🎵 “Kadang, satu suara asing bisa bikin malam paling sepi jadi terasa penuh.”
Malam bagi sebagian orang adalah waktu untuk tidur.
Tapi bagi Farel, malam kini berarti menunggu suara itu datang.
Seolah di antara dengung kipas laptop dan cahaya layar yang lembut, ada semesta kecil yang hanya hidup ketika Lira muncul.
Sudah tiga malam berturut-turut Farel begadang.
Kalau dulu jam dua pagi berarti tugas menumpuk, sekarang artinya—mungkin—sinyal Lira akan muncul sebentar lagi.
Dan seperti kebiasaan baru yang tak pernah dijanjikan, suara itu datang begitu saja.
“Rel? Lo masih bangun?”
Nada suaranya tenang, tapi kali ini terdengar sedikit berbeda.
Lebih berat, lebih lembut, seolah ditarik dari tempat yang jauh.
“Iya,” jawab Farel sambil menahan senyum. “Kayaknya gue mulai terbiasa nunggu lo.”
“Berarti lo insomnia karena gue?”
“Lebih ke... dengerin lo kayak dengerin lagu favorit. Sekali play, susah berhenti.”
Lira tertawa pelan.
Suara tawanya bukan tawa biasa—lebih seperti gema kecil di antara jeda musik.
“Gombal banget sih lo. Padahal baru kenal dari kabel rusak.”
“Tapi anehnya, gue ngerasa kayak udah kenal lama.”
Ada diam sebentar di antara mereka.
Farel menatap layar laptopnya, padahal nggak ada apa pun di sana selain desktop biru.
Tapi entah kenapa, setiap kali Lira bicara, rasanya kayak ngelihat seseorang—tanpa benar-benar melihat.
---
Jam 00.48.
Di luar, hujan rintik-rintik.
Farel menyalakan lampu meja, menurunkan volumenya sedikit.
“Lo suka suara hujan?” tanya Lira tiba-tiba.
“Suka banget. Tenang. Kayak dunia lagi bernapas.”
“Gue juga. Kadang gue suka pura-pura jadi hujan. Turun pelan, tapi bikin orang berhenti sebentar buat dengerin.”
Farel terdiam.
“Lo ngomong kayak puisi.”
“Mungkin karena gue nggak punya bentuk lain selain suara. Jadi satu-satunya cara gue buat hidup... ya lewat kata-kata.”
Kalimat itu menghantam lembut di dada Farel.
Dia bahkan bisa merasakan sesak kecil di tenggorokannya—bukan karena sedih, tapi karena kagum.
“Kalau gitu,” katanya perlahan, “gue bakal jadi pendengar lo yang baik.”
“Lo yakin? Pendengar tuh kadang gampang capek.”
“Kalau yang didengerin menarik, nggak akan capek.”