"Iya?"
Daniel segera membuka kaca mobilnya kembali.
"Gapapa, makasih sekali lagi ya," ucap Nadhira.
"Oiya, Ra. Besok gua jemput ya, pakai baju yang rapi. mau ketemu orang tua gua," ucap Daniel, hampir saja ia kelupaan untuk memberitahunya.
"Oke."
"Jam 7 malam gua jemput, dandan yang cantik, jangan sampe malu-maulin," ledek Daniel.
"Iya bawel," ketus Nadhira berhasil membuat Daniel tertawa gemas dengan kelakuan Nadhira yang mengerucutkan bibirnya.
"Yaudah gua balik dulu ya." Daniel segera menutuk kembali kaca mobilnya dan menyahkan mesinnya, perlahan mobil Daniel menjauh dari pekarangan rumah Nadhira.
Nadhira melambaikan tangannya seiring mobil Daniel melaju menjauhi pekarangan rumah Nadhira sampai mobil itu tak terlihat dari pandangannya, kemudian gadis itu berjalan masuk ke rumahnya.
***
Daniel merebahkan badannya ke kasur, ia lelah sekali setelah seharian menemani Nadhira ke theme park. dan kini saatnya ia terapi Thoracic Spin Rehabilitation, karena tadi siang terkena insiden yang membuat punggungnya nyeri. Setelah selesai terapi Daniel segera mengambil handuk untuk mandi.
Setelah chat dengan Nadhira, Daniel segera bangun dari tempat tidur dan mengambil handuk untuk segera mandi.
Setelah 15 menit, Daniel merasakan ia segar kembali. Ia berjalan menuju meja belajarnya. "Saatnya kerja."
Punggungnya saat sudah tidak nyeri kembali, ia tidak perlu konsultasi kepada Dr. Andre. Daniel kembali bergulat dengan proyek besarnya sampai tengah malam, ia menyusun rancangan terakhir bangunan dan juga memperhatikan faktor karya yang ia buat dengan lingkungan hidup, kenyamanan serta keselamatan manusia.
"Huh, selesai juga. Waktunya tidur."
***
Tepat pukul 19.00 mobil Daniel sudah bertengger di depan rumah Nadhira dengan pakaian T-shirt putih dan ditimpal dengan blazer biru tua, ia juga memakai sepatu sneakers formal.
Sementara Nadhira yang sedang siap-siap dengan pakaian dress selutut berwana biru tua dengan sepatu wedges berwarna hitam, rambut sebahunya pun di biarkan terurai serta ia memoles wajahnya dengan makeup yang ia tonton di youtube menambah elegant-nya wanita yang sedang berkaca di cermin kamarnya.
Sura ketukan pintu terdengar dari luar dan kenop pintu pun bergerak membuka pintu kamar Nadhira. "Dhira, Daniel sudah menunggu. Cepat."
"Iya, Nek sebentar," sahut Nadhira, ia segera mengambil tas hita selempangnya dan berjalan keliar kamar berbarengan denga neneknya yang menuju ruang tamu.
Daniel yang sedang mengambil minuman teh manis panas, yang sudah disediakan oleh Rima. Saat ia sedang ingin meminum di depan sudah ada Nadhira berjalan menuju kearahnya sangat anggun sekali sampai Daniel langsung meminum teh sambil melihat Nadhira tanpa ditiup terlebih dahulu akhirnya bibirnya kepanasan.
"Aduh."
"Eh, lu gapapa?" Nadhira yang melihat Daniel meringis, segera Nadhira duduk di sampingnya.
"Gapapa-gapapa," ucap Daniel, yang sebenarnya ia masih merasakan panas di bibirnya.
"Yaudah ayo." Nadhira mengangguk
"Nek, Dhira berangkat dulu," teriak Nadhira.
Rima yang berjalan dari arah dapur ke ruang tamu, terdapat Nadhira dan Daniel yang sedang bersiap untuk pergi. "Iya hati-hati ya."
Daniel mencium punggung tangan Rima. "Pergi dulu ya, Nek."
"Jangan malam-malam pulangnya ya." Daniel dan Nadhira saling mengangguk.