Elric, Ayla, dan Fenn memutuskan melanjutkan perjalanan mereka menuju persembunyian kakak Ayla, Rakka. Rakka, yang dikenal sebagai pria bertopeng, sebelumnya telah memberikan bantuan pada Elric dalam petualangannya, dan kini menjadi sosok penting yang mungkin bisa membantu mereka dalam mencari jawaban. Ayla mengungkapkan bahwa Rakka bersembunyi di Kerajaan Merchanis, sebuah wilayah yang terkenal dengan pasar bebasnya dan kekayaan besar dari perdagangan.
Perjalanan menuju Kerajaan Merchanis tidaklah mudah. Butuh waktu beberapa minggu untuk tiba di sana, dan sepanjang perjalanan, mereka harus melewati berbagai medan berat, mulai dari hutan-hutan lebat hingga pegunungan terjal. Namun, meski fisik mereka lelah, semangat mereka tetap tinggi, terutama dengan tujuan yang jelas di depan mata.
Fenn, yang biasanya suka bercanda, tampak lebih serius. Ia menjaga sikap waspada sepanjang perjalanan. "Merchanis adalah tempat yang berbahaya," ujarnya di suatu malam ketika mereka beristirahat di bawah pohon besar. "Pasarnya memang kaya, tetapi di balik semua itu, ada banyak intrik dan permainan politik yang licik. Kita harus sangat hati-hati."
Elric mengangguk sambil memperhatikan area sekitar di depan mereka. "Aku juga mendengar banyak cerita tentang Merchanis," jawabnya. "Ada berbagai macam makhluk dari seluruh penjuru dunia yang datang ke sana untuk berdagang. Banyak peluang, tapi juga banyak ancaman."
Ayla, yang duduk di dekat Elric, hanya terdiam sejenak sebelum akhirnya bicara, "Rakka sering menyebut Merchanis sebagai tempat yang bisa menyembunyikan apa saja. Aku yakin dia memiliki alasan kuat untuk bersembunyi di sana."
Setelah percakapan singkat itu, mereka melanjutkan perjalanan keesokan harinya. Hari demi hari berlalu, dan mereka mulai mendekati batas wilayah Merchanis. Tanah yang mereka lewati mulai berubah dari hutan lebat menjadi dataran yang lebih terbuka. Suasana juga berubah. Semakin dekat dengan Merchanis, semakin banyak pedagang dan kafilah yang mereka temui di sepanjang jalan. Para pedagang itu sering kali membawa berbagai barang dagangan dari seluruh dunia, mulai dari kain sutra hingga senjata langka.
Suatu sore, ketika mereka sedang berjalan melalui dataran berbatu, Fenn tiba-tiba menghentikan langkahnya. Telinganya yang sensitif mendeteksi sesuatu yang tidak biasa. "Diam," bisiknya dengan nada serius. "Ada sesuatu di udara."
Elric dan Ayla berhenti, mengikuti arahan Fenn. Tiba-tiba, terdengar suara sayap besar yang mengepak di kejauhan. Mereka semua mendongak dan melihat sosok besar yang terbang rendah di atas pegunungan di kejauhan. Naga. Naga besar berwarna merah dengan sisik yang berkilauan dalam cahaya matahari.
Mata Elric membelalak, dan Ayla mencengkeram gagang pedangnya dengan tegang.
"Naga," gumam Elric pelan. "Sepertinya tidak mendekat, tapi kita harus berhati-hati."
Fenn mengangguk setuju. "Naga jarang menyerang tanpa alasan, tetapi lebih baik kita tidak menarik perhatiannya. Ayo, kita cari tempat berlindung."