Arken dan Alexa kembali dalam ruangan, Madam Fernyt sudah undur diri, tapi Madam Eunea masih menyanyikan sebuah lagu lagi. Arken dan Alexa mengambil minum dan kembali ke meja, Miranda Orin sudah tidak ada.
“Kemana Miranda?” tanya Alexa pada Tro.
“Dia ke toilet… sejak sore tadi dia sudah tidak enak badan, tapi dia enggan untuk menolak dan melewatkan pesta kelulusan.” jawab Tro dengan gelisah, merasa bersalah, “Seharusnya aku tak terlalu memaksanya… kasihan dia.”
“Mungkin kau bisa mengizinkannya untuk pulang pada Bu Karnid." cetus Alexa.
“Hmmh… iya, akan kutanyakan nanti apakah dia ingin pulang saja.”
Axella menyodorkan minuman rasa madu segar pada Tro, “Minumlah, jangan gelisah seperti itu. Sebentar lagi dia juga pasti kembali.”
Tro menerima gelas dari Axella dan langsung meminumnya sampai habis. Sekitar lima menit kemudian Miranda kembali dan ia tampak semakin pucat, lebih pucat dari awal dia datang ke sekolah.
“Miranda, apakah kau ingin pulang saja?” Tro bertanya pada Miranda begitu ia duduk di kursi di sebelahnya.
“Aku tak apa… aku rasa aku masih kuat di sini sampai acara selesai. Aku hanya sedikit pusing, jadi aku akan duduk-duduk saja di sini.” Miranda menyeka kepalanya. Kondisinya benar-benar tidak baik.
“Baiklah, kalau kau merasa tak kuat bilang saja, aku akan meminta izin pada guru untuk membawamu pulang.”
“Aku tidak apa-apa. Terima kasih Tro.”
“Jangan sungkan padaku Miranda… aku merasa agak bersalah karena kau harus menahan diri di sini.”
“Bukan salahmu. Aku yang menginginkannya.” Miranda membuang muka.
Pertunjukkan masih berlanjut diikuti dengan pemberian perkamen berisi tanda kelulusan dan sebuah kenang-kenangan berupa bola Kristal. Para murid maju satu per satu setiap namanya dipanggil.