The Last Karta

Samuel Fetz
Chapter #2

CEMAR

Dalam perjalanan seperti biasa di kota-kota besar lain, jam pulang sekolah biasanya macet namun tidak separah kemacetan pada saat weekend tiba. Udara panas dan lembab menemani perjalanan Freed menuju warung pak Yanto yang tepatnya berada didepan SD FX.

Freed sedikit terburu-buru dalam mengendarai motor maticnya, tetapi kondisi perjalanan berkehendak lain, perempatan Sokamulya yang arah kirinya menuju ke Undir macet parah, mobil Polisi terparkir di tengah perempatan dan beberapa Polisi mengatur lalulintas.

“Kok umben, ada apa ya?” gumam Freed.

“Ada apaan sih mas?” tanya salah satu pengendara mobil.

“Waduh kurang tau saya mas, sepertinya kok urgent, soalnya tadi truk Damkar dan truk Tentara lalu lalang ke arah Undir sih,” jawab Freed.

“Mas saya duluan ya," pamit Freed kepada pengendara mobil tersebut. “Monggo-monggo mas,” pria dalam mobil itu mempersilahkan.

Inilah salah satu keuntungan mengendarai motor, bisa nyelap-nyelip di saat darurat. Berbekal skill per-ojol-an Freed berusaha mencari celah supaya motornya bisa sampai dibarisan paling depan siapa tahu mendapat informasi, ada apa gerangan terjadi.

Freed masih berusaha membelah kemacetan bersama motor maticnya, tak lama kemudian sampailah dibarisan macet paling depan. Disana Freed tidak mendapatkan informasi apapun, hanya terlihat Polisi yang sedang mengatur jalan serta pasukan elit Bayangkara yang bagian dari kepolisian dengan laras panjang berjaga-jaga, serta mengenakan baju pelindung lengkap. Freed pikir mungkin ada demo mahasiswa atau chaos polemik yang tengah terjadi dimasyarakat. Giliran sisi Freed di beri aba-aba oleh polisi lalulintas untuk jalan, dikarenakan memang kondisi jalan raya yang sudah sangat crowded.

Dengan tanpa informasi apapun Freed melaju dengan motornya ke arah SD FX, pikiran tentang kejadian tadi berlalu begitu saja. Akhirnya Freed sampai juga di warung pak yanto, tanpa banyak kata-kata Freed memarkirkan motornya di bawah pohon beringin raksasa dan berjalan ke warung pak Yanto yang jaraknya hanya 5 langkah dari pohon itu.

 “Es teh pak!” Freed setengah teriak sambil mengacungkan jarinya ke atas.

“Bukanya ada pelajaran tambahan?” sahut pak Yanto sembari prepare membuatkan es teh pesanan Freed.

“Iya sih pak katanya jessie, cuma kalau siang gini enaknya gibah disini sambil sebat,” jawab Freed sambil terkekeh.

 “Sudah lihat berita belum om?” tanya pak Yanto kepada Freed.

“Berita apa pak? jangan-jangan berita demo hari ini ya? pantes jalanan macet,” timpal Freed bertubi-tubi.

“Hah, demo apa?" tanya pak Yanto heran.

“Demo mahasiswa pak, tadi pas mau kesini jalanan macet puol, banyak Polisi dan Tentara juga,” jawab Freed sambil menyeka keringat di dahinya.

 “Menurut berita itu bukan demo lho, tunggu saja nanti pasti nongol kok beritanya di tivi” kata pak Yanto.

Lihat selengkapnya