Perjalanan menuju Merchanis terasa semakin berat, bukan karena jarak atau bahaya yang menghadang, tetapi karena beban rahasia yang Ayla simpan. Mereka bertiga, Elric, Ayla, dan Fenn telah mendekati perbatasan kerajaan Merchanis, tempat yang terkenal dengan kekayaan dari jaringan perdagangan luasnya. Namun, tujuan mereka bukanlah kekayaan, melainkan mencari Rakka, pria bertopeng yang sebelumnya membantu Elric dalam perjalanannya.
Elric telah mengetahui rahasia besar tentang dirinya bahwa ia adalah pangeran dari kerajaan Sylvandor yang telah jatuh akibat kudeta. Ayahnya, Louvren Miraswen, tewas dalam perebutan kekuasaan. Rakka, yang ternyata adalah kakak Ayla, merupakan tangan kanan pasukan bayangan kerajaan Sylvandor. Identitasnya sebagai agen rahasia kerajaan telah terbongkar, memaksa Ayla untuk bertindak lebih cepat.
Ketika mereka tiba di perbatasan Merchanis, Ayla menatap Elric, mencoba mengukur reaksinya. “Kau sudah tahu semuanya, kan?”
Elric menundukkan kepalanya sejenak sebelum menatap Ayla dengan mata yang penuh dengan keteguhan. “Aku tahu. Tentang siapa aku sebenarnya, tentang Sylvandor... dan juga tentang Rakka.”
Ayla terdiam, berusaha menahan emosi yang bergejolak di dalam dirinya. “Maafkan aku karena merahasiakan ini begitu lama.”
Elric menggelengkan kepala, “Tidak apa-apa, Ayla. Aku mengerti. Semua ini terlalu berat untukmu.”
Fenn, yang biasanya penuh canda, kali ini hanya diam, sadar betul akan pentingnya percakapan ini. “Jadi, apa rencananya sekarang?” tanya Fenn, memecah kesunyian.
Ayla menatap Fenn dan Elric, lalu dengan tegas menjawab, “Aku harus menemui Rakka. Identitasnya sudah terbongkar, dan aku khawatir dia dalam bahaya. Dia mungkin satu-satunya yang bisa membantu kita merebut kembali Sylvandor… dan membalaskan dendam keluargamu, Elric.”
Elric mengangguk, penuh keyakinan. “Kita akan melakukannya bersama. Sylvandor adalah takdirku, tapi aku tidak bisa melakukannya sendiri.”
Setelah berhari-hari perjalanan, mereka akhirnya tiba di kota perdagangan Merchanis. Pasar ramai dengan pedagang dari berbagai bangsa yang saling bertransaksi barang-barang berharga. Namun, Elric, Ayla, dan Fenn menyelinap ke gang-gang tersembunyi, mengikuti petunjuk yang diberikan oleh kontak rahasia Rakka. Mereka akhirnya tiba di sebuah tempat tersembunyi di bagian bawah tanah dari salah satu gedung besar di pusat kota.
Saat mereka masuk ke ruangan gelap dan sempit, Rakka muncul dari bayang-bayang. Wajahnya masih tersembunyi di balik topeng, namun ada aura kekhawatiran di sekelilingnya.
“Ayla… Elric… aku sudah menunggu kalian,” kata Rakka dengan suara berat.
Elric maju selangkah. “Identitasmu sudah terbongkar. Apakah kau masih aman di sini?”
Rakka mengangguk pelan. “Untuk saat ini, aku masih aman. Namun, aku tak bisa lama di sini. Kerajaan Eldoria mulai memperketat pengawasan mereka di wilayah ini. Mereka tahu aku ada di sini, dan mereka pasti tahu tentang kau, Elric.”
Ayla tampak cemas. “Apa rencana kita selanjutnya?”