Mari mundur ke waktu sebulan setelah si tuan singa lahir. Ini tentang kelahiran dari sepupu si tuan singa, yaitu si singa barbar. Si singa barbar ini, lahir sebulan setelah kelahiran kembar empat, anaknya si bapak singa. Si singa barbar ini merupakan anak dari adik si bapak singa, yaitu si singa bungsu.
Kebetulan si bapak singa dan si singa bungsu hanya dua bersaudara. Namun si singa bungsu ini telah mati. Saat itu, kejadianya terjadi ketika si singa bungsu mendapat giliran berburu, yang saat itu juga istrinya sedang hamil si singa barbar. Si singa bungsu mati di tanduk oleh rajanya para bison yaitu si bapak bison. Juga tak hanya itu mayatnya dimakan oleh para hyena, para binatang gilanya benua afrika, yang mana hal itu menyebabkan si singa barbar menjadi anak singa yatim. Dengan kejadian itu, si singa barbar dan ibunya, ditampung kedalam kawanannya si bapak singa.
Jawabannya, iya. Si singa barbar tumbuh menjadi seperti namanya, yaitu barbar. Mengambil buruan para singa betina, tak pernah mau membagi hasil buruannya, menyerang kawanan singa lain, yang acap juga hampir menyebabkan pertikaian antar kawanan, meski selalu didamaikan oleh si tuan singa yang bijaksana.
Si singa barbar sering menantang si tuan singa untuk bertarung, namun hasilnya selalu sama dan bahkan bila sampai terjadi pertarungan antara si tuan singa dan si singa barbar, para rakyat tidak akan mau menontonnya karena bosan, melihat kekalahan menyedihkan dari si singa barbar. Malang memang nasib si singa barbar, namun dia terjebak dalam situasi itu karena akibat tingkahnya sendiri. Selalu sombong, avatis, dan segala sifat buruknya. Meski begitu itu karena si singa barbar ini tumbuh tanpa figur seorang ayah, sehingga tidak ada yang mengajarinya adab persinga-an. Malahan mungkin hal ini bisa dianggap kesalahan lingkungannya, yang menelantarkan hewan yatim sepertinya. Mungkin ini persis seperti yang terjadi pada kita yang mengaku "manusia".
Kelakuan si singa barbar mulai memuncak ketika mendengar, bahwa si tuan singa dipilih menjadi calon raja dari kawanan mereka. Si singa barbar mengamuk dan menyerang para kawanan yang mendukung si tuan singa. Si tuan singa dengan cepat menghentikan si singa barbar dengan mudah dan memberi sedikit peringatan dengan menggores keningnya cukup dalam dengan kuku-kuku besar yang dimiliki si tuan singa. Walaupun begitu, si tuan singa sebenarnya sangat menyesal karena terpaksa melakukan itu, jika tidak si singa barbar akan melukai kawanan yang lain.
Darah segar yang mengucur dari kening si singa barbar mulai terus menetes. Karena malu dan juga takut, si singa barbar akhirnya melarikan diri, memisahkan dirinya dari kawan si bapak singa. Dalam pelariannya, darahnya terus keluar dan juga tak mau berhenti. Akhirnya dia memutuskan untuk berhenti agar lukanya bisa berhenti mengeluarkan darah seperti dia yang berhenti dari pelarianya. Setelah beberapa saat dari yang terus mbgucur tadi mulai berhenti, namun mengeluarkan bau yang menarik predator lain yaitu hyena. Bayangkan saja, dikala si singa barbar masih, dalam amarah, dari dikalahkan dan dipermalukan dengan bekas luka besar d keningnya, datang pengganggu, yang membangunkanya dari istirahat yang sangat penting baginya untuk memulihkan diri.
"hahaha lihat ini, si singa barbar yang terusir dari kawanannya dan bahkan juga dipermalukan oleh sepupu sendiri, hidup sangat mengenaskan barbar" kata salah satu dari binatang gila tadi.
"jadi kalian semua datang kesini hanya untuk mengatakan hal yang tak berguna itu? Sebaikmya kalian pergi sebelum aku berubah pikiran dan membunuh kalian" kata si singa barbar mengancam.
"Hahahaha hwahwawhawha, apa yang dia bicarakan, membunuh kita, hahahah, kami ini ada sepuluh ekor, dan kau hanya sendiri, terlebih lagi kau sudah terluka, memangnya apa yang bisa kau lakukan dengan kondisi yang seperti itu?" tanya salah satu dari mereka, sambil merendahkan.
Si singa barbar mulai beranjak dari tidurnya, berdiri dengan tegak, lalu mengaum dengan suara yang sangat besar, lagi ganas untuk menakuti para hyena, karena jujur saja, si singa barbar sedang dalam kondisi yang belum bisa mengahadapi mereka, karena luka dari si tuan singa cukup fatal bagi si singa barbar.