Aira duduk dengan kerisauan yang mendalam. Bagaimana ini? Mengapa mereka lama sekali, sudah hampir satu jam mereka melawan monster itu ...
Gadis itu kemudian melihat ada sebuah mobil merah yang sedang menepi di depan gerbang kampus dari jendela kantin. Matanya terbelalak. Arion!
Aira segera berlari menghampiri lelaki itu, membuat raut wajah Arion terlihat kebingungan. Begitu sampai di hadapan Arion, gadis itu mengatur napasnya sesaat sebelum akhirnya melepaskan kalimatnya.
"Arion! Tolong Celine! Ada seekor laba-laba raksasa yang menyerangnya!"
Mata Arion membulat begitu mendengar penuturan Aira. "Di mana lokasinya?"
"Di kelas A23. Gedung itu ada di ujung sekali. Di dekat klinik kampus. Satu-satunya gedung yang tidak bertingkat." Aira menunjukkan telunjuknya ke arah kanan.
"Baiklah. Kau tunggu di sini. Jangan dekat-dekat dengan gedung itu." Tanpa mendengar jawaban Aira, Arion segera berlari mencari tempat untuk berteleportasi.
Begitu sampai di kelas A23, Arion tercengang melihat Celine dan Raizel yang sedang bermesraan. Mereka berdua mengabaikan kehadiran Arion. Lelaki itu berjalan dengan cepat dan memisahkan keduanya.
"Jangan sentuh Celine!" Amarahnya begitu memuncak. Nyalang matanya memandang Raizel yang sedang tersenyum mengejek.
"Celine sudah tidak mau lagi bersamamu. Dia lebih memilih aku." Raizel merangkul gadis bermata hazel tersebut.
Celine yang berada dalam rengkuhan Raizel mengangguk. "Aku sudah bosan padamu, Arion. Kita putus saja. Aku mau memutus kontrak denganmu. Toh, ulangtahunku sudah hampir tiba. Aku tak membutuhkanmu lagi."
Arion jatuh terduduk begitu mendengar ujaran Celine. Sementara kalimat terakhir Celine terus menggema dikepalanya. Ia mendekap kedua telinganya yang terasa berdengung karena kata-kata itu. "Diam!"
Arion kembali berdiri dan mengeluarkan dragon hole dan mengenakannya dijarinya. Angin berhembus kuat di sekitarnya dan membuat sosok Celine dan Raizel serta suara Celine yang tadi bergema ditelinganya seketika itu juga hilang. Yang ada kini hanyalah ruangan berwarna hitam. "Aku memang sempat terperdaya olehmu, monster! Tapi aku tahu jika Celine tidak akan pernah mengatakan hal sekejam itu kepadaku!"
Kedua matanya berubah menjadi merah. Dengan seluruh kekuatannya, ia meninju dinding hitam yang ada di hadapannya hingga membuat dinding tersebut runtuh. Di hadapannya kini ada Celine dan Raizel yang sedang bertarung melawan makhluk berwujud laba-laba bertubuh manusia. Tubuh dan wajah mereka telah basah oleh keringat dan juga terlihat kotor.
"Arion!" Celine merasa bahagia dan lega karena akhirnya kekasihnya telah datang kepadanya.
Arion berteleportasi ke tempat Celine berdiri. "Maafkan aku karena datang terlambat."
"Tidak. Itu karena monster ini bisa menghalangi komunikasi kita."