The Journey Of Elric : The Little Wanderer

Rivandra Arcana
Chapter #22

Kebenaran Yang Terkuak #22

Elric, yang kelelahan, hanya bisa menunduk dengan tatapan mata lelah. Fenn, yang biasanya suka bercanda, kali ini hanya terdiam, menunduk sambil menahan rasa sakit di tubuhnya.

“Kami menemukan lebih dari yang kami perkirakan,” jawab Elric dengan suara serak. “Ada Chimera di dalam dungeon, monster mitologi. Pertarungannya... lebih sulit dari yang kami bayangkan.”

Torak menghela napas panjang, lalu menggelengkan kepala. "Kalian beruntung masih hidup. Kalian tidak boleh bertindak gegabah seperti itu tanpa persiapan yang matang!" Teguran itu terdengar keras, tetapi jelas penuh perhatian. “Sekarang, pergilah beristirahat. Fenn, awasi Elric. Kalian berdua membutuhkan pemulihan penuh sebelum membicarakan apapun tentang apa yang kalian temukan di dungeon.”

Elric mengangguk lemah. Ia tahu Torak benar. Pertarungan melawan Chimera menguras habis tenaganya, dan dia membutuhkan waktu untuk pulih. Fenn, dengan sedikit paksaan, mengajak Elric kembali ke kamar mereka untuk beristirahat. Rasa kantuk yang tak tertahankan segera menyelimuti Elric saat ia berbaring di atas tempat tidur.

Malam berikutnya tiba, dan Elric terbangun. Tubuhnya terasa lebih baik, meski masih ada rasa pegal di beberapa bagian. Namun, pikirannya tidak bisa tenang. Mimpi yang ia alami saat pingsan di dungeon masih membekas kuat dalam benaknya.

Mimpi itu... Elric tidak bisa mengabaikannya.

Tanpa membangunkan Fenn, yang sudah tertidur lelap di sudut kamar, Elric diam-diam meninggalkan tempat peristirahatan dan melangkah menuju ruang pertemuan di mana ia berharap bisa menemukan Raja Torak. Pikirannya dipenuhi oleh peristiwa yang ia alami dalam mimpi, gambaran tentang kedua orang tuanya, kudeta, dan perang yang membara di kerajaan Sylvandor.

Saat ia tiba di aula kerajaan, Torak duduk di singgasananya, matanya tertuju pada api unggun yang menyala di tengah ruangan. Raja Harimau itu seolah sudah menunggu kedatangan Elric, meskipun jam menunjukkan malam sudah larut.

“Kau terbangun lebih cepat dari yang kuperkirakan,” ujar Torak tanpa menoleh. “Katakan, apa yang kamu temukan, Elric?”

Elric mendekat dengan langkah berat, lalu duduk di hadapan Torak. Dengan suara yang penuh kebingungan, ia mulai menceritakan mimpi aneh yang dialaminya.

“Aku... Aku mendapat mimpi aneh saat aku tak sadarkan diri sesaat setelah mengalahkan Chimera. Dalam mimpi itu... aku melihat sesuatu. Ayah dan ibuku. Mereka berada di istana yang dikelilingi oleh pemberontak. Mereka terlihat putus asa, dan kudeta sedang terjadi di kerajaan. Mereka meminta Liora, bibiku, untuk melarikan diri membawaku yang masih bayi, sementara mereka tinggal dan ditangkap oleh pasukan pemberontak.”

Torak mendengarkan dengan seksama, dan wajahnya mengeras seiring dengan setiap kata yang diucapkan Elric. Dia tahu bahwa Elric mulai mengingat sesuatu yang sangat penting.

“Kudengar nama kerajaan itu... Sylvandor,” lanjut Elric. “Aku tidak pernah tahu tentang Sylvandor. Apa kau tahu apa yang terjadi di sana? Siapa sebenarnya ayah dan ibuku, Tuan Torak?”

Torak terdiam sejenak, menatap Elric dengan tatapan tajam yang penuh pertimbangan. Akhirnya, ia menghela napas panjang, seolah sedang mempersiapkan dirinya untuk mengungkapkan sesuatu yang berat.

“Sepertinya waktunya telah tiba untuk kau mengetahui kebenaran,” ujar Torak perlahan. “Ayahmu, Louvren Miraswen, adalah raja dari kerajaan elf kuno, Sylvandor. Itu adalah kerajaan besar, namun di dalamnya, ada ketegangan yang terus tumbuh. Beberapa kaum elf percaya pada kekuatan leluhur yang diwariskan melalui garis keturunanmu. Mereka percaya, bahwa ketika kau lahir, kekuatan kuno itu akan kembali.”

Lihat selengkapnya