The Moon and His Shadow

Muchsalmina MD
Chapter #1

Moonhowl

Sepasang merpati datang pada awal musim hujan di akhir bulan oktober, mengajari bagaimana hidup berdampingan dengan hujan. Dia yang dahaga dan selesa adalah semua yang mereka tahu. Air, angin, awan, dan langit yang sayu. Saudagar terpanas dan pujangga merah yang selalu meniupkan baris-baris sejuk.

Mereka telah menjadi tuan rumah yang mengundang takjub, dengan ayat-ayat yang di ukir oleh istrinya dengan patut. Pemain bergerak dengan lidahnya, bertiup dengan lembut, memasukkan napas ke dalam udara, membakar, dan membuat semarak.

Mereka membungkus nama di dalam tulang rusuk dan membuatnya tetap hangat, dan terus mengalir dengan deras; di samping, di sekitar. Mereka menidurkan orang-orang saat fajar, memperkuat simpul dan menjadi air bagi dahaga-dahaga.

Setiap pengalaman dan kisah mereka selalu dituangkan ke dalam adegan-adegan dengan romansa, melalui puisi-puisi istrinya. Tidak ada pasangan yang berkembang layaknya mereka, seolah-olah mereka adalah cermin dari kebahagiaan sejati yang diimpikan oleh orang-orang lain.

Kabar berhembus secepat angin, penonton kian berjamur, bahkan mereka bersuka ria dengan kisah-kisah yang disajikan. Akhir yang bahagia, seperti impian semua orang.

Tiada celah yang tampak, semua tertangkap. Tentang kerumunan pekerja dan pemirsa di dalam ruang maupun di luar pada larut malam musim dingin. Duduk tanpa basa-basi, berdiri tanpa konvensi, berjalan tanpa seremoni. Hanya tentang pria yang mencintai dan wanita yang dicintai. Terang-terangan mendekap bersama, sementara yang lain memegang tangan. Sibuk di tengah-tengah kebisingan pasangan lainnya. Datang dan pergi, berbicara dan tertawa, diam dan menggoda, di sana mereka puas, bahagia bersama, sedikit bicara, dan mungkin hanya dengan isyarat semata.

Hanya itu yang mereka bawa ke sini, hati dan cinta. Hati dan semua ladang rumput yang menggunung dan luas. Yang tak dapat dihitung dan hampir melupakannya dan semua lebah yang tinggal di sarangnya mulai menikmati madu mereka. Saling ketergantungan di luar kendali.

Mereka memiliki hati yang sangat baik untuk orang-orang, terutama yang membutuhkan. Mereka selalu terbuka untuk siapapun, bahkan untuk yang baru mereka temui yang berpotensi memanfaatkan dari kebaikan mereka. Namun mereka sedikitpun tidak mempermasalahkan itu.

Bagi orang lain mereka adalah tuan rumah yang murah hati dan mereka hanya menganggap ini sebatas keberuntungan belaka, begitulah pandangan mereka.

Mereka membuat diri seperti jurang, semua hal baik berjelejehan, kembali kepada mereka dan kembali menerima kelimpahan. Terdengar menyejukkan bagi dia yang kesukaran. Mereka sungguh memiliki cara yang indah untuk menikmati.

Ketika jurang semakin meninggi dan penuh, bagaimana dengan dia yang memerlukan air? Tenggelam, kedinginan, atau kekenyangan?

Lihat selengkapnya