(Tentang gadis yang memiliki sejuta harapan)
Kicauan burung-burung di taman dengan nada yang sangat merdu. Udara yang masih sangat segar selalu menghiasi pagi di kota Auxia. Kota yang tidak begitu besar tetapi memiliki jutaan keindahan di dalamnya. Kota yang sangat jarang diketahui banyak orang diluar sana. Kota ini sangat sunyi, damai, dan juga tenang. Sangat cocok untuk orang yang mempunyai sifat damai, tenang dan tidak banyak berbicara.
Seorang gadis yang memiliki mata yang indah sedang duduk di bangku taman sambil memegang buku hariannya beserta penanya. Ia menuliskan segala keindahan yang ada di depan matanya. Ia tuliskan pemandangan yang sangat damai itu.
Gadis itu tersenyum ketika Ia melihat seekor burung kecil sedang menyantap sepotong roti. Ia sangat menyukai burung kecil itu. Di kota Auxia, sangat banyak keindahan-keindahan alam. Padahal ini adalah wilayah perkotaan. Karena ini kota yang cukup sepi dan tidak banyak orang, maka masih banyak keindahan alam yang terlihat disana.
Gadis itu sangat suka berlama-lama disana. Sambil menulis, Ia selalu menatap ke langit kota Auxia. Ketika Ia sedang memandangi pemandangan itu, ada suara yang memanggil namanya. Itu suara pengasuhnya.
“Nona… Saatnya kita kembali ke rumah..” Ucap pengasuh gadis itu sambil tersenyum.
“Baik Sandhra” Jawab gadis itu kepada pengasuhnya yang bernama Sandhra.
...
Sesampainya dirumah, seperti biasa gadis itu melukis. Hobinya adalah melukis apapun yang ada di imajinasinya. Gadis itu tidak mempunyai teman, tetapi Ia tidak merasa kesepian. Baginya seorang teman tidaklah terlalu penting, karena ia bisa menemukan kebahagiaannya sendiri. Ia melukis kan sepasang kekasih dengan latar waktu. Ia tidak tahu mengapa Ia melukisnya. Tiba-tiba saja di dalam imajinasinya langsung muncul seperti itu. Tapi Ia tidak memperdulikannya dan melanjutkan lukisannya.
Saat gadis itu sedang melukis, Ia merasa ada seseorang yang sedang memperhatikannya. Memperhatikannya diam-diam agar tidak ketahuan oleh dirinya.