“Dhar!” Peluru lepas dari senapan tipe revolver, menembus dagu hingga ubun-ubun. Melubangi tempurung kepala, hingga otak menyembur berceceran kemana-mana. Seketika tentara dengan name tag; I Wayan Swarta, tidak lagi bergerak menyerang Andrew. Bau mesiu dan suara nyaring ledakan dari senapan revolver, seperti undangan makan siang bagi para infected yang ada disekitar Andrew.
***
Kantor Gubernur
“Perhatian … bagi saudara sekalian, bagi yang baru saja tiba mohon untuk mengantri, dengan rapi demi kenyamanan kita bersama. Silahkan menuju ruang skrining.” Arahan seseorang dengan APD dengan name tag; I Made Swaloka. Ratusan manusia riuh hiruk pikuk mengantri untuk masuk ke hall gedung kantor Gubernur yang kini beralih fungsi sebagai shelter orang-orang yang selamat.
Masyarakat yang dinyatakan sehat dan clean akan langsung bisa masuk dan di berikan makanan dan di persilahkan mengambil sleeping bag. Bagi yang tidak lulus test skrining akan diarahkan untuk karantina selama tiga hari dan dipantau perkembangan kesehatanya.
“Dia tergigit … dia tergigit …!” teriak seseorang sambil menunjuk orang yang menutup lengan kirinya dengan telapak tangan kananya.
Orang itu mencoba menghindar, namun saat mencoba berlari langkahnya terhenti, ia mematung sekitar tiga detik. Personil kesehatan dengan APD lengkap siap siaga dengan tali dan jaring untuk menangkap pria itu. Pria itu lalu jatuh disusul dengan kejang-kejang hebat, selang sepuluh detik tepat, kejangnya berhenti dan pria itu jatuh telungkup. Lima orang dengan APD perlahan mendekat dengan sikap waspada dan tanganya masih memegang jaring dan tali menunjukan sikap siap menangkap pria itu seperti hendak menangkap seekor hewan liar.
Pria itu terbangun, dan seketika menerkam orang-orang ber-APD dengan beringas.
***
“Please … ayo terbuka … please,” Lilly panik. Ia sedang berusaha membuka gembok dengan suasana langkah para infected.
“Klak!” Gembok pun terbuka. Tidak membuang waktu Lilly melepas gembok dari kaitnya, dan ia seraya mendorong gerbang kearah kiri untuk membukanya.
“Greegedeeek…,” suara rell gerbang beradu dengan roda besi yang sudah agak berkarat.
“Freed masuk!” teriak Lilly.