Jangan tanyakan padaku tentang dia atau mereka. Karena hidupku hanya tentang kamu dan senyummu....
G.CHARLOS
♥♥♥♥♥
Garin mall adalah salah satu dari aset Charlos group. Dimana di dalam mall tersebut terdapat swalayan, foodcourt, cafè and bar, arena bermain, bioskop, toko buku, dan lain-lain.
Iya, Garin mall adalah tempat bekerja Putri dan teman-temannya.
"Shasa mau es krim yang rasa apa?" tanya Putri pada Shasa yang duduk di troli yang sedang didorong Putra.
"Sha mau yang rasa melon sama coklat mbak."
"Yang ini?" Putri menunjukkan salah satu merk es krim.
"Emohhh..." Shasa menggelengkan kepalanya. "Sha maunya yang kayak dibawain mas Plama kemalen. Yang walna ijo sama coklat."
"Oh, kalau yang itu mbak Putri bikin sendiri Sha. Ya sudah, entar mbak Putri buatin aja ya."
"Acikkkkkk..." Shasa bertepuk tangan heboh saking senangnya. "Bikin yang banyak ya mbak, bial mas Plama kebagian. Kemalin mas Plama ngambek gala-gala seklim dali mbak Putri dihabisin Sha semua." Putri menganggukkan kepalanya sambil tersenyum membuat Shasa tambah girang.
"Kamu buatin Prama es krim? Kenapa aku gak dikasih? Spesial banget kelihatannya." Putra menatap tajam Putri, membuat gadis itu salah tingkah.
"Ish, apaan sih melotot begitu. Waktu aku bikin es krim pas kamu libur kan, ya kamu gak kebagian. Gak cuma Prama yang dapat kok. Silla admin, Dewi, Ardian sama shift sore lainnya juga dapat kok."
"Kalau mas Putla mau seklim ntal ikut ke lumah Sha aja. Bial dibuatin Mbak Putli seklim."
"Kalau nanti mas gak bisa Sha, ada keperluan," tolak Putra dengan berat hati. Sebenernya dia ingin ikut, tapi ada keperluan yang harus ia urus.
"Sok sibuk, palingan juga cuman maen PS atau gak ngorok di kasur."
"Enak aja, aku memang orangnya sibuk," jawab Putra tidak terima, "emang kamu pengen banget ya aku ikut kalian. Cie... Masih pengen deket-deket aku kan kamu..." Putra mendekatkan wajah sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Apaan sih, nih deket-deket ama ini aja nih.." Putri meletakkan sebungkus pembalut di hadapan muka Putra, agar pria itu menjauh darinya.
"Hih, Putri... jorok bener sih." Putra memasukkan kembali pembalut itu kedalam troli.
"Jorok gimana, orang itu pembalut baru kok belum dipakai, masih dalam kemasan. Jorok itu kalau aku nglemparin pembalut bekas kepakai. Itu baru jorok," jawab Putri sambil berlalu mencari kebutuhan bulanannya yang lain. Membuat Putra mengeleng-gelengkan kepalanya. Ya, Putri memang perempuan secuek itu. Yang selalu bicara blak-blakan tapi masih pada batas sopan.
"Nanti kalau sudah besar jangan jorok kayak mbak Putri ya..." Putra berbisik di dekat telinga Shasa, agar Putri tidak mendengarnya. Bisa habis diomelin, kalau sampai Putri tahu Putra gibahin dia.
Shasa menggelengkan kepalanya, "Sha mau jadi kayak mbak Putli. mbak Putli kan cantik, baik, pintel masak."
"Iya juga sih.." Putra mengganggukkan kepalanya. Jaman sekarang susah nemuin perempuan kayak Putri. Kebanyakan manja dan semaunya sendiri. "Mbak Putri kamu itu mandiri dan kuat." Putra mengembangkan senyumnya, membayangkan bagaimana sikap gadis itu dari awal perjumpaan mereka.
Shasa memperhatikan Putra yang masih asyik senyam-senyum tidak jelas. "Mas Putla juga suka sama mbak Putli ya.."
"Ihhh, kamu itu masih kecil kok tahu suka-sukaan tuh dari siapa?" Putra mencubit gemas hidung Shasa.
"Mas Plama seling bilang kalau suka mbak Putli kok. Kayak mas Putla gitu, senyum-senyum telus kalo ngomongin mbak Putli."
Hah, jadi Prama juga suka sama Putri. Bakal panjang perjuangan aku kalau kayak gini. Mana Prama kenal Putri lebih lama dari aku. Mereka kelihatannya juga deket banget. Tau ah pusing, risau Putra dalam hati.
"Tra... Kok malah bengong di situ. Katanya mau beliin buah bunda kamu. Lama ih!" teriak Putri sambil melambaikan tangannya karena lelaki itu tidak segera beranjak dari sana.
"Iya bawel," jawab putra ikut berteriak tapi masih dengan senyum yang menemani. Padahal senyum itu jarang muncul jika dia sedang bersama dengan orang lain. Tapi, Putri pengecualian. Entah mengapa bersama Putri selalu membuat senyumnya selalu terbit.
"Bunda kamu suka buah apa?" tanya Putri begitu Putra dan Shasa sudah ada di hadapannya.