The Kingdom of Parandore

G. Cha
Chapter #31

Malam yang Dingin

Sementara itu,

Alexa, Axella, dan Claizh sudah sampai di puncak gunung. Di sana hanya ada lima pohon yang berdiri, tanah datar itu tidak terlalu luas. Beberapa meter di bawah, mereka bisa melihat rimbunnya pohon yang menyelimuti gunung. Udara sangat dingin dan berat. Claizh melepaskan Axella dan Alexa.

“Apa yang kau inginkan dari kami?!” Axella meneriaki Claizh putus asa.

“Sudah jelas bukan? Blackloz...”

“Biarkan kami pergi!” Axella berteriak lagi.

Claizh hanya diam.

“Jadi apa yang kau tunggu?” selidik Alexa lebih tenang dari saudarinya.

“Malam yang sempurna.”

“Kenapa?” Alexa masih bertanya dan mencoba mengulur waktu.

“Karena Blackloz hanya akan bisa dikeluarkan di malam hari. Lebih baik kalian manfaatkan kesempatan terakhir kalian untuk bersama.” ujar Claizh dingin.

“APA?!”

“Salah satu dari kalian akan mati.” jelasnya.

“Kau sungguh…”

Alexa dan Axella saling tatap. Terdiam. Apa yang harus mereka lakukan? Mereka tak ingin mati sekarang, tapi juga tak ingin saudarinya yang jadi korban.

Hari semakin gelap. Mereka terus berpikir. Tapi jika harus melawan Claizh Flou yang seperti ini, percuma. Dengan segala kemungkinan yang ada, mereka kalah sebelum berperang.

Claizh sangat mengerikan. Entah bagaimana mereka bisa tertipu oleh sikap manis dan lembut pria itu sebelumnya. Dia sangat berbeda dari Yaesha dan Fellycith. Bagaimana perasaan ibu dan ayahnya mengetahui sikap putra mereka yang menjijikkan ini? Rasanya benar-benar tak bisa dipercaya, bahkan ia telah membunuh ayah dan ibunya sendiri meskipun secara tak sengaja dan tak langsung.

“Tidakkah kau ingin mengakhiri semua ini dan hidup lebih baik?”

“Lebih baik dari apa atau siapa?” Ia menatap lurus pada Alexa Zalleire yang kini sudah menjadi istrinya.

Alexa menunduk, jantungnya berdetak sangat keras. Apa yang sedang terjadi? Tidak pantas bagi jantungnya untuk berdetak lebih kencang pada tatapan mata Claizh Flou yang seakan menuntut kepatuhannya. Ya… ia adalah pengantin Claizh saat ini.

Betapa gilanya! Dulu sewaktu usianya lebih muda, ia berjanji akan menjadi istri yang baik dan patuh bagi suaminya, dan kini… apakah ia akan disebut istri pembangkang dan durhaka? Tidak! Tentu saja tidak. Claizh Flou tak pantas menerima rasa hormat dan ibanya. Ia adalah monster. Dan lebih buruk daripada Mistrange seisinya.

“…”

“Tidakkah kau ingin hidup bersamaku?” tanya Claizh dengan nada malasnya pada Alexa.

“Tidak. Sama sekali tidak.” Alexa berbohong.

Ia mungkin akan cukup senang jika ia bisa hidup dengan Claizh yang dahulu dikenalnya. Tapi setitik perasaan itu harus ia buang dan kubur dalam-dalam. Tidak. Tentu saja tidak, setelah semua yang terjadi. Apa yang sedang dipikirkan pria itu? Dia pikir ia akan memaafkannya?

Axella menggigil kedinginan, merapatkan tubuhnya di belakang Alexa yang masih mencoba mencari bahan pembicaraan untuk mengulur waktu dan menyadarkan Claizh.

*****

Akhirnya, malam benar-benar datang. Claizh melakukan sihirnya. Ia mengendalikan tubuh si kembar, Alexa dan Axella ditidurkan sejajar di atas batu dengan ujung kaki di arah yang berbeda. Sihir itu mengikat kuat pergerakan kedua putri.

“Hampir saja, kalian menghancurkan kalung yang berharga ini...” Claizh menyentuh dan mengamati kalung Alexa yang memperlihatkan retakan cukup dalam.

Lihat selengkapnya