"Gapapa, Niel?" tanya Nadhira. meihat wajah pucat Daniel.
"Hem," kesal Daniel.
Gua nggak bisa naik ginian, Ra. Batin Daniel
Saat kursi tower naik keatas dengan kecepatan tinggi, semua yang ikut naik berteriak tak terkecuali Daniel dan Nadhira.
"Aaaaaaa." teriak Daniel dan Nadhira.
Setelah selesai bermain wahana Hysteria, Daniel merasakan pusing dan mual bersamaan, ia juga merasakan nyeri dipunggungnya saat berjalan Daniel hampir saja terjatuh dan langsung di tangkap oleh Nadhira.
"Lu kenapa?" tanya nadhira panik, ia langsug membopong Daniel kepinggir, sudah tersedia tempat duduk untuk para pengunjung.
"Bentar gua beli minum dulu." Nadhira segera membeli minum untuk Daniel yang dari tadi memegang kepalanya.
Beberapa saat Nadhira sampai dan langaung memberikan minuman kepada Daniel. "Gimana? Sudah enakan?" tanya Nadhira dengan rasa khawatir, ia takut anak orang kenapa-napa.
"Maaf, gua nggak tau kalo lu bakalan sampai kena efek samping seperti ini," sesal Nadhira, ia merasa bersalah karena tadi menarik paksa Daniel untuk ikut naik wahana bersama dirinya.
"Maafnya telat," sungut Daniel, ia masih merasa kesal dengan apa yang dilakukan Nadhira.
"Maaf," tutur Nadhira, ia masih merasa bersalah melihat Daniel yang masih kesakitan. Daniel yang melihatnya merasa kasian, mungkin ia terlalu ketus dengan Nadhira.
"Iya udah, Ra. Nggak usah minta maaf mulu, " balas Daniel.
"Tadi udah sarapan pagi?" Daniel menggeleng.
"Yaudah sekarang makan dulu yu," ajak Nadhira menarik tangan Daniel untuk pergi ke tempat makan terdekat.
Daniel duduk di meja yang sudah di sediakan sedangkan Nadhira membeli makanannya. Daniel masih merasakan nyeri yang luar biasa di punggung nya. Entah kenapa kejadian 19 tahun lalu masih membekas di dalam tubuh dan pikirannya.
Beberapa saat Nadhira sudah membawakan nampan berisi 2 paket nasi dan hot tea. "Makan dulu, Niel."
Daniel mengangguk, ia masih tidak berselera makan punggunya masih terasa sangat nyeri.
"Kok diliatin doang?" tanya Nadhira yang sudah menyuap 1-2 suapan.
"Iya, Ra. Ini mau makan," jawab Daniel.
"Apa mau gua suapin?" ledek Nadhira." Gua liat di drama kesukaan gua kalo pacarnya lagi sakit disuapin," tambahnya
"Emang gua anak kecil, lagian juga kita kan cuma pura-pura doang," tegas Daniel, ia langsung mengambil sendok plastik yang sudah tersedia dan memakannya.
"Nah gitu dong, makan." Nadhira kembali memakan makanannya.
"Hem."