The Legend Of A Fairymaid

Anggia Nayanika
Chapter #4

Chapter 3 - Sebuah Kontrak

"Ketemu." Lelaki itu mengembangkan senyumnya. "Kau tahu, aku mencarimu selama ini." Ia melangkah maju, membuat Celine terpaksa bergerak mundur.

Bagaimana ini? Mengapa kekuatanku tidak bisa keluar? Apa yang dilakukannya? Ia menoleh, menatap supir dan pengawalnya dengan rasa iba.

"Jangan khawatir, mereka hanya pingsan. Bagaimanapun, aku harus memberikan kesan pertama yang baik kepadamu, kan?" Lelaki itu mengedipkan sebelah matanya. Dengan sigap tangannya mencekal pergelangan Celine.

"A-apa maumu?" Gadis itu ketakutan, sorot matanya menatap lelaki itu dengan perasaan was-was.

"Jangan takut. Aku hanya ada sedikit keperluan denganmu."

Tiba-tiba terdengar suara di kejauhan. "Jangan ganggu dia, Arion!"

Lelaki yang sedang berdiri di hadapan Celine itu berdecak kesal. Dengan malas ia memutar tubuhnya. "Apa kau tidak ada pekerjaan lain selain menggangguku, Raizel?" Matanya tajam menatap ke sumber suara yang berjarak sekitar sepuluh meter dari tempatnya berdiri.

Raizel yang berdiri di antara pepohonan di tepi jalan raya itu balas menatapnya tajam. Dengan segera ia berteleportasi dari tempatnya ke hadapan Arion dan juga Celine yang masih berusaha melepaskan cekalan tangan Arion.

"Aku akan selalu mengganggumu jika kau terus-terusan menyakiti makhluk lain. Bukankah asosiasi melarang kaum origin melakukan hal yang selalu kau lakukan? Hampir membunuh seorang slave, membuat pingsan para manusia, dan juga menyakiti ... Fairymaid?" Raizel terdiam setelah mengucapkan identitas Celine.

"Kau ... seorang fairymaid? Seseorang yang selama ini dikatakan sebagai legenda?" Raizel ingat ujaran ketua asosiasi, yang menyatakan bahwa ada makhluk legenda dengan bau yang khas. Bau laut yang bercampur dengan harumnya bunga gardenia.

"Kalau iya, apa maumu? Mau merebutnya dariku?" Arion menatapnya tajam. Warna matanya yang abu-abu tiba-tiba saja berubah menjadi merah menyala.

"Arion! Kau tahu bahwa ini dilarang oleh asosiasi!" Raizel memperingatkannya.

"Asosiasi? Mereka telah membodohimu, Raizel! Apa kau percaya bahwa asosiasi akan senantiasa melindungimu karena patuh kepada mereka?!"

"Maafkan aku, Arion! Tapi aku percaya mereka." Ia lantas memegang leher Arion, membuat lelaki itu menjerit kesakitan saat tangan Raizel yang menyentuh lehernya membuat kulitnya melepuh. Pegangannya pada pergelangan tangan Celinepun lepas. Namun gadis itu tak bisa menggerakkan tubuhnya.

Arion mendelik marah, ia lalu mendorong tangan Raizel hingga lelaki itu mundur beberapa langkah dan secepat kilat menerbangkan sebuah besi panjang milik bangunan baru yang sedang dibuat di daerah situ ke arah Raizel. Membuat lelaki itu terpental beberapa meter sebelum akhirnya kembali berdiri.

Raizel juga turut menggunakan kemampuannya, ia mencabut sebuah pohon besar dan melemparkannya ke arah Arion, namun lelaki itu menepisnya dan membuat pohon itu terbelah menjadi dua.

Arion mengangkat tiang halte yang terletak tak jauh dari mereka dengan kekuatannya. Ia membuat tiang itu melayang dan terpotong menjadi beberapa bagian. Potongan-potongan itu terbang menuju Raizel dan tertancap di lengan dan juga kakinya.

Sementara Raizel kesakitan dan berusaha mencabut potongan-potongan besi itu, Arion menarik tangan Celine dan membawanya berteleportasi.

Lihat selengkapnya