Perjalanan tuan singa

rudi alfayat
Chapter #2

Makan

Hari pembelajaran pun telah datang, mereka berempat di ajak menuju ke sebuah sabana, dimana itu adalah tempat para bison biasa makan, dan berkerumun untuk menghindari para pemangsa seperti si ibu singa. Ini akan jadi momen krusial bagi sang ibu mengingat, ini pertama kalinya di membawa anak-anaknya pergi berburu, Mengingat betapa berbahayanya dunia luar bila mereka ditinggal sendiri.

"nak, apakah kalian sudah siap dengan apa yang akan kalian lihat? Tentang betapa mengerikannya sebuah kehidupan, untuk kehidupan makhluk yang lainnya, kehidupan yang akan membuat kalian sadar bahwa kehidupan tak selalu indah". Kata si ibu singa kepada anak-anaknya.

Kebingunganlah mereka berempat, mendengar ucapan ibunya yang aneh, bahwa kehidupan itu adalah sesuatu yang mengerikan. Sejauh yang mereka tahu kehidupan itu sangat lah menyenangkan, dapat berkumpul dengan saudaranya, bisa makan "daging" yang enak, bisa bercengkrama dengan keluarga mereka, sungguh kehidupan yang indah bagi mereka. Dan tentu, mendengar perkataan itu dari ibu singa membuat mereka bingung, bahwasanya apa yang mereka lihat sangat berbeda dari apa yang mereka dengar. Lalu kenapa ibu mereka malah berkata kebalikan dari apa yang mereka ketahui.

Setelah berdiskusi mereka menyanggupi, apa yang telah di peringatkan oleh ibu mereka.

"apa kalian yakin" tanya ibu sekali lagi.

"ya kami yakin bu".

Setelah mendengar itu, sang ibu pun dengan para ibu lainnya mulai berkumpul menyusun strategi bersama, tentang apa yang akan mereka lakukan. "kalian tunggu disini, apapun yang terjadi jangan tinggalkan tempat ini" sambil memindahkan mereka satu persatu ke dalam sebuah semak. Berangkatlah para ibu-ibu tangguh tadi. Mereka pun merealisasikan rencana yang telah mereka susun sebelumnya.

Bersamaan di saat perburuan para ibu, di tempat anak-anak si ibu singa tadi, ternyata telah mengintai seekor pejantan dari wilayah lain yang ingin melenyapkan mereka, agar wilayah itu bisa ia kuasai nantinya bila sang raja mati dan tak memiliki penerus. Dengan cepat si singa wilayah lain tadi langsung menyerang semak-semak persembunyian mereka. Rasa takut dan kebingungan mulai menyelimuti empat kembar ini, lalu si abang singa mulai berusaha melindungi kakak dan adik-adiknya diakibatkan naluri alaminya untuk melindungi saudara-saudaranya.

Malangnya punggung si abang singa terobek dan terkait oleh kuku si singa wilayah lain, dan dengan cepat si singa wilayah tadi mengunyah leher si abang singa tadi dan menyebabkan si abang singa mati dalam sekejap. Di saat mereka melihat saudara mereka dimakan, bertepatan juga kembalinya sang ibu dengan hasil buruannya. melihat ada singa dari wilayah lain yang memakan anaknya, sang ibu singa, secara tak sadar meninggalkan daging buruannya dan langsung berlari menuju singa dari wilayah lain tadi.

Si singa pejantan wilayah lain, langsung kabur dengan membawa mayat anak si ibu singa. Dan singkat cerita si ibu singa gagal menangkap pembunuh anaknya dan menyelamatkan mayat anaknya, lantaran dia baru saja kembali dari perburuannya yang melelahkan. Dengan keadaan yang kacau itu, ketiga anaknya yang tersisa keluar dari semak persembunyian mereka.

Lihat selengkapnya