The Last Scene

missminasa
Chapter #6

The Missing Puzzle Piece

Acara reuni ini berlangsung dengan sangat membosankan bagi Aesha. Abimanyu tak nampak sama sekali dan pesannya pun tak kunjung di balas. Aesha merasa kecewa namun rasa cemasnya lebih daripada itu. 

“Aesha ini minum dulu. Keburu esnya cair,” ujar Genta sambil memberikan pesanan Aesha. Perempuan muda itu mengangguk sambil tersenyum tipis. Ia masih mencari keberadaan Abimanyu. 

“Aesha cari Abimanyu, ya?” tanya seseorang dari kelasnya. Aesha sedikit ingat dia siapa namun tetap tak menjawab pertanyaannya. Ia terlalu bingung. 

“Jangan dipikir ya, Aesha,” ujar Genta dengan cepat setelah orang itu pergi dari mereka. Kayshila hanya menatap Aesha dengan perasaan tak nyaman. Hugo dan Rajendra hanya menatap Genta dengan tatapan malas. Sungguh, kesabaran Hugo dan Rajendra terhadap sikap Genta sudah habis. 

Aesha hendak menangis. Ini sudah hampir sebulan ia tidak bertemu dengan Abimanyu, bahkan pesannya pun tak dibalas. Biasanya, jika tidak bertemu, Abimanyu akan mengirimkan pesan berupa jadwal museum baru atau bertanya kabar. Sedangkan, Aesha juga akan mengirimkan coretan sketsa barunya. Aesha pun memutuskan untuk pergi ke toilet karena tak bisa menahan tangisnya. Ia begitu rindu kepada Abimanyu. 

Aesha pun menyingkirkan gengsinya dan menelepon Abimanyu. Tak lama kemudian, lelaki muda itu menjawabnya tanpa berkata apapun. Aesha gemetar dan hampir menangis. “Abi?” panggilnya, Abimanyu berdeham di seberang sana. 

“Abi, kamu baik-baik saja?” tanya Aesha dengan nada suara khawatir, “Sudah hampir sebulan aku gak dengar kabarmu....” sambungnya dengan pelan. 

“Aku baik-baik saja,” jawabnya dengan lemas. “Maafkan aku. Aku sakit jadi tak bisa datang ke reuni,” sambung Abimanyu. Perasaan Aesha menjadi dua kali lebih khawatir. Ia pun menangis. 

“Aesha? Kamu menangis?”

“Oh—enggak!” serunya, “Aku cuma ... aku cuma kebingungan. Kukira kamu akan datang, tapi ternyata enggak. Aku hanya merasa kesal karena tak bisa bertanya kepada siapapun karena ... karena aku ...” 

“Aesha, jangan dipikirkan,” selanya. Abimanyu paham Aesha tak bisa bertanya mengenai keberadaan dirinya kepada siapapun karena Aesha belum ingat akan dirinya. Dia kebingungan untuk bertanya kepada siapa. 

“Abi,” panggil Aesha,

“Aesha,” sela Abimanyu, “Maaf, sepertinya aku tak bisa bertemu kamu lagi. Maaf aku telah menghancurkan suasana,” sambung Abimanyu. Hati Aesha hampir jatuh. Sakit rasanya mendengar perkataan Abimanyu. “Jika kita bertemu, sepertinya akan ada yang salah paham. Aku tak ingin perempuan hebat sepertimu mendapat masalah dan terluka.” 

“Abi....” lirih Aesha, 

“Bukan salahmu, Aesha,” sela Abimanyu lagi. Abimanyu terlalu tahu apa yang ada di benak Aesha sehingga Abimanyu bisa menyelanya. Bukan karena tak ingin berbicara dengan Aesha, tapi Abimanyu pun kembali berpikir dua kali setelah perkelahian kemarin. 

Aesha pun hanya menangis diam-diam tanpa mengeluarkan suara. Ia akan menerima keputusan Abimanyu meski tak paham apa yang terjadi kepada dirinya. Namun, Aesha takkan diam membiarkan perasaannya terhadap Abimanyu terpendam selamanya. 

Lihat selengkapnya