalut kain lusuh. Elric menyipitkan matanya, mencoba melihat lebih jelas apa yang tersembunyi di dalam balutan kain itu. Benda itu tampak seperti sebuah tongkat atau mungkin senjata. Namun, auranya berbeda dari apa pun yang pernah ia rasakan sebelumnya ada sesuatu yang mendalam dan kuno tentang benda itu, seolah-olah menyimpan kekuatan yang tersembunyi.

“Apa ini?” gumam Elric pelan, matanya terpaku pada kain yang melilit benda tersebut.

Fenn melangkah maju dan mengendus benda itu dengan hati-hati. “Aku tidak tahu, tapi baunya aneh,” ujarnya.

Elric merenung sejenak, mencoba memutuskan apa yang harus ia lakukan. Ia tergoda untuk membuka kain yang melilit benda tersebut, namun instingnya mengatakan untuk tidak melakukannya. Ada sesuatu yang tidak beres dengan benda ini, sesuatu yang menunggu untuk diungkapkan, tapi belum sekarang.

Lihat selengkapnya