THE LEA'KING

Widi Martha Magdalena
Chapter #2

2. Shasa Beraksi.

"Mbak Putli!!" teriak seorang gadis kecil sambil berlari, hingga pipi gembulnya bergetar lucu.

Putri mencubit gemas pipi gembul Shasa, begitu gadis mungil itu berada di pelukannya. "Shasa, baru jam segini kok udah sampai sini?" Putri melihat jam di tangannya yang baru menunjukkan pukul dua siang. Padahal pergantian shift baru dimulai pukul tiga sore, tapi adik satu-satunya Prama itu sudah bertengger manis di pangkuannya.

"Tuh anak ngeyel banget Put, dari tadi ngributin pengen ketemu kamu. Habis nih gantungan kunci motor aku digrogotin dia." Prama menunjukkan gantungan kunci berbentuk donat yang sudah terkoyak digigitin Shasa. Gadis mungil itu merajuk karena Prama tidak kunjung mengantarkannya pada Putri, jadi habislah gantungan donat itu dengan naas sebagai pelampian Shasa.

"Habis mas Plama lama, ental-ental telus. Sha kangen sama mbak Putli. Untung cuma gantungannya yang Sha gigit. Pengennya malah gigit idung mas Plama tapi gak jadi ah tal kena pilus klona" Gadis itu tambah menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Putri.

"Pilus... Pilus, ngomong belum bener sok-sokan mau gigit mas. Sini kamu, biar mas makan pipi bakpao kamu." Prama menoel-noel pipi Shaha. Namun, gadis mungil itu tambah mengeratkan pelukannya pada Putri. "Gak usah cari perlindungan kamu." Tambahnya mencoba melepaskan pelukan Shasa dari Putri. Tapi posisi itu kalau dilihat dari arah meja Putra, seperti Prama yang sedang berpelukan dengan Putri.

"Ehm," deheman Putra membuat dua separo orang itu menoleh kearah Putra. Shasa kan kecil jadi dihitung separo aja ya. "Pertengkaran rumah tangga diselesaiin di rumah jangan di tempat kerja." Putra menatap tajam Putri.

"Apaan sih Tra..." Putri mendorong dada bidang Prama, dengan pipi yang memerah karena malu.

Prama malah semakin mendekatkan wajahnya ke arah Putri. "Putra cuma iri sama camistry kita Put," goda Prama yang membuat pipi Putri tambah memerah.

Pletak

Suara nyaring dari pulpen yang terlempar tepat mengenai kepala Prama.

Siapa lagi pelakunya kalau bukan Putra. "Camistry kepalamu, gak liat tuh adek kamu sampai kepenyet gitu," tunjuk Putra pada Shasa yang terhimpit badan Prama.

"Santai Tra..." Prama mengusap usap kepalanya yang terkena lemparan Putra. "Lagi belajar baperin anak orang ini aku. Gak liat tuh muka Putri, merahnya udah kayak bibir mbok Jum. Siapa tahu habis ini dia baper."

"Minggir gak," omel Putri sambil memukulkan buku ceklist ke kepala Prama.

"Kalian berdua ini senang banget sih menganiaya kepala ku yang gak berdosa ini." Prama mengusap-usap kepalanya yang sekali lagi kena pukul.

"Kepala kamu memang gak berdosa, isi kepala kamu itu yang dalamnya dosa semua. Mesum..." Putri menoyor kepala Prama.

"Mesum ku kan sama kamu doang Put," protes Prama masih mengusap kepalanya yang terkena pukulan dua kali.

Lihat selengkapnya