The Last Blow

Amirullah Bandu
Chapter #1

Misteri Tiga Belas Maret

D’Melati Indah Hotel and Convention, 6:48 p.m.

Orang-orang sedang sibuk mengurusi urusan mereka masing-masing. Belum genap sejam berlalu, sudah ratusan orang keluar masuk melalui pintu utama sebuah hotel paling megah di kota itu.

Tepat di hadapannya, terlihat lengkungan merah saga masih perkasa bertebaran di angkasa. Gelombang warnanya menyapu lembut kumpulan awan berbentuk paralel sehingga menyerupai ombak yang bergoyang pelan. Aneka garis itu bermetamorfosis menjadi medium yang menyatukan antara langit dan hamparan lautan di bawahnya. Benar-benar indah. Panorama ini bak sebuah lukisan beraliran futurisme yang tercipta dari tangan dingin sang maestro.

Air tiga warna berbentuk lingkaran besar tersembur ke atas dan kembali ke bawah secara otomatis. Setiap semburannya memercikkan sinar yang warnanya berubah-ubah hanya dalam hitungan detik. Beberapa meter dari sana, tepatnya di pintu masuk, dua orang petugas memeriksa setiap pengunjung yang datang.

Malam ini, keamanan lebih ketat dibanding dengan malam-malam sebelumnya. Di aula utama, ada kegiatan penganugerahan buat tokoh-tokoh lokal yang sudah berkontribusi terhadap kemajuan kota. Acara ini banyak dihadiri oleh orang-orang penting. Bahkan di antaranya, ada pejabat negara yang menyempatkan diri untuk hadir.

Bukan hanya di aula itu, tetapi di beberapa aula lain juga ada kegiatan berbeda. Sehingga banyak tamu yang lalu-lalang. Meskipun demikian, orang-orang yang memasuki pintu utama akan tetap diperiksa dengan teliti meski mereka berkegiatan di tempat lain ataukah mungkin hanya sekadar bertamu saja.

Seorang reporter muda melewati detektor dengan senyuman khasnya. Kedua keamanan itu sudah mengenal dengan baik orang tersebut. Dua tahun terakhir, ia memenangkan kategori reporter terbaik secara beruntun di kota itu. Ia kembali menjadi salah satu nominator ajang penghargaan yang diselenggaran tiap awal tahun. Hanya saja kali ini sedikit berbeda dari sebelumya. Ajang bergengsi tersebut sempat tertentu selama dua bulan lebih.

Di belakangnya, seorang wanita berjilbab biru diikuti ibu-ibu lainnya ikut masuk. Mereka adalah peserta pelatihan di ruang sebelah yang telah berlangsung selama dua hari.

Lihat selengkapnya