Jakarta, 16 Juli 2018
"Morning mama ku sayang, sarapan apa kita hari ini?" Tanya Keira antusias.
"Morning Ra, hari ini sarapan nasi goreng ya! Kamu mau bawa bekal sekalian ga? Hari ini ospek kan?" Tanya Mama Vani ke Keira.
"MPLS ma, bukan ospek. Iya, hari ini ma. Keira takut banget deh, katanya katingnya serem." Jawab Keira sambil mengambil nasi goreng nya untuk sarapan.
"Halah, hoax itu. Jaman sekarang mana ada lagi ospek ospek yang kayak jaman mama dulu. Udah tenang aja, bakalan aman kok semuanya." Ucap Mama Vani menenangkan.
"Bener tuh kata mama, tenang aja kali. Lagian kalo mereka macem macem, ntar papa turun tangan." Saut Papa Hendrik, Papa nya Keira.
*****
Selesai sarapan, Keira langsung berangkat bersama Papa nya menuju SMA 1 Garuda, SMA nya Keira. Diperjalanan, Keira terlihat sangat gelisah, dia sepertinya takut akan berbuat salah di hari pertama nya. Sesampainya di sekolah, Keira salim dengan Papa nya dan dia langsung turun menuju gerbang sekolah.
"Dek, name tag nya dipake. Tali warna-warni dirambut kamu mana?" Kata seorang kakak tingkat yang berjaga di gerbang sekolah bertanya kepada siswa baru di depan Keira.
Keira yang melihat itu langsung mengecek ulang penampilannya saat ini.
"Sudah aman." Katanya dalam hati.
Dia pun berhasil lolos begitu saja dari pertanyaan pertanyaan ketus kating yang berada di depan gerbang tersebut. Tidak jauh dari gerbang masuk, dia melihat teman-temannya sudah berkumpul dengan menggunakan pakaian yang persis sama dengannya. Seragam SMP, memakai name tag, pita warna warni, dan kaus kaki berbeda warna.
"Hai gais!!!" Teriak Keira.
"Ya Allah Ra!" Saut salah satu dari tiga orang gadis yang berada disitu. Gadis tersebut bernama Jehan, Jehan Kalila.
"Nyet, we made it! Kita sekolah di SMANSA anjir! Nyangka ga lo?!!" Saut gadis lainnya. Gadis tersebut bernama Salsa, Salsa Aleeza.
"Gais, tenang dong! Kalian heboh banget kayak apaan tau. Kalo gue sih yakin ya kita bakal masuk ke sekolah ini. Gila aja kali kalo mereka sampe nolak kita." Saut gadis terakhir dari tiga orang tersebut. Gadis tersebut bernama Dinda, Adinda Ayunda.
Omongan Dinda tersebut memancing sedikit keributan di grup mereka.
"Anjir, songong bet lu gue liat liat."
"Sok banget si anjir."
"Dih, pede lo mampus gila."
Tapi omongan mereka malah membuat Dinda semakin bersemangat.
"Dah dah, tenang lo pada. Bagus lah gue pede, lagian pede gue kejadian beneran kan?" Saut Dinda tengil.