Di sekitar mereka, pertempuran antara pasukan Sylvandor dan Eldoria masih berkecamuk. Tanah telah tercabik-cabik, darah memenuhi medan perang, dan raungan serta suara senjata yang saling berbenturan terdengar di mana-mana.
Elric menggenggam tongkat sihirnya erat-erat, nafasnya berat namun matanya masih bersinar dengan tekad yang tidak goyah. "Ayla, kita harus menemukan cara untuk mengakhiri ini sekarang. Dia terlalu kuat, dan aku takut kita tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi."
Ayla, yang berdiri di samping Elric dengan pedang berlumuran darah, mengangguk dengan tegas. "Apa yang kau rencanakan, Elric? Kita harus bertindak cepat."
Elric memandang ke arah Elion yang sedang tertawa, seolah menikmati penderitaan yang dialami oleh para pejuang Sylvandor. "Aku menyadari sesuatu. Tidak mungkin kekuatan seperti itu berasal dari eksperimen biasa... Dia pasti bersekongkol dengan raja iblis. Itu sebabnya dia membutuhkan kekuatan Aetheria Sylvanis," gumam Elric, suaranya penuh dengan keyakinan dan kemarahan.
Tanpa menunggu lebih lama, Elric dan Ayla meluncur maju lagi, menyerang Elion dengan serangan gabungan. Elric memanfaatkan seluruh sihir yang tersisa dalam dirinya, menciptakan ledakan petir dan api yang mengalir melalui tanah, sementara Ayla menyerang dengan kilatan cahaya yang kuat, berusaha menemukan celah di pertahanan Elion. Mereka tahu bahwa kesempatan mereka sangat kecil, tetapi menyerah bukanlah pilihan.
Elion menyeringai saat melihat Elric dan Ayla menyerang bersamaan. “Kalian tidak tahu kapan harus menyerah, ya?” ucapnya dengan suara yang terdengar seperti seribu gemuruh sekaligus. “Kalau begitu, biarkan aku mengakhiri penderitaan kalian!”
Dengan satu gerakan cepat, Elion mengangkat tangannya dan mengayunkan cakarnya dengan kekuatan yang luar biasa, menciptakan gelombang energi kegelapan yang memukul mundur Elric dan Ayla. Serangan itu begitu kuat hingga membuat mereka berdua terpental jauh ke belakang, menghantam tanah dengan keras. Ayla merasakan nyeri di seluruh tubuhnya, sementara Elric mencoba bangkit meski tubuhnya terasa sangat berat.
Elion tidak memberikan mereka waktu untuk pulih. Iblis itu melompat dengan kekuatan yang mengejutkan, dan sebelum Elric bisa merapal mantra lain, dia telah menubruk Elric, menekannya ke tanah dengan satu tangan raksasanya. Cakar besar iblis itu menggenggam tubuh Elric erat-erat, dan nyala api hitam mulai membakar kulitnya.
“Elric!” Ayla berteriak, berlari sekuat tenaga untuk mencoba membantu temannya. Dia melayangkan serangan pedangnya ke arah tangan Elion, berusaha membebaskan Elric dari genggaman iblis itu. Serangannya mengenai tangan Elion dan menciptakan percikan cahaya, namun cengkeraman itu tidak terlepas.