"Eeeeh...!" Claire terkejut mendengar apa yang diucapkan oleh kedua orang tuanya.
"Sebelum berkelana, kau harus mandiri terlebih dahulu." ayahnya berkata sambil menunjuknya dengan sendok.
Claire pun menoleh kearah kamarnya yang berantakan, bahkan lentera di kamarnya pun masih belum dimatikan. Namun keinginannya untuk mengembara ke penjuru dunia masih ia mimpikan.
"Kau belum siap, ibumu saja harus berjuang untuk mendapatkan gelar saat mengembara, itu bertujuan untuk menghindari masalah dari pengembara yang lain." Sambung ayahnya.
Claire bingung dengan apa yang dikatakan ayahnya belum pernah ia dengar sebelumnya. Gelar seperti apa yang dimaksudkan ayah hingga para pengembara lain tidak ingin mencari masalah dengan pemilik gelar tersebut.
Apakah Tess bersikeras untuk mendapat gelar The Last Duelits hanya untuk mengembara dengan aman? Terpikir Claire pada sebuah kisah yang ditulis oleh pemburu bahamut bernama Slayer.
Mendengar ucapan ayahnya mengenai sebuah gelar berperan penting dalam pengembaraan, Claire pun tidak percaya diri dengan potensinya.
Ayah benar, aku belum siap untuk mengembara, lagi pula di sini kan sudah menyenangkan walaupun aku sudah bosan melihat kabut yang tak kunjung hilang ini.
****
Ada dimana kabut di sini menghilang yakni pada musim panas tiba, orang-orang di desa bisa melihat dataran Alibion yang luas dari pegunungan. Kedua orang tua Claire sering menceritakan keadaan dibawah sana yang ramai, terlebih di kota Anderven yang merupakan kota terdekat dari desa Ceresia yang bisa ditempuh dalam waktu sepuluh jam.
"Aku penasaran dengan kisah petualangan ibu, tapi dia merebut buku itu dariku, aku harus mengambilnya diam-diam, aku tidak akan menyerah pada mimpiku!"
Claire perlahan mendekat ke pintu kamar orang tuanya dan melihat buku itu tersimpan diatas kasur.
Aku harus cepat mengambilnya sebelum ibu datang.
Ia menyelinap masuk dan mengambil bukunya, setelah berhasil dirinya terpikir untuk memperlihatkan catatan penjelajahan ibunya kepada teman-teman, siapa tahu mereka menyukainya.
Claire pun pergi ke rumah pak Alan untuk bertemu Cassandra teman baiknya, setelah beberapa kali mengetuk pintu seorang perempuan berambut pirang seumurannya membukakan pintu.
"Maaf Claire aku baru saja selesai berburu dengan ayahku tadi." Cakap perempuan itu terlihat sedang membereskan peralatan berburu miliknya.
"Bukan itu Cassandra, aku membawa sesuatu yang menarik!" Claire pun memperlihatkan buku yang dibawanya, namun Cassandra tidak terkesan karena buku itu sudah terlihat usang.
"Serius kau tidak tertarik? padahal ini buku catatan ibuku ketika pergi mengembara keliling dunia saat dia muda dulu."
Hendak berbalik, Cassandra meraih tangan Claire dan menatapnya dengan mata yang berbinar.
"Serius? aku ingin membacanya!" Cassandra pun menarik Claire masuk ke rumahnya.
Terlihat seorang anak laki-laki tengah memperhatikan sambil bersembunyi, sepertinya ia sedang menguping percakapan mereka berdua.
Cassandra pun menghampiri pria itu yang bersembunyi dibalik rerumputan tinggi di depan rumahnya, tidak lain ia adalah.
"Renn? mau apa kau mengintip rumahku? Kau menguping kami ya?" Tanya Cassa dengan nada tinggi dengan wajah yang terlihat kesal.