Tiba-tiba, Elion bertingkah aneh. Elric, Ayla, dan Rakka terkejut saat menyaksikan perubahan mengerikan yang dialami Raja Elion. Tubuhnya mulai menggelembung, dipenuhi urat-urat hitam yang berdenyut, sementara kulitnya mengelupas dan berubah menjadi hitam kelam. Sebuah aura gelap melingkupi dirinya, dan dari punggungnya, tumbuh sayap besar seperti kelelawar. Sepasang tanduk tajam menjulur keluar dari dahinya, dan matanya bersinar merah dengan kebencian yang mematikan. Saat perubahan itu selesai, Raja Elion telah menjadi monster iblis yang mengerikan, dipenuhi kekuatan kegelapan yang luar biasa.
Elric merasakan hawa dingin yang menakutkan mengalir di udara, sementara Ayla dan Rakka memasang posisi bertarung. “Apa… apa yang telah kau lakukan, Elion?” teriak Elric dengan napas tersengal.
Elion tertawa terbahak-bahak, suaranya kini bergema seperti suara dari neraka. “Ini adalah bentuk akhirku, kekuatan sejati yang telah lama aku cari! Dengan eksperimenku, aku telah melampaui batas-batas elf,” jawabnya, suaranya bergaung dalam kegelapan yang mengelilinginya. “Namun, untuk menyempurnakan transformasi ini, aku membutuhkan sesuatu yang hanya bisa kau berikan, Elric… kekuatan Aetheria Sylvanis!”
Elric menggenggam erat tongkat sihirnya, merasa kemarahan dan tekad membakar dalam dirinya. “Aku tidak akan membiarkanmu menggunakan kekuatanku untuk tujuan jahatmu!”
Pertarungan pun dimulai, dengan Elion, atau makhluk yang pernah menjadi Elion melompat ke arah mereka dengan kecepatan yang luar biasa. Tangan besar dan berkuku tajamnya melambai, mengeluarkan serangan mematikan yang memotong udara seperti bilah pedang. Elric, Ayla, dan Rakka berguling menghindar dengan cepat, nyaris tertebas oleh serangan brutal itu.
Elric merapal mantra, “Aetheria Sylvanis, Gaia’s Earthspike!” Tanah di sekitarnya mencuat ke atas, membentuk tombak-tombak batu yang menghantam tubuh Elion. Namun, serangan itu tidak berpengaruh banyak,- tombak-tombak tersebut pecah begitu saja saat menyentuh kulit iblis yang keras seperti baja. Elion hanya tertawa, lalu dengan satu hentakan kakinya, tanah di sekitarnya bergetar dan meledak, membuat Elric dan teman-temannya terpental.
“Kita harus menyerangnya bersamaan!” seru Ayla, mengangkat pedangnya yang bersinar. Dia melompat ke arah Elion, menebaskan pedangnya dengan cepat dan akurat, berusaha mengenai titik-titik lemah di tubuh makhluk itu. Namun, Elion begitu cepat dan tangkas. Dia menangkis setiap serangan Ayla dengan mudah, lalu membalas dengan pukulan keras yang hampir menghancurkan pertahanan gadis itu.
Rakka berusaha membantu dengan melancarkan serangan dari sisi lain, mengarahkan tombak energinya yang bersinar terang ke arah sayap Elion. Serangannya berhasil mengenai salah satu sayap dan membuat iblis itu berteriak marah, tetapi efeknya tidak berlangsung lama. Elion berbalik dengan ganas dan menghempaskan sayapnya, menciptakan gelombang energi gelap yang memukul Rakka hingga terseret beberapa meter ke belakang.
Elric kembali maju, kali ini memfokuskan sihir Aetheria Sylvanis, “Aetheria Sylvanis, Hephaestus Emberstorm!” Langit di atas mereka kembali dipenuhi badai api yang membawa bara logam panas, jatuh seperti hujan yang mematikan. Percikan bara membakar tanah dan mengepung Elion. Namun, Elion hanya mengayunkan tangannya, menciptakan perisai kegelapan yang menghalangi api tersebut.