Pelatihan Elric semakin menantang dari hari ke hari. Elysia terus memandu Elric dengan hati-hati, namun setiap kali Elric mencoba menyatukan energi alam dengan tubuhnya, selalu terjadi penolakan. Energi Aetheria Sylvanis dan energi alam saling bertabrakan di dalam dirinya, seakan tubuh Elric menolak keberadaan satu sama lain.
Hingga pada suatu hari, saat Elric berlatih di tepi sungai di bawah air terjun, dia mencoba lagi untuk mengalirkan energi alam melalui tubuhnya. Namun kali ini, penolakannya jauh lebih kuat daripada sebelumnya. Energi alam yang berusaha masuk ke dalam tubuhnya terasa seperti gelombang yang melawan badai besar di dalam dirinya. Tubuhnya bergetar, seolah-olah dua kekuatan yang bertolak belakang saling berbenturan dalam pertempuran sengit.
Tiba-tiba, Elric merasakan ledakan energi dari dalam tubuhnya, seperti ledakan besar yang tak bisa ia kendalikan. "Tidak...!" seru Elric, tapi terlambat. Tubuhnya terpental dengan keras, dilemparkan oleh kekuatan energi yang kacau balau hingga jatuh ke dalam air terjun.
Dengan tubuh yang tenggelam di bawah air, Elric terlempar ke dasar sungai, hampir tak sadarkan diri. Namun, saat ia mencoba bangkit dari dalam air, sesuatu yang aneh terjadi. Perasaan gelap yang sudah lama tak muncul kembali menyerang dirinya. Kegelapan yang telah ia coba lupakan, kekuatan yang dulu tak bisa ia kendalikan, yaitu Festival Of Blood, muncul kembali. Aura hitam pekat merayap dari tubuh Elric, memenuhi air di sekitarnya dengan energi gelap dan ganas.
Elric muncul dari air terjun, berdiri di atas bebatuan dengan mata yang bersinar merah darah, napasnya terasa seperti hirupan kegelapan. Sihir vampir yang dulu ia kendalikan dengan susah payah, kini bangkit kembali, membawa serta nafsu yang tak terkendali.
"Elysia..." suara Elric terdengar dalam, bergetar dengan kekuatan gelap. Dia melangkah maju dengan cepat, dan dalam sekejap, tangannya melesat ke depan, siap menyerang mentornya.
Namun, Elysia sudah bersiap. Mata hijau tajamnya bersinar saat dia dengan cepat mengangkat tangannya ke arah tanah. "Verdant Chain Of Eternity!" serunya, dan seketika, rantai-rantai hijau besar keluar dari tanah, tumbuh dengan cepat dan kuat, melilit tubuh Elric sebelum ia sempat mendekat.
Rantai-rantai itu, terbuat dari akar-akar tebal yang menyala dengan kekuatan alam, segera mengikat Elric. Tubuh Elric bergetar hebat, melawan cengkraman rantai-rantai itu, tapi kekuatan Verdant Chain Of Eternity terlalu kuat. Rantai-rantai itu tidak hanya menahan gerakannya, tetapi juga mulai menekan kekuatan Festival Of Blood yang merasukinya.
“Elric!” teriak Elysia dengan nada penuh peringatan. “Jangan biarkan kegelapan itu menguasaimu!”
Tapi Elric tidak mendengarnya. Pandangannya kabur, dikuasai oleh kekuatan Festival Of Blood yang menggempur pikirannya. Rantai-rantai hijau terus melilitnya, semakin erat, hingga akhirnya kekuatan gelap di tubuh Elric mulai melemah.