The Miracle Of Being Together With You

Aachim Mai
Chapter #1

Part 1

Tahun 1792

Terdapat sebuah Vila yang terletak di atas lereng gunung yang terjal dan telah menjadi saksi bisu dalam peperangan. Dibangun oleh sepasang suami istri kebangsaan Belanda yang sangat berpengaruh saat itu dan menjalin relasi baik dengan para pemimpin tentara Belanda namun diam-diam mengkhianati bangsanya karena telah melihat kekejaman bangsanya sendiri.

Sepasang suami istri itu berprofesi sebagai dokter yang luar biasa dan mengabdikan hidupnya untuk melayani para rakyat pribumi yang terluka akibat siksaan, perbudakan dan perang serta menjadikan rumahnya sebagai tempat perlindungan bagi para tawanan yang melarikan diri. Mereka membuat jalan bawah tanah yang apabila sewaktu-waktu tentara Belanda datang, mereka dapat menyembunyikan para pasiennya di sana.

Secara turun temurun ilmu kedokteran dan hak waris Vila itu di berikan kepada anak pertama yang berprofesi sebagai seorang dokter.

Tahun 1942

Selama seratus lima puluh tahun keturunannya masih tetap melanjutkan tugas mulia itu. Namun rupanya warisan Vila itu mengundang kecemburuan bagi saudara-saudara lain yang bukan seorang dokter namun merasa berhak menerimanya karena anak pertama. Hingga suatu hari rahasia mereka terbongkar oleh seorang pengkhianat dalam keluarga itu yang melaporkan mereka kepada pemimpin tentara Belanda.

Skye, dua puluh tahun, disembunyikan oleh kedua orang tuanya di dalam sebuah ruangan tersembunyi bawah tanah. Skye jelas menolak namun dia satu-satunya harapan orang tuanya. Skye harus menjadi tempat berlindung bagi rakyat pribumi yang menderita sesuai dengan nama pemberikan orang tuanya. Kedua orang tuanya dieksekusi mati saat itu juga di dalam rumahnya sendiri dan para pasiennya juga dibunuh tanpa bersisa.

Beberapa bulan setelah itu, Jepang memukul jatuh Belanda hingga akhirnya Belanda menyerah dan angkat kaki dari nusantara. Masa penjajahan Belanda berakhir dan Jepang mulai semakin gencar menawarkan perjanjian perdamaian bagi bangsa Indonesia.

Tiga ratus lima puluh tahun masa penjajahan Belanda di Indonesia tidak sebanding dengan tiga tahun masa penjajahan Jepang. Rakyat Indonesia lebih menderita lagi dan semakin banyak yang meninggal.

Skye yang mengikuti jejak orang tuanya, menawarkan tempatnya untuk melindungi para rakyat pribumi yang menderita. Keajaiban terjadi saat itu. Vila itu luput dari perhatian tentara Jepang, hingga pada akhirnya ketika Kota Hiroshima dan Nagasaki diledakan, Jepang akhirnya mundur serta angkat kaki dari Indonesia.

Vila itu masih berdiri sangat kokoh. Skye hidup sepuluh tahun lagi dan mengembangkan ilmu kedokteran yang ditinggalkan dari kedua orang tuanya hingga akhirnya meninggal dan memberikan warisan Vila ini kepada anak cucunya kelak.

***

Tahun 1990

Pekarangan Vila itu sangat luas ditanami oleh banyak sekali bunga warna-warni yang indah. Rerumputan dipangkas rapi bagaikan permadani hijau di atas tanah. Beberapa pohon pinus menjulang setinggi lima meter.

Dua mobil terparkir di depan pintu gerbang Vila. Klakson dibunyikan beberapa kali hingga seorang penjaga pintu gerbang keluar membukakan pintu dan kemudian kedua mobil itu masuk lalu berhenti di depan pintu utama Vila.

Beberapa pelayan yang tinggal di sana segera datang untuk membantu menurunkan barang-barang mereka dari dalam mobil. Pintu mobil terbuka diikuti oleh teriakan kencang seorang anak.

"Yeyy yeayy. Kita sudah sampai! Kita sudah sampai!" Seorang anak laki-laki segera melompat turun dari mobil lalu kemudian berguling-guling di atas rumput yang hijau.

"Ken, jangan tiduran di atas rumput. Kotor, Nak!" Teriak Anna, mamanya, seraya menurunkan barang-barang dari mobil.

"Yeeyyy!" Menyusul Arthur meniru dan bergabung dengan kakaknya.

"Ken! Arthur! Ayo kembali, jangan tiduran di sana!" Teriak Anna lagi.

Ayanna keluar dari mobil satunya lagi dan matanya berbinar melihat taman itu, "Waaaaah, indahnya! Aya ikuuuut!" Ayanna berlari dan bergabung dengan Ken dan Arthur.

"Ya ampun, Ayanna juga!"

Anna meninggalkan barang-barangnya, menyusul anak-anaknya lalu menjewer Ken dan Arthur dengan pelan.

"Ken, Arthur, coba kasih contoh yang baik sama adik-adik kalian ya," tegur Anna tanpa menggunakan suara tinggi, "mama sudah bilang berhenti, 'kan hmm?"

"Huweee iya, Maaaaa..." Wajah Ken memelas meminta untuk dilepaskan.

"Berhenti sekarang." Anna melepaskan jewerannya. "Ken bantu mama keluarin barang-barang dari mobil,"

"Aya mau bantu Mama Anna jugaaa," ucap Ayanna antusias.

"Kalau Aya bantu mama, siapa yang bantu Mama Amelie?"

"Aku aja, Ma." Ucap Arthur.

"Okeh,"

Arthur datang menawarkan diri untuk membantu Amelie. Namun Amelie sudah cukup dibantu oleh dua orang pelayan.

"Arthur tolong bantu jaga Adora saja ya. Dia masih di dalam mobil," pinta Amelie.

"Iya, Maaaa,"

Arthur langsung berlari masuk ke dalam mobil dan mendapati Adora, kembaran Ayanna, sedang tiduran di kursi tengah dengan lemas. Adora sedang sakit.

"Ara kita sudah sampai loh. Ayo turun, sini aku gendong." Ucap Arthur.

Tubuh Adora kecil dan ringan sehingga mudah bagi Arthur untuk mengangkat Adora turun dari mobil.

"Waaaah, indahnya!" Mata Adora berbinar melihat keindahan taman.

Adora segera berlari ke taman. Arthur menahan lengannya, "ga boleh sama Mama Anna nanti di jewer," kata Arthur cemberut karena sudah kena jewer tadi.

"Ara mauuu," pintanya memelas dengan wajah sangat imut.

Arthur menunduk agar tingginya sejajar dengan Adora, "Nanti saja ya, sekarang lagi ada Mama Anna. Kita duduk di depan teras saja dulu, nanti aku temani Ara main di sini lagi." ajaknya.

Adora mengangguk patuh dan menggandeng tangan Arthur menuju teras depan. Mereka duduk dengan manis sambil menunggu para orang tua selesai menurunkan semua barang-barang dari dalam mobil.

***

Vila itu seluas lima hektar dan terdiri dari tiga bangunan besar :

Pertama, Vila Utama, di mana para pemilik Vila dan tamu mereka akan tinggal selama mereka di sana.

Kedua, Bangunan Terpisah, tempat tinggal para pekerja selama bekerja di Vila Utama.

Ketiga, Gudang Penyimpanan Makanan, di mana segala persediaan bahan baku makanan akan diletakan di sana.

Lihat selengkapnya