"Suka kok, makasih ya," ucap Nadhira sambil menerima bucket Aster itu.
Tidak lama kemudian pembantu rumah Daniel datang membawa 3 gelas air teh dan camilan. Di susul Karina menuju ruang tamu dari kamar mandi.
"Diminum, Ra."
"Iya tante." Nadhira mengambil cangkir berisi teh dan meminumnya.
Mereka yang sedang duduk bersantai, tiba-tiba dari ponsel Daniel terdengar dering telpon. Segera ia mengangkatnya dan pergi menjauh dari Nadhira dan Karina.
Karina melihat bucket bunga aster yang maaih di genggam oleh Nadhira.
"Pasti dari Daniel ya?"
Nadhira mengangguk. "Iya tante."
"Tante seneng deh Dhira mau kesini dan surprise-in tante," seru Karina.
"Nadhira juga senang bisa ikut merayakan ulang tahun tante Karina."
Karina tersenyum sangat hangat, ia melihat sosok Nadhira seperti anaknya yang seharusnya sudah tumbuh sebesar dan secantik Nadhira.
"Tante boleh memeluk Nadhira?"
Nadhira mengangguk." Boleh tante, boleh banget."
Karina mendekati Nadhira dan memeluknya dengan hangat, ia melampiaskan rasa kangennya kepada seseorang yang tidak mungkin akan bersamanya. Di pelupuk matanya sudah menggenang air, perlahan air itu jatuh membasahi pipinya dan baju Nadhira. Karina memeluk Nadhira sangat erat dan cukup lumayan lama.
Setelah cukup lama Karina melepaskan pelukannya dan mengusap air mata yang masih tersisa. "Tante kok Nangis?"
"Nggak papa kok, tante hanya senang banget ulang tahun hari ini di temani Daniel dan Dhira," alibi Karina, sebenarnya ia menangis karena mengingat masa lalu yang sangat menyakitkan.
Saat Nadhira mengedarkan padangan ke ruang tamu, ia melihat foto kecil berukuran 10x10cm diatas nakas lampu meja ruang tamu, ia melihat foto keluarga yang terdiri 4 orang, itu pasti keluarga Daniel. Ia melihat om Dani yang sedang duduk, tante Karina juga duduk, pasti anak laki-laki yang sedang diri di belakang bangku Daniel dan anak perempuan disamping Daniel siapa? Adiknya? Tetapi postur badan sama dengan Daniel.
Nadhira mengambil foto itu dan Karina mengetahuinya. Ia langsung ambil foto itu dari tangan Nadhira. "Kok bisa foto ini ada disini?" gumam Karina.
Nadhira yang cukup bingung dengan reaksi Karina, seolah-olah ia ingin menutupinya. Apakah ada masa lalu yang membuat Karina tidak ingin membukanya.
Membuat Nadhira penasaran, ia memberanikan diri nanya dengan Karina. "Maaf tante, anak perempuan yang di foto itu siapa?"
Karina terdiam cukup lama, raut wajahnya terlihat sedih, hatinya bergetar ia kembali mengingat masa lalu yang sangat menyakitkan.
"Kalau tante nggak mau kasih tahu, gapapa kok. Maaf ya pertanyaan Nadhira membuat tante sedih," ucap Nadhira, sambil memegang tangan Karina.
Karina tersenyum kecil. "Gapapa anak cantik." Karina mengehela napas, hatinya begitu sesak. "Ini saudari kembar Daniel, namanya Diana, kalau dia masih hidup pasti sudah sebesar kamu, Ra."
Terjawab sudah, kenapa Karina begitu sangat ingin memeluk Nadhira. Karena Nadhira mengingatkan anak perempuannya. Nadhira langsung memeluk Karina sangat erat, tangisan Karina pecah. Luka yang lama telah mengering dan tertutup, kini kembali terbuka.
Nadhira ikut menangis, ia tahu sekali kehilangan seseorang yang sangat di cintai begitu menyakitkan. Setelah lama mereka memeluk dan suara tangisan pun mereda.
"Tante pasti kuat."