Tania Saraswati, duduk di pantai beralas selimut. Sosoknya yang muda dan cantik terlihat mencolok di pantai yang sepi. Ia hanya mengenakan celana pendek dan kaus tanpa lengan sederhana, membiarkan kulitnya terpanggang matahari sementara angin memainkan rambutnya yang tergerai. Wajah eksotis dengan sinar mata berbinar penuh kehidupan. Gabungan yang akan memesona siapapun ketika melihatnya.
Pesona itu sempat membuat dirinya mendapat banyak tawaran menjadi seorang model fashion. Tapi semua ditolak. Pendidikan spesialis bedah yang tengah diambil ditambah kesibukannya menjadi dokter sukarelawan di sebuah klinik yang bersifat sosial sangat menyita waktu.
Tania mengawasi seorang lelaki yang sedang asyik mengumpulkan kerang di tepi pantai. Laki-laki memang suka bertingkah seperti anak kecil, pikirnya sambil tersenyum.
“Danang! Apa yang kamu lakukan?” teriaknya kepada lelaki itu.
Danang menoleh melambaikan tangannya, menunjukan kerang yang berhasil dikumpulkannya. Ia lalu setengah berlari mendatangi Tania.
“Lihat ini, bagus kan?” Danang menaruh kerang yang dibawa ke dekat Tania dengan maksud memamerkannya.
“Bagus juga.”
Danang mengambil satu diantaranya, kerang mutiara dan mencungkil mulut cangkangnya sedikit dengan pisau lalu memberikannya ke Tania. “Coba buka, siapa tahu ada yang berharga di dalamnya.”
Pasti dia sedang mengerjai aku, pikir Tania. Dia tahu kerang jenis ini memang menghasilkan butir mutiara di dalamnya. Tapi di alam liar hal itu sangat jarang terjadi.