The Last Scene

missminasa
Chapter #3

Genta

— 2015. 

Hari pertama masuk SMA telah tiba. Aesha menyiapkan seragamnya sejak tadi malam sebelum tidur. Ia mengatur jam bekernya supaya berbunyi tepat waktu. Ia juga telah mempersiapkan tas yang akan dibawa ke sekolah. Tepat pukul 5 pagi, Aesha bangun dan langsung mandi. Ia bersiap-siap dengan cepat serta sarapan sampai perut kenyang. Hari ini ospek pertama, jadi dia tidak boleh terlambat. 

Sesampainya di depan gerbang, Aesha sengaja berhenti sebentar untuk melihat nama sekolahnya. SMA Cendekiawan. Ia tersenyum setelah membaca nama sekolah barunya dan melangkah maju ke dalam sekolah dengan semangat dan berdebar-debar. Di aula yang penuh dengan siswa baru, Aesha kesulitan mendapatkan tempat duduk dan bingung akan menyapa siapa. Namun, seorang perempuan dari baris keempat mengangkat tangannya dan melambaikan tangan ke arah Aesha. Ia pun segera pergi ke arahnya. 

Hidup penuh dengan kejutan. Itu adalah Kayshila. Ia yang pertama menyapa Aesha dan bersikap baik kepadanya. Dimulai dengan pertanyaan sederhana seperti :’Dulu SMP di mana?’ atau ‘Hai? Namamu siapa?’. Pembicaraan itu terus mengalir seiring berjalannya waktu dan mereka berdua betul-betul ditakdirkan bersama. Satu jurusan, satu kelas sampai lulus. Kemudian, selama ospek berlangsung, ada seorang siswa baru yang jahil kepada Kayshila dan Aesha. Siapa lagi kalau bukan Genta. 

Genta dulu usil, jahil, dan sering bercanda. Selalu membuat Aesha dan Kayshila kesal. Namun, itulah yang membuat dirinya menarik. Sejak hari ospek pertama, Genta pun juga telah menjadi teman Aesha.

“Sha, lu kenapa masuk IPA?” tanya Genta,

Aesha mengedikkan bahunya, “Entah. Suka aja,” jawabnya. Genta terkekeh sendiri membuat Aesha merinding. 

“Karena lo A.E.S.H.A.,” jawab Genta. Respons Aesha jelas saja, “Hah?”. Genta pun kembali terkekeh sebelum menjawab. “Ilmu Pengetahuan Aesha,” jawabnya lalu tertawa keras. 

Aesha yang tak paham maksudnya, melihat tawa Genta yang terkesan lepas dan lucu pun akhirnya turut ikut tertawa. Genta dan Aesha sering bercanda bersama walaupun beda kelas. Kayshila pun begitu. 

“Sha, kalau udah lulus mau jadi apa?” tanya Genta di suatu hari, 

“Hm… gak tau ya. Gue aja ga ngerti nilai kuis kemarin berapa,” jawab Aesha dengan realistis. 

“Jadi dokter aja,” ujar Genta, Aesha mengernyitkan dahinya. “Dokter cinta buat gue,” sambung Genta dengan serius namun Aesha tertawa keras.

Melihat Genta yang tak tertawa, Aesha pun berhenti dan berdeham canggung. Karena tak mau merusak suasana, Genta pun berujar. “Bercanda kok, Sha.” diiringi tawa paksa olehnya.

Aesha pun tak menyangka Genta akan menjadi temannya sampai sekarang. Selain Kayshila dan Genta, Aesha juga berteman dengan Hugo dan Rajendra dari SMA. Namun, ada satu orang lagi di benak Aesha yang masih merupakan sosok hitam dan setiap kali Aesha berusaha mengingatnya, semakin sakit pula efek yang Aesha rasakan.


— 2022. 

Tak lama setelah keheningan kembali pecah, Rajen mendapatkan telepon dari Abi. Rajen terbelalak setelah membaca nama yang tertera di ponselnya apalagi ketika Aesha membaca nama tersebut. 

Lihat selengkapnya