The Montessori Toddler (Indonesian Edition)

Bentang Pustaka
Chapter #3

AKTIVITAS MONTESSORI UNTUK BALITA

AKTIVITAS MONTESSORI UNTUK SELURUH ANAK

Sering kali, cara termudah untuk memulai Montessori di rumah adalah dengan memulai aktivitasnya.

Aktivitas Montessori berdasar pada perkembangan menyeluruh anak. Kami memulai dengan mengamati anak untuk melihat apa yang mereka butuhkan. Kemudian, kami menyiapkan aktivitas yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan tersebut.

Kebutuhan balita terdiri atas: menggunakan tangan mereka dengan berbagai macam cara (melatih genggaman mereka, kemampuan untuk meraih hingga bagian tengah tubuh mereka, memindahkan barang dari satu tangan ke tangan lain, membawa benda, menggunakan kedua tangan bersama-sama); melatih gerakan motorik kasar; mengekspresikan diri; dan berkomunikasi.

Aktivitas Montessori untuk balita terdiri atas lima area utama, yaitu

1.          koordinasi mata-tangan;

2.          musik dan gerak tubuh;

3.          kegiatan sehari-hari;

4.          seni dan kerajinan; dan

5.          bahasa.

Daftar aktivitas Montessori untuk balita terlampir di halaman lampiran buku ini. Penulisan usianya hanya sebagai petunjuk. Pastikan mengikuti anak dan melihat aktivitas mana yang tetap bisa menarik perhatian mereka dan hilangkan aktivitas yang terlalu sulit atau terlalu mudah.

APA YANG MEMBUAT SUATU AKTIVITAS DIKATEGORIKAN MONTESSORI?

Aktivitas Montessori biasanya menargetkan suatu keterampilan. Contohnya, memasukkan bola melalui lubang kecil membuat anak menguasai satu keterampilan ini. Hal ini berbeda dari banyak mainan plastik tradisional yang menargetkan beberapa keterampilan sekaligus, dengan satu bagian untuk mendorong, satu bagian di mana bolanya jatuh, bagian lain yang berbunyi, dan seterusnya.

Kami juga lebih suka menggunakan bahan alami. Balita mengeksplorasi dengan semua indra mereka. Bahan alami seperti kayu menyenangkan untuk disentuh dan umumnya aman dimasukkan ke mulut, dan beratnya sering kali bergantung pada ukurannya. Meski kadang lebih mahal, mainan kayu sering kali lebih tahan lama dan bisa dibeli barang bekasnya, kemudian dilungsurkan ketika anak sudah tidak lagi bermain dengannya. Menyimpan aktivitas di kotak yang terbuat dari bahan alami, seperti keranjang anyaman, juga menambahkan elemen buatan tangan dan keindahan di dalam ruangan.

Banyak aktivitas Montessori yang terdiri atas bagian awal, tengah, dan akhir. Anak mungkin mulai dengan melakukan bagian kecil dari rangkaian aktivitasnya, dan begitu mereka berkembang, mereka akan mampu menyelesaikan siklus kerjanya secara penuh, termasuk mengganti aktivitas yang ada di rak. Mereka merasakan kedamaian ketika mempraktikkan aktivitasnya—dan kepuasan begitu mereka menyelesaikannya. Sebagai contoh, ketika merangkai bunga, seorang anak awalnya mungkin hanya tampak tertarik menuang air dan menggunakan spons untuk mengelap tumpahannya. Secara bertahap, mereka akan belajar semua langkahnya dan menyelesaikan siklus kerjanya, mengisi vas kecil dengan air, merangkai semua bunga, membereskan semuanya ketika sudah selesai, dan membersihkan air yang tumpah.

Aktivitas Montessori komplet. Penting bagi anak-anak untuk menyelesaikan suatu aktivitas agar mereka merasa menguasai aktivitas tersebut. Seorang anak bisa frustrasi, misalnya, ketika ada satu bagian puzzle yang hilang. Jika ada satu bagian yang hilang, kami menyingkirkan seluruh aktivitas itu.

Aktivitas sering diatur dalam nampan dan keranjang tersendiri. Dalam setiap nampan atau keranjang, ada semua hal yang diperlukan anak untuk menyelesaikan tugasnya sendiri. Contohnya, jika aktivitas itu menggunakan air, kita mungkin perlu menyertakan spons atau sarung tangan untuk membersihkan tumpahannya.

Anak-anak menguasai suatu aktivitas melalui pengulangan. Aktivitasnya harus benar-benar sesuai dengan level mereka—cukup menantang sehingga tidak terlalu mudah, tetapi juga tidak terlalu sulit hingga membuat mereka menyerah. Saya senang melihat barisan penjepit jemuran di sepanjang bagian atas lukisan yang digantung di rak penjemur—tanda bahwa seorang anak telah sibuk bekerja menguasai keahlian menjepit lukisan mereka untuk digantung agar kering.

Mereka mungkin berfokus dan hanya mengulangi salah satu bagian aktivitasnya. Contohnya, mereka mungkin berlatih meremas spons atau mengisi kendi dengan air dari keran. Kami mengamati dan memperbolehkan mereka mengulang dan terus mengulang bagian yang sedang berusaha mereka kuasai. Pada akhirnya, mereka akan beralih ke langkah selanjutnya dalam proses tersebut atau berganti melakukan aktivitas lain.

Seorang anak mempunyai kebebasan untuk memilih suatu aktivitas. Ruangan kami diatur untuk mendorong kebebasan memilih ini dengan menampilkan sejumlah aktivitas yang sedang berusaha mereka kuasai.

“Tugas mengajar menjadi mudah karena kami tidak perlu memilih apa yang kami harus ajarkan. Namun, kami harus menempatkan semuanya di depan anak untuk memuaskan hasrat jiwanya. Anak harus mempunyai kebebasan mutlak untuk memilih, kemudian dia tidak memerlukan apa pun, kecuali pengalaman berulang yang akan semakin ditandai oleh ketertarikan dan perhatian yang serius, selama dia berproses menguasai pengetahuan yang dia inginkan.”

—Dr. Maria Montessori, To Educate the Human Potential

BAGAIMANA MENUNJUKKAN AKTIVITAS

KEPADA ANAK

Saat mendapat pelatihan guru Montessori, kami belajar untuk menunjukkan cara melakukan setiap aktivitas di ruang kelas kepada anak-anak dengan memberi mereka “presentasi”. Dalam presentasi tersebut, setiap aktivitas dipecah menjadi langkah-langkah kecil, dari membawa nampan ke meja, sampai mempresentasikan langkah demi langkah setiap aktivitasnya, hingga mengembalikan nampan ke rak. Kami berkali-kali mempraktikkan presentasi untuk tiap aktivitas. Kemudian, jika anak-anak membutuhkan bantuan di kelas, kami memahami aktivitas itu dengan sangat baik karena sudah mempraktikkannya sehingga bisa berimprovisasi dan turun tangan untuk membantu sebanyak yang mereka butuhkan.

Kita bisa menggunakan pendekatan yang sama di rumah. Kita bisa menyiapkan suatu aktivitas, melakukannya sendiri terlebih dahulu, memecah aktivitas ke dalam langkah-langkah kecil, dan mempraktikkannya untuk melihat bagaimana anak kita bisa melakukannya.

Biarkan anak-anak memilih aktivitas yang menarik bagi mereka dan mencobanya sebisa mungkin tanpa campur tangan kita. Bahkan, jika mereka menjatuhkan sesuatu, kita bisa tetap duduk untuk melihat apakah mereka akan bereaksi dan mengambilnya sendiri. Ketika kita melihat bahwa mereka kesulitan dan menjadi frustrasi, kita bisa turun tangan dan mengatakan, “Perhatikan,” kemudian menunjukkan kepada mereka dengan perlahan, misalnya, cara membuka tutup stoples. Kemudian, kita mundur kembali untuk melihat bagaimana mereka mengatasinya.

Berikut adalah beberapa tip untuk menunjukkan suatu aktivitas kepada anak.

·            Gerakkan tangan dengan tepat dan perlahan sehingga anak bisa mengamati dengan jelas. Contohnya, uraikan semua langkah kecil yang kita lakukan untuk membuka kancing dan tunjukkan setiap langkahnya kepada mereka dengan perlahan.

·            Hindari berbicara ketika kita mendemonstrasikan—kalau tidak, anak tidak akan tahu apakah mereka perlu melihat kita, sementara kita bicara atau memperhatikan tangan kita.

·            Coba selalu menunjukkan cara yang sama kepada mereka untuk mempermudah mereka memahami langkah-langkah yang mungkin terlewat.

·            Pegang objek dengan cara yang bisa dilakukan oleh anak, contohnya, menggunakan dua tangan untuk membawa nampan, gelas, dan sebagainya.

·            Jika mereka tidak mau kita bantu, mereka mungkin mau menerima petunjuk verbal, misalnya, “Dorong, dorong.” Atau, kita bisa membiarkan mereka tetap mencoba sendiri sampai mereka menguasai tugasnya. Atau, mereka mungkin berhenti dan mencobanya lagi lain waktu.

SHOW

PRINSIP UMUM UNTUK DIINGAT

1.         Biarkan Anak Memimpin

Ikuti ketertarikan dan kecepatan anak. Kita harus membiarkan mereka berusaha memilih sendiri daripada menyarankan atau memimpin permainan. Biarkan mereka memilih aktivitas yang sedang ingin mereka kuasai—bukan sesuatu yang terlalu mudah atau terlalu sulit. Sesuatu yang menantang, tetapi tidak terlalu sulit sehingga mereka akhirnya menyerah.

2.         Biarkan Mereka Mengerjakan Aktivitas

Selama yang Mereka Mau

Begitu anak menguasai suatu aktivitas, kita tidak ingin mendesak mereka untuk menyelesaikannya—bahkan jika saudaranya sedang menunggu giliran. Begitu mereka menyelesaikan aktivitas tersebut, tanyakan apakah mereka ingin melakukannya lagi. Ini mendorong pengulangan dan memberi mereka kesempatan untuk mengulang, berlatih, menguasai aktivitas, dan meningkatkan konsentrasi mereka.

Idealnya, kita jangan sampai mengganggu fokus mendalam anak kita. Komentar sederhana yang kita lontarkan bisa mengalihkan perhatian mereka dari apa pun yang sedang ingin mereka kuasai, dan mereka mungkin akan meninggalkan aktivitas itu sepenuhnya. Tunggu sampai mereka meminta pendapat kita, turun tangan untuk menawarkan bantuan ketika mereka frustrasi, atau melihat dahulu apakah mereka sudah selesai sebelum kita membuat permintaan seperti menyuruh mereka ke ruang makan untuk makan malam.

3.         Hindari Mengetes Anak

Kita mungkin tidak sadar bahwa kita sering melakukannya, tetapi kita terus-menerus mengetes anak-anak kita. “Warna apa ini?” “Berapa banyak apel yang kupegang?” “Bisakah kamu menunjukkan kepada Nenek bagaimana kamu bisa berjalan?”

Saya juga melakukannya ketika anak laki-laki saya masih kecil. Saya sering memintanya mendemonstrasikan keterampilan baru atau menunjukkan beberapa trik baru sesuai arahan saya. Mungkin untuk pamer. Atau, mungkin untuk mendorongnya agar lebih cepat belajar.

Sekarang saya melihat bahwa ini semacam tes untuk seorang anak. Biasanya hanya ada satu jawaban yang benar. Jadi, jika jawaban yang mereka berikan salah, kita tidak punya pilihan lain, kecuali mengatakan, “Bukan, bunga itu kuning, bukan biru.” Itu tidak begitu bagus untuk membangun kepercayaan diri anak.

Lebih baik kita terus menamai benda-benda, bertanya untuk membangkitkan rasa ingin tahu mereka, dan melakukan pengamatan untuk melihat apa yang sudah dikuasai oleh anak dan apa yang masih mereka latih.

Sekarang saya hanya akan mengetes seorang anak jika saya yakin 100% bahwa mereka tahu jawabannya dan akan senang memberi tahu saya. Contohnya, jika mereka sudah bisa mengidentifikasi objek warna biru sendiri, saya bisa menunjuk pada benda yang berwarna biru dan bertanya, “Warna apa ini?” Mereka akan senang ketika menyahut, “Biru!” Biasanya ini dimulai ketika mereka berusia sekitar 3 tahun.

4.         Bereskan Aktivitas ketika Sudah Selesai

Ketika anak selesai mengerjakan suatu aktivitas, kita bisa mendorong mereka untuk mengembalikannya ke tempatnya semula di rak. Rutinitas ini menekankan bahwa ada awal, tengah, dan akhir dari setiap tugas. Selain itu, mengembalikan sesuatu ke tempat khususnya di rak menghadirkan keteraturan dan ketenangan pada ruangan.

Dengan balita yang masih kecil, pertama-tama kita bisa memberi contoh di mana benda-benda disimpan dan mengenalkan kegiatan mengembalikan barang-barang sebagai bagian terakhir suatu aktivitas. Setelah itu, kita bisa mulai bekerja bersama anak kita untuk mengembalikan barang ke rak—mereka mungkin bisa membawa satu bagian dan kita membawa bagian lainnya. Kemudian, dari fondasi ini, kita bisa mengembangkannya dengan mendorong mereka untuk mengembalikan barang sendiri, sebagai contoh, dengan mengetuk rak tempat barang itu seharusnya berada. Lambat laun, kita akan melihat mereka semakin sering mengembalikan barang dengan sendirinya.

Mereka mungkin tidak melakukannya setiap hari, seperti kita yang tidak ingin memasak setiap hari. Alih-alih memaksa mereka melakukannya, kita bisa mengatakan, “Kamu ingin aku yang melakukannya? Oke, aku akan membawa yang ini dan kamu membawa yang itu.”

Bahkan, anak-anak yang sudah besar perlu bantuan untuk memecah tugas menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah ditangani. “Pertama, kembalikan bloknya, kemudian kita akan mengembalikan buku-bukunya.”

Jika mereka sudah beralih melakukan aktivitas lain, biasanya saya tidak memecah konsentrasi mereka. Sebagai gantinya, saya membereskan aktivitasnya, memberi contoh apa yang harus mereka lakukan lain kali. Mereka mungkin tidak benar-benar melihat kita melakukannya, tetapi mereka bisa saja melihat kita dari sudut mata mereka atau secara tidak sadar menyerap apa yang kita lakukan.

5.         Teladan, Teladan, Teladan

Anak kita belajar banyak hal dari mengamati kita dan orang-orang di sekitar mereka. Jadi, kita bisa berpikir bagaimana seorang anak kecil bisa berhasil dan menirunya—misalnya, mendorong kursi kita dengan dua tangan, menghindari duduk di meja rendah atau rak, dan hanya membawa satu hal setiap waktu.

6.         Perbolehkan Mereka Menggunakan Setiap Material, tetapi Hentikan ketika Digunakan Tidak dengan Sepantasnya

Seorang anak akan mengeksplorasi aktivitas dengan cara yang berbeda-beda (dan sering kali dengan cara yang tidak kita harapkan). Kita tidak ingin membatasi kreativitas mereka dengan ikut campur untuk mengoreksi mereka. Jika mereka tidak merusak materialnya, melukai diri sendiri atau orang lain, tidak ada gunanya menginterupsi mereka. Kita mungkin bisa membuat catatan dalam hati untuk menunjukkan kegunaan material tersebut kepada mereka lain waktu. Contohnya, jika seorang anak menggunakan alat penyiram tanaman untuk mengisi ember, kita bisa menunjukkan kepada mereka pada waktu yang netral cara menggunakan alat tersebut untuk menyiram tanaman.

Akan tetapi, jika anak menggunakan objek tidak dengan sepantasnya, kita boleh turun tangan dengan lembut. Contohnya, “Aku tidak bisa membiarkanmu memukulkan gelas itu ke jendela.” Setelah itu, kita bisa menunjukkan kepada mereka bahwa gelas digunakan untuk minum dan menunjukkan aktivitas yang membuat mereka bisa menggunakan keterampilan itu, contohnya, memukul drum atau melakukan aktivitas sederhana dengan palu dan paku.

7.         Memodifikasi Aktivitas agar Sesuai dengan Level Mereka

Kita mungkin bisa memodifikasi suatu aktivitas untuk membuatnya lebih mudah atau lebih sulit. Contohnya, jika anak kita kesulitan memasukkan bentuk ke pemilah bentuk, kita bisa menggunakan bentuk yang lebih sederhana (seperti silinder) dan menyingkirkan bentuk-bentuk yang lebih rumit. Setelah itu, kita bisa menaikkan tingkat kesulitannya sedikit demi sedikit dengan menambahkan beberapa bentuk seiring semakin berkembangnya keterampilan anak kita.

Untuk anak yang lebih kecil, konsentrasi anak kadang meningkat ketika ada lebih sedikit barang di suatu set. Contohnya, di kelas saya, biasanya kami mempunyai lima sampai delapan hewan di kandang kayu kami yang selalu digunakan sepanjang waktu. Kami bisa menambahkan hewan lain seiring dengan bertumbuhnya anak-anak.

8.         Tata Material di Rak dengan Urutan dari yang Paling Mudah hingga Paling Sulit

Dengan meletakkan material di rak dengan tingkat kesulitan yang meningkat dari kiri ke kanan, kita membantu anak beralih dari aktivitas yang lebih mudah ke aktivitas yang lebih sulit. Jika mereka mendapati suatu aktivitas terlalu sulit, mereka bisa kembali ke aktivitas sebelumnya.

9.         Manfaatkan Barang yang Tersedia

Anda tidak perlu membeli semua material yang ditampilkan dalam buku ini. Material-material tersebut hanya digunakan untuk memberi ide mengenai jenis aktivitas yang akan menarik minat balita. Material yang mirip bisa dibuat dari benda-benda yang sudah kita miliki dan ada di sekitar rumah.

Berikut adalah beberapa contohnya.

·   Jika anak kita tertarik melihat bagaimana koin masuk slot, ketimbang membeli kotak koin, kita bisa membuat slot kecil di kotak sepatu dan menawarkan beberapa kancing besar agar anak bisa memasukkannya melalui lubang itu.

·   Jika anak kita tertarik meronce, mereka bisa meronce pasta penne kering ke tali sepatu yang ujungnya diikat dengan simpul besar.

·   Jika anak kita tertarik membuka dan menutup sesuatu, kumpulkan dan cuci stoples-stoples bekas sehingga anak kita bisa berlatih membuka dan menutup stoples. Gunakan dompet bekas dengan kuncian yang berbeda. Sembunyikan beberapa benda menarik di dalamnya yang bisa mereka temukan.

10.      Hati-hati dengan Bagian yang Kecil dan Objek yang Tajam

Aktivitas Montessori sering melibatkan benda yang memiliki bagian kecil atau mungkin melibatkan pisau maupun gunting. Aktivitas seperti ini harus selalu diawasi. Kita tidak perlu selalu membayangi mereka—walaupun begitu, kita tetap mengamati dengan tenang untuk memastikan mereka menggunakan benda-benda itu dengan cara yang aman.

BAGAIMANA

MENYIAPKAN SUATU AKTIVITAS

Biasanya balita memilih apa yang hendak dimainkan berdasarkan apa yang terlihat menarik bagi mereka untuk saat itu.

Jadi, alih-alih sekadar meletakkan aktivitas di rak, saya merekomendasikan Anda meluangkan beberapa menit untuk menyiapkan aktivitas tersebut sehingga terlihat lebih menarik bagi anak kita.

1.          Pajang di rak. Ketimbang menyimpan aktivitas di kotak mainan, akan lebih mudah bagi balita untuk melihat apa yang tersedia ketika kita menyiapkan beberapa benda di luar dan menaruhnya di rak.

2.          Buatlah aktivitas itu tampak menarik. Meletakkan suatu aktivitas ke dalam keranjang atau nampan membuatnya lebih menarik bagi seorang anak. Jika anak sudah kelihatan tidak tertarik lagi pada aktivitasnya, kadang mengubah nampannya bisa membuat aktivitas itu tampak lebih menarik.

3.          Tunjukkan suatu aktivitas dalam satu set. Nampan atau keranjang bisa digunakan untuk menaruh semua hal penting dalam satu tempat. Contohnya, di atas nampan play dough kita bisa menyertakan kotak berisi play dough; alat yang bisa mereka gunakan untuk membentuk, memotong, dan membuat pola; serta alas untuk melindungi meja.

4.          Siapkan segalanya sehingga anak kita bisa melakukannya sendiri. Di area melukis, kita bisa menggantung celemek di salah satu sisi dudukan kanvas dan kain basah di sisi lain yang siap digunakan untuk mengelap tumpahan, menyeka tangan mereka, atau membersihkan dudukan kanvas tersebut ketika mereka sudah selesai melukis. Kita juga bisa menyediakan sekeranjang penuh kertas kosong sehingga mereka bisa mengambil kertas sendiri dan tali dengan penjepit jemuran sehingga mereka bisa menggantung lukisan mereka sampai kering. Anak yang lebih kecil perlu dibantu melakukan langkah-langkah ini. Namun, lambat laun mereka akan bisa melakukan lebih banyak hal seorang diri.

5.          Bongkar aktivitasnya. Aktivitas yang sudah lengkap akan tampak kurang menarik bagi balita daripada aktivitas yang dibiarkan belum dikerjakan. Bongkar aktivitasnya sebelum mengembalikannya ke rak. Tempatkan potongan-potongannya di mangkuk sebelah kiri (misalnya potongan puzzle) dan aktivitasnya di sebelah kanan (tatakan puzzle yang kosong). Melacak pergerakan dari kiri ke kanan merupakan persiapan tidak langsung untuk membaca.

BAGAIMANA

MENYIAPKAN SUATU AKTIVITAS

ELEMEN

·                 Nampan

·                 Bongkar

·                 Kiri ke kanan

·                 Dari yang paling mudah hingga paling sulit dijajarkan di rak

·                 Disesuaikan dengan tinggi anak

·                 Tampak indah untuk menarik minat anak

·                 Menantang untuk anak—tidak terlalu mudah, tidak terlalu sulit

·                 Semuanya sudah siap

·                 Benda yang bisa ditangani oleh anak seorang diri

No. 1 CAT AIR

Di atas nampan:

·                 kuas;

·                 stoples kecil dengan sedikit air;

·                 tatakan cat air (mulai dengan satu warna jika Anda bisa menemukan warnanya secara terpisah agar warnanya tidak bercampur).

Sediakan juga:

·                 alas untuk melindungi meja;

·                 kertas gambar (sedikit lebih tebal daripada kertas biasa);

·                 serbet untuk mengelap tumpahan.

NO. 2 MENYIAPKAN MEJA

Kita bisa menunjukkan kepada anak kita cara menyiapkan meja dengan menyediakan hal-hal berikut:

·                 cangkir keramik, berukuran cukup kecil sehingga bisa dipegang balita;

·                 mangkuk atau piring;

·                 garpu kecil, sendok (pisau jika anak Anda menggunakannya).

Sediakan juga:

·                 sebuah alas makan yang diberi tanda untuk meletakkan garpu, sendok, pisau, mangkuk, dan gelas.

JENIS-JENIS AKTIVITAS

01/ KOORDINASI MATA-TANGAN

Balita terus-menerus mengasah kemampuan menggenggam mereka dan berlatih menggunakan dua tangan secara bersamaan. Carilah cara-cara baru untuk mengasah gerakan ini.

Aktivitas Meronce

Meronce membuat anak kita mengasah kemampuan menggenggam, koordinasi mata-tangan, dan ketangkasan mereka, serta memberi kesempatan berlatih mengerjakan sesuatu dengan dua tangan secara bersamaan.

·            Sampai usia 12 bulan, bayi akan mampu mengambil cincin besar dari pasak dan mulai menggantinya.

·            Balita kecil mulai mampu mengurutkan cincin ini dari yang paling besar hingga yang paling kecil.

·            Ada juga versi yang terdiri atas pasak tiga warna (merah, kuning, dan biru) dan tiga cincin yang warnanya sesuai. Pada awalnya, anak akan tertarik memasukkan cincin ke pasak mana pun. Pada akhirnya, mereka akan mulai menempatkan cincin merah ke, katakanlah, pasak biru, berhenti, melihat ke pasak merah, dan memindahkan cincin merah ke pasak merah untuk mencocokkan warnanya.

·            Kita bisa menawarkan kepada anak cara-cara mengurutkan cincin secara horizontal—alih-alih pasak vertikal, kita bisa membuat versi horizontalnya. Aktivitas ini mengenalkan gerakan yang disebut crossing the midline atau melintasi garis tengah, di mana anak membuat gerakan dengan satu tangan dari satu sisi tubuh ke sisi lain melewati garis tengah tubuh mereka.

·            Kemudian, kita bisa mengganti aktivitasnya dari meronce ke merangkai manik-manik. Langkah selanjutnya yang bagus untuk dilakukan adalah menawarkan anak beberapa manik-manik dan sebuah tongkat kayu yang panjangnya sekitar 30 cm di awal kegiatan.

·            Selanjutnya, kita bisa menawarkan tali sepatu dan beberapa manik-manik. Buatlah seperangkat alat meronce yang tali sepatunya dilengkapi ujung berbahan kayu dengan panjang sekitar 3–4 cm. Itu akan membuat aktivitasnya lebih mudah bagi balita yang lebih kecil.

·            Kemudian, kita berganti aktivitas dengan merangkai manik-manik yang lebih besar pada tali sepatu biasa ….

·            ..., kemudian merangkai manik-manik kecil ke tali sepatu tipis.

Aktivitas Menempatkan Objek

Dengan aktivitas menempatkan objek, anak mempelajari cara melepaskan suatu benda ke dalam wadah dan mulai memahami kekekalan objek (yang berarti ketika sesuatu tidak terlihat lagi, objek tersebut bisa kembali).

·            Sampai usia 12 bulan—bayi senang memasukkan bola-bola ke kotak atau memukul bola agar masuk ke lubang menggunakan palu.

·            Sekitar usia 12 bulan—aktivitas balita kecil berganti menjadi mendorong bentuk melalui lubang, mulai dengan sebuah silinder. Kemudian, mereka bisa melanjutkan ke bentuk yang lebih rumit seperti kubus, prisma segitiga, dan seterusnya.

·            Seiring meningkatnya ketangkasan, anak bisa mulai memasukkan koin besar (atau koin poker) ke slot yang sempit. Di kelas kami, memasukkan koin ke kotak koin dengan kunci adalah salah satu aktivitas favorit anak-anak.

Aktivitas Membuka dan Menutup

Cara lain untuk melatih keterampilan tangan anak adalah dengan memberi mereka kesempatan untuk membuka dan menutup berbagai wadah.

·            Gunakan dompet bekas dengan bukaan berpenjepit, stoples kosong, wadah dengan kancing tekan, dompet dengan ritsleting, dan sebagainya. Saya menyembunyikan objek yang berbeda di dalamnya agar bisa ditemukan oleh anak—mainan bayi kecil, dadu, gasing, gantungan kunci tanpa kunci, dan sebagainya.

·            Siapkan kotak uang yang bisa digunakan anak untuk membuka dan menutup berbagai macam kunci (termasuk gembok dengan kuncinya) agar mereka bisa menemukan benda kecil yang disembunyikan di dalamnya.

Papan Pasak dan Karet Gelang; Mur dan Baut

Aktivitas ini merupakan cara yang bagus untuk mengasah perkembangan motorik halus anak.

·            Anak mengembangkan koordinasi mereka dengan meregangkan karet gelang di papan pasak.

·            Anak bisa mengencangkan sebuah baut ke mur dengan satu tangan memegang baut, sementara tangan lainnya memutar mur yang membuat kedua tangan mereka bekerja bersama.

·            Tawarkan berbagai ukuran mur dan baut sehingga anak bisa mengaturnya sesuai ukuran.

Memilah

Mulai usia sekitar 18 bulan, balita sangat tertarik memilah benda-benda berdasarkan warna, jenis, dan ukurannya. Sediakan sekelompok benda (atau lebih baik lagi, temukan benda-benda tersebut dengan anak di pantai, hutan, atau kebun). Taruh semuanya di mangkuk besar untuk dipilah ke dalam mangkuk yang lebih kecil. Wadah dengan kompartemen terpisah juga bagus digunakan untuk aktivitas memilah. Beberapa contoh objek yang bagus untuk latihan memilah, antara lain

·            kancing dengan dua atau tiga warna/ukuran/bentuk berbeda;

·            cangkang kerang, dua atau tiga jenis; dan

·            kacang dengan kulitnya, dua atau tiga jenis.

Tas Stereognostik

Sekitar usia 2,5 tahun, anak akan tertarik menebak sebuah objek hanya dengan meraba bentuknya. Oleh karena itu, mulailah bersenang-senang dengan tas stereognostik atau yang lebih dikenal sebagai tas misteri. (Stereognosis adalah kemampuan untuk mengetahui suatu objek dengan meraba bentuknya.)

Cari satu tas (idealnya yang susah diintip) dan letakkan beberapa jenis objek di dalamnya. Anak bisa memasukkan tangannya ke tas dan menebak apa yang mereka raba, atau kita bisa menyebutkan sebuah nama dari benda di dalam tas yang bisa mereka raba.

·            Letakkan benda-benda acak di dalam tas atau objek dengan tema tertentu atau pasangan objek yang masing-masing item-nya terdiri atas dua benda yang sama.

·            Pilih objek yang bentuknya sangat berbeda, seperti kunci atau sendok, ketimbang benda seperti hewan yang lebih sulit dibedakan.

Puzzle

Bayi dan balita kecil senang menceraiberaikan puzzle. Puzzle berpegangan di mana potongan-potongannya disesuaikan dengan bentuk yang sudah dirancang cocok untuk anak usia ini. Ketika anak Anda berusia sekitar 18 bulan, mereka mungkin bisa memasang bentuk sederhana ke dalam tatakan puzzle.

·            Balita yang masih kecil bisa memulai dengan puzzle sederhana yang terdiri atas tiga sampai lima potongan puzzle berukuran besar. Bahkan, jika anak tidak bisa memasang kembali potongan tersebut, mereka sedang mengasah perkembangan motorik halus mereka. Dalam kasus ini, saya akan turun tangan untuk memberi contoh cara memasang potongan itu sehingga mereka bisa mengulangi proses menarik potongan itu kembali.

·            Sejak usia sekitar 18 bulan, anak bisa beralih ke puzzle dengan sembilan potongan yang dilengkapi pegangan berukuran lebih kecil atau tanpa pegangan.

·            Tahap selanjutnya adalah jigsaw puzzle. Beberapa puzzle tampak seperti puzzle tradisional yang semua potongannya berukuran sama. Puzzle lain berbentuk sebuah objek—misalnya, bentuk pohon. Tingkat kesulitannya bergantung pada jumlah potongannya.

Catatan: Anak kecil tidak menyelesaikan jigsaw puzzle dengan cara yang sama dengan orang dewasa. Orang dewasa sering memasang potongan yang letaknya di sudut terlebih dahulu. Anak-anak, sebaliknya, cenderung mengerjakan puzzle-nya secara spasial dengan melihat potongan mana saja yang cocok satu sama lain. Ketika mereka kali pertama mengerjakan jigsaw puzzle, kita bisa mengambil giliran pertama untuk menunjukkan kepada mereka atau memberi mereka dua potongan yang cocok pada saat bersamaan. Lambat laun, mereka akan semakin sering melakukannya sendiri sampai mereka menguasainya.

02/ MUSIK DAN GERAK TUBUH

Musik

Setiap manusia perlu bergerak dan setiap kebudayaan mempunyai sejarah panjang mengenai menyanyi dan menari. Kita tidak harus bisa menyanyi atau mahir memainkan alat musik agar anak-anak kita menikmati musik di rumah. Jika kita menikmatinya, mereka juga akan menikmatinya. Membuat suara dengan instrumen, menirukan ritme yang dibuat anak kita, mencontoh gerakan yang mereka buat, atau memainkan permainan mulai-dan-berhenti juga sama menyenangkannya dengan menyanyikan lagu.

Contoh instrumen musik yang cocok untuk balita, antara lain

·      instrumen untuk digoyang-goyang, seperti marakas, tambur, gourd, dan shaker;

·      instrumen untuk dipukul dengan stik, seperti xilofon, drum, atau tone block;

·      instrumen yang ditiup, seperti harmonika atau seruling; dan

·      kotak musik yang bisa kita putar pegangannya untuk menghasilkan nada.

Mendengarkan musik adalah suatu aktivitas. Meski sedikit kuno, pemutar CD atau iPod lama (yang hanya bisa menyimpan musik) membuat seorang anak bisa memilih musik untuk diri mereka sendiri. Bahkan, kita bisa menyediakan karpet yang bisa mereka bentangkan sebagai alas untuk menari.

Banyak anak yang bergerak karena dorongan insting ketika mendengar musik. Sebuah keluarga mungkin mempunyai tarian tradisional yang senang mereka tampilkan atau tonton. Menyanyi secara spontan yang diikuti gerakan juga menyenangkan, seperti menanyikan “The Wheels on the Bus” atau “Kepala, Pundak, Lutut, Kaki”.

Mengajak anak kecil ke konser juga menyenangkan—banyak gedung konser yang mengizinkan anak-anak kecil ikut menonton atau menggelar pertunjukan khusus bagi anak-anak yang memperbolehkan mereka melihat-lihat instrumennya pada akhir acara.

Gerak Tubuh

Kita bisa memberi anak kita banyak kesempatan untuk bergerak, antara lain

·            berlari;

·            melompat;

Lihat selengkapnya