The Last Karta

Samuel Fetz
Chapter #7

TRAPPED

 “Sayang ayo sarapan! Sudah pukul enam lho ...,” kata Lilly setengah teriak ke arah kamar Jessie. Hari selasa, biasanya jalanan tidak terlalu ramai seperti hari senin. Walau begitu sampai detik ini Lilly tidak mengetahui apa yang sudah terjadi.

“Mam, Papa dimana ya? Aku mencari dari tadi kok Papa ga kelihatan?” tanya Jessie kebingungan sembari menuruni anak tangga dengan tas ransel khas anak-anak sekolah.

“Papa belum pulang, nanti Jessie sama mama ya sayang,” jawab Lilly seperti orang yang bernegoisasi.

Jessie menuju meja makan tanpa sepatah kata pun, di ambilnya sandwich yang berisi telur dan tuna. Tanpa semangat dia pun melahapnya.

“Bekalnya sudah Mama siapkan ya, masukan sendiri ke tas ya sayang,” kata Lilly sembari mengaduk segelas susu untuk Jessie.

Setelah menghabiskan sandwich, Jessie meminum susu dengan segera, seperti sarapan anak-anak ekonomi kelas menengah yang tidak pada umumnya. Jessie adalah anak yang cerdas, mandiri tetapi karena ia adalah anak tunggal, sedikit penakut adalah sesuatu yang melekat padanya.

“Yuk ... kita jalan!” Tangan kanan Lilly membuka pintu dan tangan kirinya mengayun-ayunkan kunci mobil, seakan-akan memberi tanda bahwa mereka harus segera menuju ke sekolah.

Mereka pun segera meninggalkan rumah menggunakan mini bus merah marun, tak lupa Lilly menutup pagar rumah.

Dalam perjalanan menuju ke sekolah, Lilly terheran-heran, mengapa jalanan begitu sepi. Tidak ada seorang pun yang beraktifitas seperti hari-hari biasanya, meskipun ini hari Selasa, namun seharusnya juga tidak sesepi ini.

Mobil berhenti di perempetan ring road karena lampu merah menyala, menandakan semua kendaraan harus berhenti, anehnya hanya mobil mereka yang ada di jalanan pagi itu.

“Brakk … brakk ... brakk!”

Seorang wanita mengenakan daster krem dengan noda darah mengedor-gedor kaca mobil disamping posisi kemudi, sontak Lilly kaget dan Jessie pun ketakutan.

“Brak ... brak ... brak ...!“

Wanita itu masih menggedor-gedor, Lilly kebingungan dan ketakutan. Karena jaman sekarang banyak orang bermodus minta tolong untuk melancarkan kejahatanya.

“Tolong ... biarkan aku menumpang ... tolong … tolong!”

Wanita itu masih berusaha meyakinkan Lilly. Tak lama kemudian lampu lalu lintas menyala warna hijau, menandakan kendaraan yang berhenti harus segera melaju. Lilly pun tidak menghiraukan apa yang sudah di alami di pertengahan perjalananya, yang ia pikirkan hanya Jessie jangan sampai terlambat ke sekolah.

Tepat pukul 06:30, mobil Lilly sampai di depan gerbang sekolah yang masih tertutup.

Lihat selengkapnya