Keesokan harinya, Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada Torak, Elric dan Fenn memulai perjalanan mereka menuju Eldoria. Mereka mengambil jalur yang lebih tidak biasa, melalui hutan dan lereng bukit, menjauhi jalan utama untuk menghindari pengawasan.
Sambil berjalan, Elric terus memikirkan mimpinya tentang orang tuanya. Ia tidak bisa menghilangkan rasa sakit dan kehilangan yang mengikutinya. Dia juga merenungkan kisah yang diceritakan Torak tentang bagaimana ayahnya, Louvren Miraswen, dibunuh oleh pemberontak dan bagaimana keluarganya dipisahkan.
“Fenn,” Elric memanggil sahabatnya. “Apa kau pernah berpikir tentang siapa yang sebenarnya kita lawan? Apakah kita benar-benar bisa mempercayai apa yang kita dengar tentang Eldoria?”
Fenn berhenti sejenak, merenung. “Aku percaya bahwa tidak ada kebaikan atau kejahatan yang mutlak. Mungkin ada orang-orang baik di Eldoria, tetapi ada juga yang bersembunyi di balik kedok kepahlawanan.”
“Aku hanya ingin menemukan kebenaran,” Elric menjawab. “Tentang Ayla, tentang keluargaku, dan tentang apa yang sebenarnya terjadi di Eldoria.”
Mereka melanjutkan perjalanan dengan ketegangan yang mengisi udara di sekitar mereka. Semakin dekat mereka dengan Eldoria, semakin kuat perasaan campur aduk yang dirasakan Elric.
Setelah enam bulan perjalanan penuh tantangan, Elric dan Fenn akhirnya tiba di perbatasan Eldoria. Pemandangan di depan mereka sangat berbeda dengan hutan dan pegunungan yang mereka lalui sebelumnya. Gerbang Eldoria yang megah dan menjulang tinggi berdiri di hadapan mereka, dihiasi dengan lambang kerajaan yang bersinar di bawah sinar bulan. Namun, di balik keindahan itu, Elric merasakan adanya ketegangan yang mengisi udara.
"Saatnya kita melakukan penyelidikan," kata Elric, menatap Fenn. "Aku akan menggunakan kekuatan Aetheria Sylvanis untuk mencari tahu keberadaan Ayla."
Fenn mengangguk, matanya penuh semangat. “Aku akan membantumu. Kita harus berhati-hati.”
Elric mengambil posisi di tempat yang aman, jauh dari pandangan penjaga. Ia menutup matanya dan memusatkan pikirannya, memanggil kekuatan Aetheria Sylvanis yang mengalir dalam dirinya. Menggunakan teknik Whisper of the Forest, ia merasakan energi alam di sekelilingnya. Kekuatan ini memungkinkannya untuk berkomunikasi dengan makhluk-makhluk hutan dan mencari informasi yang dibutuhkan.
Rambutnya berkibar lembut saat ia membisikkan kata-kata mantra, dan seakan-akan suara angin menjawabnya. Elric membuka saluran ke alam dan memanggil suara-suara di sekelilingnya. Dia mendengar bisikan dedaunan dan suara sungai yang mengalir. Perlahan, informasi mulai mengalir ke dalam pikirannya.
"Ayla... Ayla..." Elric memanggil nama sahabatnya dalam hati. Ia merasakan sebuah aura familiar, yang mengarah ke menara tinggi di dalam istana Eldoria. "Dia ada di menara Althea," pikirnya.
"Elric, kau menemukan sesuatu?" Fenn bertanya, mengamati sahabatnya yang tenggelam dalam konsentrasi.
"Ya," jawab Elric, membuka matanya. "Ayla berada di menara Althea. Kita harus menunggu hingga malam dan menyelinap masuk ke kerajaan."