The Love Story of Nyonya

Nada Egan
Chapter #3

Episode 1

Di Malaka, sebuah keluarga peranakan tengah mengadakan Tok Panjang. Perjamuan makan dengan meja panjang. Dihadiri sejumlah tokoh Baba dan Nyonya yang beberapa di antaranya mengajak anak lelaki mereka.

Kabarnya, keluarga Huang memiliki seorang putri yang cantik dan siap dipersunting.

Huang Fang Yin seorang Nyonya muda yang tak cuma cantik, tapi terkenal dengan kepiawaiannya membordir. Meski keahlian memasaknya mungkin masih kalah dibanding Nyonya lainnya.

Orang yang mau mempersunting Nyonya di bawah standar ini biasanya mempertimbangkan hal lain. Seperti hubungan bisnis atau politik.

Ayah Fang Yin adalah seorang jutawan yang tidak memiliki penerus keluarga. Anak lelakinya meninggal karena sakit. Otomatis, semua kekayaan akan diwariskan pada putrinya.


Namun, bukan itu yang menyebabkan Luo Chen Gong jatuh cinta pada Fang Yin. Pria itu tak sengaja melihat seorang gadis cantik di halaman belakang rumah, ketika hendak mencuci wajahnya. Ia bahkan tidak tahu namanya. Yang ia tahu, gadis itu cantik. Dibandingkan kakaknya, Luo Da Wei, Chen Gong memang kurang ambisius dalam bisnis. Ia suka menyanyikan pantun dan menari. Bersenang-senang dan mabuk. Tapi melihat Fang Yin, ia seolah punya rencana untuk kehidupan lain. Ia mau menjadi lebih baik.


Di ruang keluarga, hanya dihadiri oleh orang tua dari keluarga Luo dan Huang.

Tuan Huang tampak tidak sehat memang. "Sudah banyak yang datang melamar Fang Yin. Tetapi kalian tahu sendiri, aku gagal menjaga anak lelakiku. Keluarga Huang tidak punya penerus. Aku tidak bisa mempercayai keluarga lain. Kakak Luo, aku sudah memikikan ini. Ibunya juga sudah setuju. Kami hanya bisa mempercayai keluarga Luo sebagai besan. Keluarga kita sudah beberapa generasi menjadi keluarga dan sahabat."

"Kami memiliki dua orang putra. Secara usia, Da Wei yang lebih pantas lebiu dulu menikah." Luo Yuan Feng memanfaatkan pengetahuannya tentang perhitungan jodoh. "Da Wei juga lebih mapan. Dia bisa membantu Fang Yin dalam mengelola bisnis keluargamu. Dibandingkan Chen Gong."

Nyonya Huang mengerutkan keningnya, menundukkan wajah. "Putriku mungkin tidak sehebat para Nyonya di luar sana. Tapi dia adalah anak yang baik dan patuh. Juga mau belajar. Dia hanya suka membordir dari pada memasak hidangan Nyonya. Aku menyesal tidak mengajarinya lebih keras."

Gui Hua menggenggam tangan kanan Nyonya Huang. "Jangan bersedih, adikku. Kepiawaian seseorang berbeda. Nanti biar aku yang mengajarinya pelan-pelan. Kami akan memberikan semua haknya sebagai menantu keluarga Luo."


Sesaat kemudian, Da Wei dipanggil. Disampaikanlah rencana perjodohan itu. Da Wei merupakan anak yang penurut. Ia tidak masalah harus menikah dengan siapapun. Ia percaya, cinta bisa tumbuh seiring dengan kebersamaan.


Da Wei setuju dengan perjodohan ini. Ia tahu, keluarga Huang adalah keluarga baik-baik dan jauh dari gosip. Ia pun yakin putri keluarga ini juga pasti gadis baik-baik.


Bertepatan dengan itu, Chen Gong dengan buru-buru masuk ke ruang keluarga tersebut. "Ma, Pa, aku bertemu seorang gadis. Aku mau menikahinya."

"Hus! Kau ini tidak lihat sedang ada siapa di sini?" tegur Gui Hua.

"Maaf. Maafkan aku. Terlalu bersemangat." Chen Gong merasa kikuk.

Lihat selengkapnya