The Last September

lrahmaniat
Chapter #2

Awal Pertemuan

-The Last September-

"Ayah, pendaftaran ulangnya di buka jam berapa? Aira capek nunggu 1 jam lebih di sini. mana Dhea belum datang juga lagi", ucap gadis yang bernama Aira itu yang 2 bulan lagi akan genap berusia 15 tahun kepada sang Ayah.

"Tadi siapa yang pengen berangkat pagi-pagi, sudah ayah bilangin kalau pendaftaran ulang kayak gini itu bukanya jam 9 keatas.", balas Hendra, Ayah dari gadis yang kini memasang wajah cemberutnya serta mendengus sebal, sesekali matanya melirik ke kanan ke kiri untuk sekedar melihat orang-orang di sekitarnya yang dia tahu juga akan melakukan pendaftaran ulang.

Keadaan yang membosankan, pikir gadis itu. Sambil menopang dagunya dengan tangan kirinya, dia terus melihat pintu gerbang berharap sahabat satu-satunya segera datang dan menemaninya. Sampai akhirnya matanya terpaku melihat siapa yang baru berjalan memasuki halaman SMA Nusa.

Jika kalian sudah berpikir bahwa yang berjalan di tengah halaman itu bukan Dhea sahabat gadis itu. berarti tebakan kalian sangatlah benar. mudah sekali ditebak bukan?.

Dia adalah seorang laki-laki dengan postur tubuh tinggi tegap. Lengan terkihat kokoh saat menyampirkan tas ranselnya ke bahu kirinya. Tampan untuk seukuran orang Asia, Wajahnya bersih karena sepertinya jerawatpun sangat enggan untuk bertengger di kulit putihnya.

Merasa di amati oleh seseorang, laki-laki itupun menoleh kepada orang itu. Sedangkan orang itu, ya Aira gelagapan mengalihkan pandangannya karena sudah tertangkap basah mengamati laki-laki itu. Kedua wajahnya panas, bukan karena sinar matahari yang semakin meninggi tapi karena dia malu atas tindakan bodohnya.

Ishh mata ini sungguh menyebalkan, gerutunya pada dirinya sendiri. Namun sebelum umpatan itu selesai, Ayahnya langsung menginstruksi dirinya untuk cepat mengantri karena pendaftaran ulang sudah di buka.

"Aira..." tegur Ayahnya.

"eh iya yah" sahut gadis itu setengah kaget. Setelah itu dia langsung berlari, namun tak sampai 5 langkah badannya kembali berbalik berlari ke belakang lebih tepatnya ke arah sang Ayah.

"kok balik?" tanya Hendra heran.

"Ruangannya yang sebelah mana yah? emang boleh sembarang masuk ruangan?"tanya Aira polos, ingin sekali Hendra mencubit pipi anak bungsunya. Namun sekarang ada hal yang lebih penting dari itu.

Dan perlu kalian ketahui, siswa baru yang akan melakukan pendaftaran ulang ini sangat banyak dan berhubung pendaftaran ulang hanya dilakukan 2 hari beserta jam pendaftaran ulang hanya 5 jam jadi tidah heran jika ruangan pendaftaran ulang harus 5 ruangan.

Kembali kepada si Aira yang polos namun tak sepolos itu.

"Ruang 4 Ra, kamu ini yang mau sekolah siapa tapi tidah tahu ruang untuk pendaftaran ulang saja." balas Ayahnya.

"ishh Ayah, Aira kan lupa. ya udah Aira masuk kesana dulu. kalau ayah ketemu Dhea bilang kalau Aira lagi daftar ulang" tutur Aira sambil sedikit berlari ke arah ruang yang sepertinya adalah salah satu kelas di SMA Nusa.

"iya iya sana cepat" ucap Hendra dengan nada mengusir namun tak bermaksud mengusir. Tak lama setelah ditinggal Aira untuk daftar ulang, ada seseorang yang menyapanya.

"Halo Ayah Hendra" sapa seseorang itu sambil tersenyum lebar.

"Halo Dhea, Dhea baru nyampek?" Balas Hendra dengan senyum tak kalah lebar dari Dhea.

"iya Ayah, Airanya mana? udah masuk daftar ulang ya Om?" tanya Dhea sambil celingukan ke kiri ke kanan. Ceritanya nyarik si Aira.

"Iya, tuh di Ruang 4. kamu ruang berapa?"

"eh Dhea juga ruang 4 yah, ya udah Dhea langsung kesana ya, biar cepat selesai. Dada Ayah" kata Dhea sambil berlalu dari hadapan Hendra dan melambaikan tangannya.

Jika kalian bertanya mengapa Dhea yang notabennya sahabat Aira memanggil Ayah Aira dengan sebutan Ayah juga. maka cari tahu sendiri aja alasannya kenapa? hahaha ya enggak lah bercanda elah, jangan ngambek. ya udah aku jelasin ya.

Aira dan Dhea sudah bersahabat sejak dari lahir? ah bukan, mungkin lebih tepatnya sejak berada dalam kandungan ibu masing-masing, bahkan Aira dan Dhea lahir ke muka bumi ini hanya selisih 1 bulan dan Dhea lebih dulu brojol. Orang tua Aira dan Dhea telah lama bersahabat dan sudah seperti saudara sendiri. Jadi ya gak heran lah kalau nurun ke anak-anaknya.

Jelas sudah? yuk kita intip obrolan antara Aira dan Dhea yang ternyata telah selesai melakukan pendaftaran ulang. Kini keduanya berjalan menuju Hendra yang duduk di kursi panjang di taman sekolah itu.

"Dhe, cobak tebak tadi gue ketemu siapa?" tanya Aira antusias.

"Ya gak taulah ra, kan lo gak kasik tau gue."jawab enteng Dhea.

"Ishhh kan gue bilang suruh tebak" ucap Aira kesal.

Dhea berpura-pura berpikir "emmm...ketemu mantan? ehh... lo kan gak pernah pacaran mana mungkin ketemu mantan." ucap Dhea yang di akhiri dengan kekehannya.

Lihat selengkapnya