Nadhira mengangguk."Emang ketemuan dimana?"
"Di restaurant deket sini kok," ujar Daniel. Mereka segera menuju ke tempat restaurant.
"Gio nggak ikut?" tanya Nadhira di sela-sela ke heningan saat dalam perjalanan.
"Nggak, ini juga dadakan, Ra. Pas gua mau jemput lu tiba-tiba oranganya telpon ke gua, lagian juga cuma ngambil berkas doang kok."
"Oke abis ini lu mau ikut gua nggak?"
"Kemana?"
"Ntar gua kasih tahu."
Setelah sampai di parkiran restaurant, Daniel dan Nadhira memkirkan mobilnya. Restaurant mewah dan elegan dengan nuansa romantis, cocok untuk makan malam dan menikmati wine yang berada di jakarta.
Dengan dekorasi Pintu berukuran besar nan megah akan mengantar pengunjung memasuki restoran fine dining seluas 350 meter persegi. Saat Daniel dan Nadhira berjalan ke dalam suasana ala Perancis dengan iriangan alunan music halus. Kilauan cahaya temaran yang dihasilkan dari lampu gantung berlatar belakang plafon berdesain struktur menara Eiffel terlihat mengagumkan. Apalagi ditambah lantai marmer yang menjadikan setiap ruang tampil lebih elegan.
Dari pintu masuk pengunjung akan disambut hangat para waiter dan waitress yang akan mengantar mendapatkan lokasi nyaman di dalam resto. Suasana romantic dari menara Eiffel dan penggunaan jendela berukuran besar, detail unik pada dinding, pemakaian balok ekspos, dan memakaian furnitur berkelas mencirikan Perancis di era 1900-an.
Nadhira baru pertama kali kesini, mungkin yang masuk kedalam dan makan hanya orang-orang kaya. Entah bagaimana Daniel bisa mengajaknya kesini, atau sekalian dinner ? Entahlah itu hanya pikiran Nadhira saja. Udah jelas-jelas Daniel kesini karena client-nya yang mungkin setara kaya-nya dengan Daniel atau lebih.
Daniel mengobrol dengan waiters dengan reservasi atas nama Mr. Gilbert yaitu dari perusahaan ternama di Indonesia.
"Good afternoon, sir?"
"Mr. Daniel, Good afternoon." Pria berjas itu bejabat tangan dengan Daniel.
Mr. Gillbert juga menyapa Nadhira, mungkin Daniel sudah memberitahunya bahwa ia membawa seseorang.
"Have you been waiting for a long time?" tanya Daniel, pria itu mempersilahkan duduk Daniel dan Nadhira.
"No," jawab pria itu sambil memberikan berkas yang akan Daniel kerjakan. "For the file that will be done."
Sekertaris Mr.Gillbert memberikan berkas dengan wajah senyum sumringah kepada Daniel. Nadhira yang melihatnya merasa kesal. Daniel menjelaskan proyek yang akan ia buat bersama timnya. Dengan sangat mendetail dan meyakinkan Mr. Gillbert untuk bekerja sama dengannya.
Kini Daniel memiliki tim dan perusahaan kecil di bawah naungan perusahaan ayahnya, PT. Yudhistira Karya Abadi. Karena investasi terbayak berada di perusahaan Ayahnya Daniel, Dani.
Dan kerja sama ini sepenuhnya milik perusahaan Daniel yang sudah di rekomendasikan oleh ayahnya sendiri. Setelah selesai Daniel memberikan materi kepada Mr. Gillbert. Dan pria berjas itu sedang mendalami materi yang disampaikan oleh Daniel.
"Pesen aja, Ra. Belum makan kan?" bisik Daniel.
"Mahal-mahal banget, 1 menu aja bisa beli nasi padang 30 bungkus bahkan lebih. Sayang duitnya," keluh Nadhira.
"Gua yang bayarin, tenang aja," bisik Daniel yang merasa gemas dengan tingkah Nadhira.
"Tapi sayang, Daniel. Mending buat orang yang nggak mampu. Lagian kenapa pilih disini si?"
Daniel memutar matanya jengah. "Minum dah, beli apa aja yang lu suka."