The Morning Sky After Pain

Shavrilla
Chapter #3

BAB 3 - Menikah? Mari Lakukan Itu

Waktu terus berlalu, tidak terasa Leon sudah sebulan tinggal di apartemen Disa.

Pada malam hari.

Leon duduk bersandar di sofa, memperhatikan Yuka yang mulai tertidur di tempat tidur bayi.

Tak ada suara selain detik jarum jam dan napas bayi yang teratur.

Tiba-tiba, suara langkah ringan terdengar dari arah lorong. Leon menengok ke atas, melihat Disa muncul dari arah dapur, membawa dua cangkir teh chamomile. Ia mengenakan piyama pendek berbahan katun, berwarna pastel, rambutnya digerai. Ia tampak begitu alami dan entah kenapa, bagi Leon justru itu yang membuatnya terlihat terlalu cantik untuk momen ini.

Disa memberikan secangkir teh “Kak Leon,” ucapnya dengan suara lembut Disa mengganggu pikiran Leon.

Leon berdeham pelan, mengalihkan pandangan, mencoba fokus pada teh, bukan pada kaki jenjang Disa yang terlihat dari balik piyamanya.

Disa duduk di sampingnya.

Leon mengambil cangkir itu, lalu bertanya dengan suara rendah, “Belum tidur?”

“Belum. Kakak sendiri, apa yang sedang di pikirkan, Kak?” balas Disa meneguk tehnya perlahan.

Leon menatap ke dalam cangkir sebelum menjawab, “Aku harus kembali ke rumahku. Setidaknya… aku bisa mulai membereskan hidupku lagi. Aku ingin membawa Yuka tinggal di sana. Tapi… aku ingin kamu juga ikut bersama kami.”

Disa terdiam sejenak. Matanya menatap Leon penuh ketenangan.

“Kau ingin aku ikut tinggal di rumahmu?” Tanyanya pelan.

Leon mengangguk “Ya, kalau kamu bersedia”.

”Rumah itu tidak semewah apartemenmu. Tapi itu rumah yang penuh kenangan… tentang orangtuaku, adikku. Walaupun luas, perabotannya minim. Butuh sedikit pembenahan, tapi cukup nyaman.” Ucapnya untuk meyakinkan Disa.

Ia menarik napas dalam, lalu melanjutkan dengan suara yang sedikit bergetar, “Jika aku sendirian, aku merasa akan gagal lagi.”

Leon menatap Disa dalam-dalam.

“Ini mungkin terdengar tiba-tiba. Tapi aku ingin Yuka tumbuh dengan kasih sayang. Dan kamu… kamu sendiri bilang akan menyayanginya kan?”

Disa memandang Leon lama, lalu menunduk, mengusap sisi cangkirnya.

“Kak Leon…” suara Disa hampir seperti berbisik.

“Kalau itu emang keinginanmu, aku bersedia.” Ucapnya dengan rasa syukur atas permintaan  Leon.

“Tapi Disa… ” Ucap Leon sedikit ragu.

“Yuka butuh stabilitas. Kita… juga butuh pondasi yang jelas jika ingin hidup bersama.” Ucap Leon pelan.

Leon tersenyum tipis, menatap canggung ke arah Yuka.

Disa pun menoleh ke arah tempat tidur Yuka dan berkata, “Kita akan membesarkannya bersama”.

Lihat selengkapnya