Hari ini Putri mendapatkan giliran berangkat shift pagi. Ia jaga shift pagi seorang diri, karena hari ini Putra libur, Prama berangkat sore, Gahar berangkat malam, dan Sastro masih libur. Perhatiannya pada berkas-berkas di mejanya teralihkan, saat terdengar ketukan pada pintu ruangannya.
"Masuk," sahut Putri.
Masuklah seorang pemuda seusia Putri, pemuda itu terlihat panik membuat Putri mengerutkan keningnya bingung.
"Gawat mbak," ucap Anjas, salah satu attendant sift pagi ini.
"Kenapa Njas?" tanya Putri yang melihat kekhawatiran di wajah anak buahnya itu.
"Boom Gate pos keluar mobil BK1 kena seseorang, kasirnya mbak Dewi. Sekarang mbak Dewi lagi dimarahi habis-habisan sama orang itu. Kelihatannya orang itu mabuk mbak, mbak Dewi hampir dipukul," adu Anjas.
"Kita ke sana sekarang Njas," ajak Putri sambil bergegas menuju pos BK1.
Begitu sampai di pos mobil keluar BK1, Putri melihat seorang pria berbadan besar yang sedang memarahi anak buahnya. Begitu tangan sang pria hendak memukul Dewi, Putri mencekal tangan pria itu, hingga tidak mendarat di pipi mulus Dewi.
"Jangan suka main hakim sendiri," ucap Putri, "Kita bicarakan baik-baik dan cari jalan keluarnya."
"Jangan ikut campur!!" bentak pria itu.
"Saya akan tetap ikut campur," jawab Valerie, "karena saya adalah manager area parkir ini. Jadi, saya yang bertanggung jawab atas semua anak buah saya. Dan saya tidak suka jika mas seenaknya ingin melukai anak buah saya."
"Oh,,, jadi elo atasan perempuan bodoh ini! Bagus,," ucap sinis pria itu, "gara-gara kelakuan bodoh anak buah lo ini, pundak gue jadi terkena palang sialan itu!" Pria itu menunjuk boom gate yang sudah bengkok dan hampir patah.
"Maaf mas, bukannya di boom gate itu sudah tertulis jika dilarang melintas. Itu palang otomatis, jika mobil sudah melintas, dengan otomatis palang itu akan menutup. Makanya, diberi tanda peringatan agar pejalan kaki dilarang melintas di bawahnya."
"Gue gak peduli!" bentak pria itu di hadapan Putri. Gadis itu mengernyit karena aroma minuman keras yang menguar dari mulut pria itu.
"Mabuk,,, pantas omongannya ngaco." gumam Putri dalam hati.
"Gue gak terima alasan apapun! Gue mau, wanita bodoh itu berlutut di kaki gue, gue mau dia mohon ampun sama gue."
"Maaf, menurut saya itu terlalu berlebihan mas," sahut Putri, wajah Dewi sudah memucat. Wanita itu bersembunyi di balik tubuh Putri. "Bukankah sudah disediakan tempat khusus untuk pejalan kaki? Kenapa mas malah jalan di tempat yang ditujukan untuk kendaraan?"
"Suka-suka gue dong! mau lewat jalan mobil, mau terbang, itu terserah gue. Gue pengunjung di sini, bukannya pelanggan itu Raja? Jadi, gue mau anak buah lo nyembah gue sekarang!"
"Pelanggan memang Raja, tapi,, tidak ada tempat yang baik untuk raja yang otoriter. Dewi,, masuk ke pos, lanjutkan lagi kerjaan kamu."
"Iya mbak Putri, terimakasih,,," ucap Dewi sambil mengangguk dan masuk kembali dalam posnya.
"Hehhh,,, enak aja lo! Gue gak terima, gue mau laporin hal ini ke pihak management."