Banyak pagi yang mulia telah ia lihat dari dunia yang menyedihkan, ronanya bersembunyi, Membias tak terlihat mengalir dengan aib.
Meski begitu mataharinya pada pagi hari ini bersinar dengan semua kemegahan kemenangan di bibirnya. Tapi, sayangnya, dia belum memilikinya.
Melalui jendela, dan melalui tirai ia terpanggil. Apakah ini musim cinta? Pinang muda yang cerdik, tipuan. Cerita-ceritanya terhambat, dan juga terlambat yang membuat orang-orang datang menagih, datang memberi tahu pemilik istana bahwa raja memerlukan kisah-kisah itu. Kesatria itu tidak memanen apa-apa dan kembali ke kantor dengan beberapa janji yang dititipkan.
Cinta, semuanya sama, tidak ada pagi atau malam, minggu atau bulan, musim atau iklim, begitu juga dengan jam, menit, detik, yang kain waktu. Semuanya sama, karena waktu berhenti.
Sinarnya, begitu mulia dan kuat. Mengapa ia terus terpesona? Dia bisa menutupi dan menghalangi mereka dari pandangan, tapi dia malah membiarkan mereka kehilangan penglihatannya terlalu lama. Apa yang mereka lakuakan? Apa yang mereka rencanakan?
Mereka hanya mempermainkan kita. Semua menjaga kehormatan, dengan alkimia saling bereaksi melalui udara yang berkontraksi demikian. Menghangatkan dunia, bersinar di setiap sudut, dan membayangkan satu sama lain ada di mana-mana.
Bayangan-bayangan mencium bibir lesu, sebelum mereka bisa bangkit dan bergegas. Mereka bersinar dalam diam tanpa mimpi yang keluar. Saling memeluk erat dan erat, dada ke dada, menghangatkan. Bibir ke bibir, memanaskan dan anggota badan ke anggota badan, melebur sampai mereka mati karena cinta.
Pemandangan yang begitu menyentuh dalam keagungan mereka. Memakainkan pakaian satu sama lain dalam keindahan pagi: sunyi, membayang. Kuas, cat, kanvas, palet, easel, dan pena, kertas, buku, mesin tik tergeletak terbengkalai di atas bidang, di bawah langit
Semuanya cerah dan berkilauan di udara tanpa asap. Tidak pernah kimiawi bercampur seperti ini, lebih indah dalam kemegahan. Mereka tidak pernah melihat sebelumnya, tidak pernah merasakan, ketenangan yang begitu dalam!
Pena meluncur dengan keinginannya sendiri. Ya Tuhan! Cat-cat tampak menari. Dan semua seni yang kuat itu menikmati dalam teriakan.
Ketukan mesin tik di samping jendela di ruang tamu, dan di sepanjang ketukan yang panjang, ia tidak menyadari gelombang kabut kelabu berhenti di atasnya, rintik-rintik tenggelam di dasar dan menumbuhkan ayat-ayat di sepanjang lembaran yang berima.
Dongengnya diperbarui, dan harapannya juga, berkat bunga di antara embun pagi. Sekarang ia keluar untuk melihat, kedinginan berlalu melalui lautan langit dan awan sungai meneduhkannya di dataran berumput.
Udara yang lembut menghiburnya dan dalam kegembiraan meneguk udara di dataran kesenangan, berlarian untuk mengambil janji yang telah dia titipkan.