The Legend Of A Fairymaid

Anggia Nayanika
Chapter #16

Chapter 15 - Namara

Hari-hari Celine telah kembali normal setelah sebelumnya begitu padat dengan latihan yang tanpa henti. Hatinya terus berdegup dengan resah karena hari kelahirannya akan tiba dalam beberapa hari lagi.

Hingga akhirnya ketika dosen mereka menutup materi mereka hari itu, sama sekali tak ada satupun perkataan dosennya yang masuk ke kepalanya.

"Ada apa denganmu? Mengapa kelihatannya kau begitu gelisah, Cel?" Aira yang memperhatikan Celine sedari tadi turut merasa heran dengan sikap gadis itu yang berbeda dari biasanya.

Bianca juga mengarahkan pandangannya kepada Celine. "Apakah ada masalah antara kau dan Arion? Kalian bertengkar?" Menurut Bianca, pertengkaran sepasang kekasih adalah hal yang lumrah, jadi dia memaklumi jika diamnya Celine hari ini adalah karena Arion.

Celine hanya menggeleng. "Aku tidak apa-apa. Mungkin hanya sedikit lelah." Ia memandang sekeliling, kelas telah sepi karena semua orang telah beranjak dari ruangan tersebut, kecuali mereka bertiga.

"Oh, Cel! Lihat! Arion datang menjemputmu!" Aira yang tanpa sengaja melihat ke arah pintu mendapati lelaki berambut merah itu sedang berdiri di sana, tersenyum kepadanya. Ia segera menarik tangan Bianca, dan meninggalkan Celine berduaan dengan Arion.

"Kami pergi dulu!" ujar keduanya sembari melambaikan tangan.

Celine membalas lambaian kedua sahabatnya sembari tersenyum. Namun ketika kedua sahabatnya telah hilang dibalik pintu, senyumnya juga serta-merta mati.

"Siapa kau?" Mata hazelnya menatap Arion dengan was-was. Meskipun makhluk di hadapannya ini mengambil wujud kekasihnya, namun Celine tahu, bahwa ia bukanlah Arion.

"Aku kekasihmu. Jangan bilang kau sudah lupa." Lelaki itu kembali menyunggingkan senyumnya yang menawan.

Celine menggeleng kuat. "Jangan membodohiku. Walau aku tidak bisa melihat wujudmu, aku tahu bahwa kau bukan Arion!"

Tiba-tiba sosok itu terkekeh. Perlahan-lahan, kulitnya mengelupas dari ujung rambut hingga ujung kaki. Dan sosok itu berganti rupa. Tubuhnya seperti laba-laba dengan enam kaki setinggi dua meter dengan tubuh manusia namun memiliki empat mata dan sebuah mulut yang sangat lebar. Giginya runcing seperti ujung pisau.

"Bagaimana bisa kau tidak mengenaliku, Sayang?" Suaranya terdengar parau, bergema di seluruh ruangan.

***


Aira dan Bianca telah sampai di depan gerbang kampus mereka. Baru saja Aira hendak masuk ke dalam mobil Bianca, ia tersadar jika ponselnya tertinggal di dalam kelas.

"Bi, kau pulang saja dulu. Ponselku tertinggal di kelas. Aku juga lupa, aku harus mencari bahan untuk tugas minggu depan. Aku mau ke perpustakaan lebih dulu."

Lihat selengkapnya