Soobin, Yeji, Yeonjun, dan Hyuka terpaku menatap sosok di hadapan mereka. Baron Berdarah, hantu asrama Slytherin itu tengah melayang membelakangi mereka, menatap sebuah benda di hadapannya. Benda itu terpasang tepat di tengah ruangan. Yeji mengernyit, menangkap sedikit melalui penglihatannya menembus tubuh keperakan Baron.
"Cermin Tarsah," gumam Yeji.
"Apa?" Yeonjun langsung menoleh menatapnya.
"Baron, apa yang kau lakukan di sini?" Yeji memberanikan diri. Ia tidak pernah mengajak bicara Baron sebelumnya.
"Seharusnya aku yang melontarkan pertanyaan itu. Murid kelas tiga berkeliaran di koridor terlarang dan masuk ke ruangan yang seharusnya tidak mereka masuki." Baron tidak berbalik, masih tetap memandangi Cermin Tarsah di hadapannya. Cermin Tarsah menunjukkan apa yang dingiinkan orang-orang dari lubuk hatinya. Namun terkadang, bisa menyesatkan.
"Kami hanya menghindari Filch," ucap Yeonjun.
"Dan apa kau pikir kau aman setelah menghindari Filch? Kau pikir aman bertemu denganku? Apa kau tidak berpikir aku akan melaporkan kalian pada kepala sekolah?"
"Tidak! Jangan! Kumohon," Yeonjun mulai panik. Sosok keperakan Baron berbalik kemudian melayang menembus tubuh Yeonjun, dan keluar ruangan setelah menembus pintu di belakang mereka. "Awh, aku benci itu. Dia dingin." Yeonjun masih terus mengumpat, sementara Yeji menyadari Soobin berjalan mendekati cermin Tarsah. Ia menatap cermin itu tanpa bergeming, senyum tipis terlukis diwajahnya.
"Apa yang kau lihat?" Tanya Yeji, menoleh menatapnya.
"Kakek Yeonjun, kakekku, dan semua keluargaku. Seokjin, Sowon, Yoongi, Hoseok, Eunha, Taehyung, Umji, Yuju, Yeonjun.." Yeonjun langsung menghampirinya begitu namanya disebut. "...Sinbi, aku, Ryujin, dan Lia"
"Tunggu. Lia? Lia bukan anggota keluargamu."
"Benar, Lia tidak ada di pohon keluargaku maupun pohon keluargamu. Dia kan sepupu Yeji dan Hyuka," sahut Yeonjun.
"Tapi jujur aku sempat berharap Lia adalah sepupuku juga," Soobin menoleh, balas menatap Yeji. "... dari pamanku yang menghilang."
"Tidak mungkin. Kudengar pamanmu sudah meninggal." Yeji membantah.
"Kudengar dia gila dan dirawat di St. Mungo," Yeonjun mengernyit.
"Malah yang kudengar dia bergabung dengan pelahap maut dan akhirnya ditangkap, kemudian dipenjara di Azkaban," sambar Hyuka.
"Jangan bodoh, pamanku Squib. Voldemort tidak akan mungkin merekrutnya," bantah Soobin.
Tiba-tiba pintu di belakang mereka terbuka, tidak ada siapapun. Tapi kemudian pintu itu kembali menutup seakan seseorang baru masuk.
"Peeves?" Hyuka mendekati pintu.
"Bukan," jawab sebuah suara. Kemudian sosok yang sudah tidak asing muncul seakan dari udara di sekitar mereka. Dia baru saja melepas jubahnya.
"Potter?"
"Jubah gaib?" Yeonjun menatapnya takjub. "Itu jubah gaib ayahmu kan?" James mengangguk.
"Apa yang kau lakukan disini? Ini tempat terlarang." Yeji mendelik ke arahnya.
"Tapi kalian juga ada di sini," mereka saling berpandangan. "Aku berniat kembali ke asramaku tapi tangga itu bergerak dan mengarah ke koridor terlarang. Aku hanya menghindari Mr. Filch."