***
Telling all my friends she's not like others, I've found my one, my only lover. Nothing can stop me now yeah. I'm crazy crazy crazy crazy for you
Generations of Exile Tribe
Love you more
***
Dalam hidupnya, mungkin baru kali ini Ricky bisa menemukan seseorang yang menjadi Cherry Blossomnya. Mengapa Ia sebut Cherry Blossom?
Sederhana.
Karena kehadirannya menenangkan hati dan perasaan. Mampu menghilangkan awan gelap yang menyelimutinya. Terutama, Mendiang Mama juga sangat menyukai bunga itu.Itulah mengapa Ricky tidak mau melepas Ana begitu saja.
Bunganya yang sangat berharga.
***
"Ricky kemana?"
Kedua orang yang sedang asyik sarapan pagi di kantin itu langsung menghentikan aktivitasnya dan menoleh ke asal suara.
Benar saja itu Karina yang baru saja datang. Terlihat karena dia masih mengenakan tas ransel yang lucu, berwarna pink dan dihiasi gantungan teddy bear kecil yang kontras dengan warna tasnya. Dengan sebelah tangan, Karina menarik kursi di sebelah Aldo dan duduk di sampingnya.
"Tumben Dia nggak sarapan bareng kalian," lanjutnya, lalu melepas tas ransel itu dan meletakkan pada ruang kosong yang ada di meja.
"Nyariin Ana kali," jawab Kevin sambil menyeruput es teh manisnya yang langsung disambut tatapan heran dari Karina.
"Kenapa?"
"Siapa tadi?" Karina bertanya kepada dua cowok ini yang malah saling berpandangan bukan menjawab pertanyaannya ini.
"Ana," ulang Kevin.
"Ana? Who?"
Aldo meletakkan sendoknya di mangkuk setelah berhasil menghabiskan bubur itu tanpa gangguaan dari siapapun terutama Karina. Karena jika dia sudah bertanya, mereka semua harus menjawab dengan sangat detail.
"Jadi, Ricky lagi deketin cewek yang namanya Ana," lanjut Aldo.
Kening Karina sedikit berkerut. Dia mencoba mengingat ada berapa gadis bernama Ana disekolah ini. Ingatannya cukup bagus. Tapi penjelasan kedua orang ini sangat kurang spesifik.
"Nama panjangnya?"
"Nggak tau," jawab Kevin sambil mengangkat bahu. Lalu meletakkan gelas es teh manisnya yang sudah kosong di meja.
Aldo masih merasakan ketidakpuasan Karina atas jawaban yang Kevin berikan. Lihat saja keningnya semakin berkerut karena berfikir keras. Hampir saja ia hendak membuka mulut sebelum Kevin akhirnya kembali membuka suara.
"Adiknya Ivan sih."
Tentu saja Kevin melihat tubuh Karina terlonjak di tempatnya duduk saat ini. Nama Ivan hanya satu ada di seantero SMA Nusantara. Dan Karina sangat mengenal orang itu.
"Nggak usah dipikirin," kata Aldo enteng. Matanya melirik Karina disampingnya. Kemudian ia menghembuskan nafas panjang.
"Seingatku, Ivan nggak punya adik."
Kini giliran Aldo dan Kevin yang sedikit terkejut dan saling berpandangan. Lalu beralih kembali pada Karina yang masih mengingat bagian dari masa lalunya.
"MASA?", tanya mereka berdua bersamaan dengan nada yang cukup tinggi. Beberapa Siswa dan Siswi yang sedang sarapan pun sampai melirik ke arah mereka.
Karina mengangguk pelan. Sebelah tangannya menopang dagunya.
"Karna dia nggak pernah cerita apa-apa."
"Cukup. Udah nggak usah bahas dia," gerutu Aldo. Ia memalingkan wajahnya ke arah lain.
Kevin bisa menebak jika temannya ini cemburu berat kala Karina mengingat tentang Ivan. Tadinya ingin sih menjahili Aldo, tapi Kevin sedang tidak mau menjadi sarapan hewan buas di depannya ini. Jadi niatnya itu diurungkannya.
Lihat, Karina saja sampai tidak bisa berkata-kata. Kevin merasa harus angkat kaki dari sini. Baru saja ide itu terpikirkan olehnya. Tapi Aldo seakan tahu apa yang dipikirkannya.
"Duduk. Mau kemana lo?"
Duh, kenapa disaat seperti ini air liur susah untuk ditelan. Padahal bukan air zamzam ataupun air aki mobilnya. Aldo ini berbakat menjadi peramal.
"I-iye. Gue dimari. Kaga jadi kemana mana," kata Aldo dengan kikuk. Salah tingkah karena apa yang ada dipikirannya diketahui Aldo.
Karina terkekeh pelan. Membuat Aldo dan Kevin menoleh. Oh, tawa seorang malaikat yang turun dari surga adalah keindahan yang tiada duanya. Bahkan beberapa siswa yang melihat tidak bisa menahan perasaan mereka.
Gadis ini, Greshia Karina adalah Sekretaris Osis SMA Nusantara dan mantan salah satu anggota Cheerledears. Kecantikannya yang alami membuatnya disebut-sebut sebagai Angel-nya SMA Nusantara.
"Kalian kenapa?"
Aldo dan Kevin segera memalingkan wajah ke arah lain. Wajah mereka terlihat memerah sedikit. Aldo bahkan lupa jika harus mengetuk kepala Kevin karena berani-beraninya tersipu malu seperti itu.
"Nggak", kata Kevin yang masih berpaling ke arah lain. Tangannya menepuk-nepuk pelan dahinya. Bodoh bodoh bodoh.
"Serius nih ya."
"Seriusan sayang. Beneran deh," kata Aldo dengan sangat manis.
"Nggak usah gombal."
***
Mobil sedan hitam itu memasuki gerbang SMA Nusantara. Ivan menurunkan kaca mobilnya ketika melewati pos satpam. Pak Karno berdiri disana dan melempar senyum saat melihatnya.