"Penyematan wisudawan cumlaude terpuji fakultas teknik, program studi Arsitektur Daniel Arka Yudhistira, S.Ars. Universitas Bunga Bangsa." Daniel segera naik kepanggung, Ibu dan ayahnya pun bangga melihat Daniel bisa mendapatkan cumlaude. Acara selajutnya sambutan dari rektor universitas Bunga Bangsa.
".... Sekali lagi, selamat atas kelulusan anak-anak bapak, semoga semua ilmu yang di dapat dari pekuliahan ini bisa bermanfaat. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh," ucap pidato penutup dari Rektor Universitas Bunga Bangsa.
Setelah mendengar pidato dari Rektor, semua mahasiswa bersiap untuk melepaskan topi toga bersamaan dan melemparkannya ke atas, semua bersuka cita.
Mahasiswa dan mahasiswi bersuka cita, memeluk kawan seperjuangan, mengucapkan selamat atas karnianya bisa sampai lulus dan perguruan tinggi yang di tempuh selama 4 tahun dengan suka duka.
"Selamat lulus, Hanna," ucap Nadhira, ia langsung memeluk Hana dengan erat.
"Selamat juga, Dhira." Hanna membalas pelukan Nadhira dengan erat.
Mereka bersahabat dan sekelas sejak mereka duduk di bangku SMP sampai SMA, walaupun tidak sekelas atau sejurusan saat kuliah. Mereka menyempatkan untuk bermain dan mengobrol bersama sampai saat ini.
"Sayang." Suara laki-laki bertubuh proporsional mengampiri Hanna dan Nadhira yang sedang berpelukan. Mereka segera melepaskan pelukannya dan melihat ke arah samping, siapa yang memanggilnya?
Wajah Hanna langsung memancarkan mata berbinar-binar dan tersentuh menyambut lelaki itu. "Gio sayang."
Hanna dan Gio langsung berpelukan dan mengucapkan selamat atas kelulusan mereka. Gio Tidak hanya sendiri, ia datang bersama laki-laki yang bertubuh atlet dengan tinggi 187cm berkulit putih tersenyum kepada Nadhira dan Hanna.
"Hei, Niel," sapa Nadhira.
"Hei, Ra." Daniel melambaikan tangan dan memberi selamat kepada Hanna dan Nadhira.
"Widih anak cumlaude, selamat ya. Bisa kali traktir-traktir," canda Hanna dan rupanya di tanggapin serius oleh Daniel.
"Boleh, sore ini ya kita ketemuan di cafe biasa."
"Beneran nih? Asik," seru Hanna.
"Beneran, Niel? Tumben," sahut Gio, tidak biasanya Daniel bersikap seperti itu.
"Gapapa lah sekali-kali," jawab Daniel dengan santainya.
"Lu ikut ya, Ra. Jarang banget kumpul-kumpul, kasian si Daniel jadi nyamuk nanti," ajak Hanna. "Sekalian ngerayain kelulusan kita," tambahnya.
Daniel mengerutkan alisnya, merasa tidak terima. Tetapi benar juga.
Nadhira tersenyum, "iya."
"Yey," sorak Hanna.
***
Mereka berfoto satu persatu di area photoshoot yang sudah disiapkan bersama keluarganya masing-masing dan ada juga foto bersama teman seperjuangannya termasuk Nadhira, Daniel, Hanna dan Gio.
Setelah acara wisuda selesai semua, mahasiswa pulang ke rumahnya, ada juga yang masih betah di lingkungan kampus untuk yang terakhir.
Sementara Nadhira, Daniel, Hanna, dan Gio pulang ke rumah masing-masing dan bertemu kembali saat sore menjelang malam.
Tring!
Bunyi lonceng saat masuki cafe, dengan bangunan minimalis dan nuansa rustik. Material bata pada dinding cafe membuat suasana terasa hangat dengan desain lampu yang unik. Terdapat meja mini bar di samping sudut pemesanan makanan. Interior dengan dominasi oleh warna putih dan coklat dengan tekstur kayu.