The Miracle Of Being Together With You

Aachim Mai
Chapter #3

Part 3

Lima tahun berlalu.

Ayanna dan Adora sudah berumur sepuluh tahun dan menduduki kelas empat sekolah dasar. Mereka bersekolah di SD St. Gabriel. Sekolah setaraf internasional dengan sistim pendidikan yang cukup ketat dan diakui secara internasional.

Srek srek srek srek

Anna membersihkan dan merapikan tempat tidur Ayanna dengan sapu lidi lalu menyusun bantal, melipat selimut dan meletakannya di ujung kasur.

Anna merombak kamar putranya menjadi kamar yang sesuai untuk anak perempuan, hal itu karena kadang-kadang Ayanna dan Adora menginap sehari atau dua hari di rumahnya. Meskipun begitu, tidak ada satu pun barang kenangan putranya yang dia buang, semua disimpan di dalam gudang dengan rapi.

Pagi ini kasur dan meja belajar Ayanna sangat berantakan. Biasanya Ayanna akan merapikannya sebelum dia pergi sekolah, tetapi pagi ini Ayanna telat bangun dan harus buru-buru ke sekolah sehingga tidak merapikannya.

Samuel dan Amelie pergi ke rumah orang tua Amelie di desa dengan membawa Adora yang jatuh sakit lagi. Amelie sudah meminta izin ke pihak sekolah untuk mengijinkan Adora tidak masuk sekolah selama sebulan untuk masa pemulihan.

Ayanna tidak bisa ikut ke desa karena dia bersekolah. Jadi sejak dua hari yang lalu sampai sebulan ke depan, Ayanna menginap di rumahnya.

Bruk bruk bruk

Anna merapikan buku-buku pelajaran Ayanna yang berantakan di atas meja belajarnya dan meletakan kembali pensil warna ke dalam tempatnya. Banyak gambar-gambar dan coretan di kertas yang berserakan di atas meja.

Anna mengambil dan melihat hasil gambaran Ayanna yang agak berantakan. Sebuah lukisan keluarga bahagia antara keluarga Amelie dan keluarganya yang masih utuh lengkap dengan kedua putranya. Pantas saja pagi ini dia telat bangun karena semalam dia menggambar 'keluarga bahagia' ini.

Setelah merasa bahwa kamar itu sudah rapi dan bersih kembali, Anna keluar dan menutup pintu kamar Ayanna.

---

Siang ini Anna hanya sendirian di rumah karena suaminya pergi ke rumah sakit untuk bekerja. Di saat-saat sendirian seperti ini, Anna suka melamun memikirkan kedua putranya yang sudah meninggal dan membayangkan seandainya mereka masih hidup maka mereka pasti sudah kelas lima dan kelas enam sekarang. Mereka akan bersekolah di sekolah yang sama dengan Ayanna dan Adora.

Diam-diam tanpa sepengetahuan suaminya dan keluarga Amelie, Anna masih sering mengeluarkan album foto kenangan bersama dengan kedua putranya lalu memandang foto-foto itu dengan penuh cinta. Anna mengelus foto-foto itu dengan jarinya dan lagi-lagi airmatanya jatuh membasahi plastik album itu.

Anna sudah berjuang untuk menerima kepergian putra-putranya dan terlihat kuat di depan keluarganya dan keluarga Amelie. Tetapi tidak akan pernah ada seorang ibu yang sanggup melupakan anak kandungnya sendiri. Tidak akan pernah ada yang bisa menggantikan posisi kedua putranya di hatinya. Ketika Anna menutup matanya, rasanya baru kemarin kecelakaan itu terjadi dan anak-anaknya direnggut dari sisinya.

"Tante Anna!" Teriak Ayanna baru pulang dari sekolah. Ayanna langsung menghampirinya dengan masih menggendong tas ranselnya. "Ah, maksudku Mama Anna..." Ayanna sudah terbiasa memanggil dengan sebutan tante karena Adora selalu di sisinya.

Anna segera menutup album foto itu dan menyembunyikannya di belakang punggungnya.

Ayanna melihat album foto itu disembunyikan dan Anna menyeka airmatanya. "Mama Anna... Kenapa menangis?"

"Ah, ini mata mama kemasukan debu. Tadi baru selesai bersih-bersih hehe," senyum Anna, "kenapa kamu hari ini pulang lebih cepat, Aya? Tadi pagi kamu telat ga? Apa kamu di hukum?"

Ayanna menggeleng, "hari ini ada rapat guru, Ma. Jadi kita dipulangkan lebih cepat. Kemarin sudah ada pemberitahuannya kok."

"Ohhh begitu... Maaf ya, mama tidak baca pemberitahuannya." Anna memeluk dan mengecup kening putrinya. "Sekarang Aya pergi mandi dulu ya. Mama siapkan makan siang,"

"Iya, Ma." Ayanna segera masuk ke dalam kamar.

Ayanna sangat kaget ketika meja belajarnya sudah rapi kembali. Ayanna langsung membongkar meja belajarnya mencari gambar yang dia buat kemarin malam dan bersyukur karena gambarnya tidak hilang.

Kemarin malam Ayanna menggambar sebuah keluarga bahagia yang selalu dia harapkan. Dia berharap Ken dan Arthur bisa kembali dan mereka bisa bersama kembali seperti dulu.

Ayanna masih tidak percaya kalau Ken dan Arthur meninggal karena tidak pernah ada bukti pasti yang menunjukkan bahwa mereka sudah meninggal. Ayanna ingin kembali ke Vila itu lagi untuk mencari Ken dan Arthur. Ayanna sudah mencari tahu di internet perjalanan ke Vila itu jika ditempuh dengan kendaraan umum. Ayanna mengangkat gambar itu tinggi-tinggi dan sangat puas dengan rencananya. Ayanna tidak sanggup melihat Anna menangis terus menerus mengenang Ken dan Arthur seperti hari ini.

---

Ayanna makan siang berdua dengan Anna dengan perasaan yang sangat senang sambil menggoyang-goyangkan kakinya.

"Hari ini kamu kelihatan senang sekali, Aya." Ucap Anna. "Ada apa di sekolah?"

"Besok kelas Aya akan mengadakan kemping di puncak selama seminggu, Ma. Aya ga sabar menunggu besok." Ayanna berbohong.

"Kok mama baru dengar? Sejak kapan diumumkan?"

"Sudah sejak bulan lalu. Pemberitahuannya sudah Aya berikan ke Mama Amelie. Mama Anna belum dengar?"

Anna menggeleng, "belum. Mungkin Mama Amelie lupa beritahu. Tapi ya sudah kalau Mama Amelie sudah tahu, mama akan ijinkan kamu pergi." Anna merasa tenang jika Amelie sudah tahu karena bagaimanapun Ayanna adalah anak kandung Amelie. "Setelah makan siang, mama akan bantu kamu mengemasi pakaianmu di koper," senyum Anna.

"Makasih, Mamaaaaa hehe,"

***

Keesokan harinya.

Jam enam pagi supir Anna yang mengantar Ayanna ke titik temu yang sudah ditunjukkan oleh Ayanna.

Lihat selengkapnya