THE LOST GOBLET OF FIRE

Bie Farida
Chapter #8

DEDALU PERKASA

Yeonjun mengikuti sosok yang mencurigakan itu. Sesekali ia harus sembunyi begitu sosok dihadapannya menoleh untuk memeriksa kalau-kalau ada yang mengikuti. Sosok bertudung itu menuju hutan terlarang.

"Hei! Siapa di situ?" Dia memberanikan diri menghentikan sosok itu.  

Yeonjun menarik tongkat dari jubahnya. "Stupe-"

"Expelliarmus." Tongkat Yeonjun meluncur dari tangannya, terlempar ke sosok yang berdiri beberapa meter darinya.

"Ha-Hagrid?"

"Oh, maaf Yeonjun, aku terpaksa. Kau tidak boleh melukainya."

"Kurasa kau tidak diizinkan memiliki tongkat. Kau tidak boleh menyihir kan?""

"Ah ya, itu, sebenarnya aku selalu menyembunyikannya di payungku. Kau ingat payung yang selalu kubawa kemana mana? Aku kehilangan payung itu. Jadi aku hanya perlu menyembunyikannya di balik bajuku. Ssst, jangan beritahu siapapun tentang hal ini. Hanya Harry, Ron, Hermione, dan kau yang tahu." Hagrid mengulurkan tongkat Yeonjun.

"Bajumu berbeda hari ini. Baru, kurasa," Yeonjun mengambil tongkatnya.

"Ada alasan tertentu untuk memakainya," Hagrid tersipu.

"Tapi, Hagrid, siapa di-" sosok itu telah menghilang ketika Yeonjun berbalik menghadap sosok yang tadi ia ikuti.

"Dia asistenku."

"Asisten?"

"Ya, aku kewalahan mengurus sendiri kebunku, belum lagi aku harus mengajar, dan aku sering dimintai bantuan untuk mengurus keperluan lain di Hogwarts. Akhir-akhir ini aku merasa sedikit lelah. Jangan heran dengan sikapnya. Dia sedikit pemalu."

Suara gelegar di danau membuat keduanya menoleh, sebuah kereta kuda juga telah melayang menjauh dari Hogwarts. Itu berarti murid-murid Durmstrang dan Beauxbatons telah meninggalkan Hogwarts. Sekilas Yeonjun melihat sosok tadi di dekat hutan terlarang, tengah mendongak menatap kereta Beauxbatons, sementara Hagrid melambaikan tangannya pada kereta itu.

"Yeonjun!" Hagrid dan Yeonjun menoleh, di kejauhan mereka melihat Hyuka tengah berlari sambil terus memanggil-manggil Yeonjun. "Orang tua Yuna datang."

"Hagrid, kami harus pergi. Sampai jumpa." Keduanya berlari kembali ke kastil, melangkah menuju aula dan mendapati semua murid Hogwarts telah berkumpul. Kedua orang tua Yuna tengah menangis tersedu-sedu di depan tubuh Yuna yang diam tak bergerak, sementara Jungkook berusaha menenangkan keduanya, tak henti-hentinya minta maaf karena merasa gagal menjaga Yuna.

"Semoga kau tenang, nak," bisik Profesor McGonagall, kemudian mengacungkan tongkatnya ke atas, diikuti guru-guru lain dan murid-murid Hogwarts. Masih dengan tongkat yang terangkat, murid-murid menyingkir ke kanan dan kiri, memberi jalan untuk orang tua Yuna, Jungkook, serta tubuh Yuna yang dibawa dengan tandu oleh Taehyung, Seokjin, Namjoon, dan murid dari Slytherin bernama Damian. 

Begitu mereka meninggalkan aula dengan diantar Profesor Scorpus, Profesor McGonagall kembali berdiri di hadapan para murid. "Aku tidak ingin mengatakan ini tapi kurasa Hogwarts sudah tidak aman. Kalian sudah lihat murid Durmstrang dan Beauxbatons pulang, dan besok pagi Hogwarts Express akan menjemput kalian." Aula langsung dipenuhi bisik-bisik murid yang tidak setuju dengan ide Profesor McGonagall. "Kalian akan dipulangkan selama kami memeriksa kastil dan semua kawasan Hogwarts, kami juga akan memeriksa Hogsmeade."

"Profesor, ruang rekreasi aman. Kami bisa tetap tinggal di ruang rekreasi kami masing-masing." Protes Taehyun.

"Hanya jika kami sudah memastikan penyerang itu tidak sembunyi di asrama kalian. Demi keamanan, kami harus memulangkan kalian untuk sementara." Ocehan semakin keras, sementara Soobin hanya terdiam di tempatnya. Bagaimanapun juga ia lebih betah di Hogwarts daripada harus mendengar celoteh lukisan neneknya di rumah.

***

"Aku senang tidak ada kelas, tapi untuk pulang ke rumah? Tidak, aku tidak akan tahan," keluh Yeonjun.

Lihat selengkapnya