Begitu sampai di Diagon Alley, mereka berpencar, sepakat untuk bertemu di depan toko tongkat Ollivander. Soobin berkeliling, tidak yakin apa yang harus ia beli dulu. Namun langkahnya terhenti tepat di depan toko sapu. Ia mengamati sosok yang mestinya ia kenal.
"Jungkook hyung!"
Pemuda bernama Jungkook itu menoleh, masih memegang sapu balap barunya. Begitu selesai membayar, ia menghampiri Soobin yang berdiri di luar toko.
"Kau sendirian?"
"Tidak. Aku dengan teman-temanku." jawabnya. Kemudian hening. Ya, Soobin tidak tahu harus membicarakan apa. Bahkan ia sendiri tidak tahu kenapa harus memanggilnya. Bagaimanapun juga ia cukup senang bisa bertemu dengan pemain Quidditch idolanya, walaupun dari asrama berbeda.
Untuk para muggle tentu saja Quidditch sangatlah asing. Sebenarnya jika dibandingkan dengan dunia muggle, Quidditch itu seperti sepak bola, atau basket mungkin. Permainan ini dimainkan dengan menaiki sapu terbang. Jungkook adalah seorang seeker dari asrama Gryffindor. Tugasnya adalah mencari Snitch, bola kecil berwarna emas yang terbang sangat gesit. Permainan akan selesai jika seeker dari salah satu tim berhasil mendapatkan snitch, dengan tambahan angka 150 poin.
"Kau beli sapu baru," Soobin mulai merasa canggung.
"Oh ini. Ya, sebenarnya aku mengincar ini sejak bulan lalu. Sepertinya ini bisa membantuku mendapat snitch dengan cepat.
"Semoga saja. Kudengar pertandingan pertama asramamu melawan asramaku. Aku akan mendukungmu.
Jungkook tertawa seraya menepuk bahu Soobin, agak keras, mungkin lebih tepatnya memukul pelan. "Jangan konyol. Semua anak asramamu akan membunuhmu. Kau harus mendukung asramamu." Kali ini Soobin tertawa, dengan canggung tentu saja. Kecanggugan itu berlalu ketika seorang pemuda memanggil Jungkook. Setelah pamit pergi, Jungkook langsung menghampiri pemuda itu. Soobin mengenalnya. Kim Taehyung, dari asrama Gryffindor juga, dan masih ada hubungan saudara dengan Soobin.
"Aku tidak tahu harus beli apa," keluh Yeonjun yang telah berdiri di samping Soobin, menenteng jubahnya. "Dan sepertinya aku harus pergi."
"Apa?" Yeonjun mengedikkan kepalanya kearah seorang gadis yang baru saja keluar dari Gringotts. Soobin paham. Ya, memang di Hogwarts ada rumor kalau Yeonjun dan Yeji, si gadis yang dimaksud tadi, bermusuhan tingkat akut. Bahkan teman-temannya pernah memergoki keduanya saling lempar mantra di koridor. Profesor McGonagall, kepala sekolah Hogwarts saat ini, sampai kewalahan menghadapi mereka.
"Aku akan langsung pulang," Yeonjun menyelinap pergi.